By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Dayok Binatur, Kuliner Penuh Makna dari Suku Simalungun
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Dayok Binatur, Kuliner Penuh Makna dari Suku Simalungun
Warisan Budaya

Dayok Binatur, Kuliner Penuh Makna dari Suku Simalungun

Ridwan
Last updated: 09/10/2024 03:00
Ridwan
Share
3 Min Read
Foto: Wikimedia Commons
SHARE

Dayok Binatur adalah kuliner yang berupa ayam kampung jantan dari suku Simalungun, Sumatera Utara. Cara memasakannya dipanggang atau digulai. Meski hanya sekedar ayam, namun kuliner ini memiliki banyak makna didalamnya. 

Seringnya suatu kuliner mempresentasikan sebuah simbol, ataupun makna bagi suatu daerah yang diwariskan secara turun temurun. Salah satunya adalah kuliner dari suku Simalungun, dari Sumatera Utara, yang bernama Dayok Binatur.  Meski dibuat dari bahan yang mudah ditemukan, tetapi memiliki banyak simbol dan makna bagi suku Simalungun. Berikut selengkapnya

Dayok Binatur adalah kuliner khas dari suku Simalungun, Sumatera Utara. Secara harfiah, Dayok artinya ayam dan Binatur artinya diatur. Jadi Dayok Binatur maknanya ayam yang dimasak kemudian disajikan secara teratur yang membentuk sebagaimana ayam hidup. Setiap susunan tersebut memiliki makna tersendiri

Kuliner ini biasanya disajikan dalam acara pernikahan, kematian, peresmian rumah baru, syukuran dan lainnya. Bahan dasarnya adalah ayam kampung jantan yang dimasak dengan bumbu, dimasak dengan dipanggang, atau dimasak dengan cara digulai. Setiap pengolahannnya berbeda tergantung dari upacara adat yang dilakukan. 

Makna Filosofi Kuliner Dayok Binatur

Bahan dasar dari Dayok Binatur adalah ayam kampung, yang menurut suku Simalungun mempresentasikan banyak makna, yaitu:

Ayam dipilih sebagai bahan utama karena melambangkan binatang yang disiplin terhadap waktu, tekun, dan teratur. Alasannya karena ayam biasanya akan berkokok sebelum orang-orang bangun. Dipilih jenis ayam kampung karena mencerminkan tiga hal yaitu: Girah puho, artinya bangun cepat di pagi hari. Marhaer lobe ase mangan, maksudnya induk jantan maupun betina akan berusaha mencari makanan. Terakhir Makhopkop anakni. artinya adalah melindungi anaknya.  Penyajiannya disusun secara menyerupai bagaimana ayam yang hidup. Susunan ini melambangkan tanda kehidupan yang teratur, dan saling melengkapi satu sama lain. 

Di beberapa daerah, ayam jantan tidak harus selalu yang digunakan. Penggunaan ayam betina, bermakna kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya dan rela berkorban untuk anaknya. Penyusunan pada bagian kepala ayam biasanya menghadap penerima kuliner. Susunan tersebut melambangkan bahwa suku Simalungun memiliki sikap yang menghormati, sopan, dan santun. Namun, ketika digunakan untuk upacara kematian, maka kepala ayam diletakkan di tengah cabang dari tulang dada ayam menghadap ke atas. Hal ini melambangkan ikut berduka cita. 

Dayok Binatur meskipun bahan dasarnya hanya dari ayam, namun memiliki banyak makna. Kuliner ini bukan menjadi makanan sehari-hari dan hanya disajikan pada saat-saat tertentu. Tanpa makanan ini, upacara adat yang dilakukan bisa menjadi tidak sah.  (Anisa Kurniawati-Berbagai sumber)

You Might Also Like

Cerita Di Balik Manisnya Wajit Khas Tasikmalaya

Museum Kujang Pusaka Kampung Budaya Paseban Bogor Dibuka

Rumah Lasem Merah, Warisan Tiongkok Kecil di Rembang

Kerapan Sapi Brujul Probolinggo Rayakan Keberhasilan Panen

Legomoro, Jajanan Khas Kotagede Yogyakarta yang Bikin Hati Lega

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Mengalap Berkah dari Kuliner Tradisi Bukak Luwur
Next Article Congklak, Permainan Tradisional yang Penuh Filosofi
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?