By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Legenda Adipati Surti dan Suryawati di Karang Bolong
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Cerita Rakyat > Legenda Adipati Surti dan Suryawati di Karang Bolong
Cerita Rakyat

Legenda Adipati Surti dan Suryawati di Karang Bolong

Ridwan
Last updated: 15/10/2024 12:48
Ridwan
Share
3 Min Read
Salah satu sudut ikonik di Pantai Karang Bolong, Kebumen. Foto: disparbud.kebumenkab.go.id
SHARE

Beberapa abad yang silam, Kesultanan Kartasura diliputi kesedihan mendalam. Sang permaisuri menderita sakit parah yang tidak kunjung sembuh, meskipun berbagai tabib telah dipanggil untuk memberikan pengobatan. Kondisi sang permaisuri semakin memburuk, tubuhnya kian kurus hingga hanya terlihat seperti tulang terbungkus kulit. Hal ini membuat seluruh rakyat Kartasura cemas, hingga roda pemerintahan pun tidak berjalan sebagaimana mestinya. Suatu hari, penasehat istana memberi saran kepada pangeran agar mencari tempat sepi untuk berdoa kepada Sang Maha Agung demi memohon petunjuk kesembuhan permaisuri.

Pangeran Kartasura kemudian melakukan pertapaan, menghadapi berbagai godaan hingga pada suatu malam, sebuah suara gaib terdengar. Suara itu memintanya menghentikan semedi dan memberitahu bahwa permaisuri akan sembuh jika diambil bunga karang dari Pantai Selatan. Pangeran segera kembali ke istana dan berkonsultasi dengan penasehatnya. Menurut penasehat, pantai yang dimaksud kemungkinan besar adalah wilayah Karang Bolong, Kebumen, Jawa Tengah yang terkenal dengan gua-gua karangnya.

Keesokan harinya, Pangeran menugaskan Adipati Surti untuk mencari bunga karang tersebut. Adipati Surti, bersama dua pengiring setianya, Sanglar dan Sanglur, berangkat menuju Karang Bolong. Setelah beberapa hari perjalanan, mereka tiba di lokasi dan menemukan gua karang. Di sana, Adipati Surti memulai pertapaan. Suatu malam, sebuah suara menghentikan semedinya. Adipati membuka mata dan mendapati seorang gadis cantik bernama Suryawati di hadapannya, yang merupakan abdi Nyi Loro Kidul, penguasa Laut Selatan.

Suryawati bersedia membantu Adipati dengan syarat bahwa ia harus tinggal bersamanya di Pantai Selatan. Setelah berpikir, Adipati Surti menyetujui persyaratan tersebut. Suryawati kemudian membawanya secara gaib ke lokasi bunga karang. Ternyata, bunga karang yang dimaksud adalah sarang burung walet, yang jika diolah bisa menjadi obat mujarab. Adipati segera mengambil sarang burung walet secukupnya dan kembali ke tubuh fisiknya di tempat semedi.

Setelah berhasil mendapatkan sarang burung walet, Adipati Surti kembali ke Kartasura bersama kedua pengiringnya. Pangeran sangat bahagia dengan keberhasilan Adipati dan segera memerintahkan agar ramuan obat dari sarang burung walet itu dibuat. Benar saja, setelah beberapa hari meminum ramuan tersebut, permaisuri sembuh dan kembali sehat. Kesultanan Kartasura pun kembali ceria.

Namun, Adipati Surti teringat akan janjinya pada Suryawati. Ia memutuskan untuk menepati janji tersebut dan meminta izin kepada Pangeran untuk pergi dan menetap di Karang Bolong. Kepergiannya disertai tangis haru para abdi istana, karena Adipati Surti dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan baik. Sanglar dan Sanglur juga memutuskan untuk ikut serta.

Sesampainya di Karang Bolong, mereka membangun rumah sederhana. Setelah itu, Adipati Surti kembali bersatu dengan Suryawati, memenuhi janjinya. Mereka menikah dan hidup bahagia di Karang Bolong, mendapatkan penghasilan yang besar dari sarang burung walet, yang semakin banyak dicari orang. (Achmad Aristyan – Sumber: mediahimapbsiuny.wordpress.com)

You Might Also Like

Kontroversi Legenda ‘Robin Hood’ Betawi Si Pitung

Legenda Cinta Telaga Biru yang Mengubah Takdir Desa Mamuya

Legenda Banjarnegara, Kisah Masa Lalu dan Hari Ini

Batu Menangis, Legenda Kalimantan Barat Penuh Makna

Legenda Gunung Slamet, Mitos atau Kisah Nyata?

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Fadli Zon Library, Perpustakaan Pribadi Terbesar di Indonesia
Next Article Lembah Harau, Pesona “Desa Konoha” Di Indonesia
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?