By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Cerita Di Balik Manisnya Wajit Khas Tasikmalaya
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Cerita Di Balik Manisnya Wajit Khas Tasikmalaya
Warisan Budaya

Cerita Di Balik Manisnya Wajit Khas Tasikmalaya

Anisa Kurniawati
Last updated: 05/12/2024 06:10
Anisa Kurniawati
Share
wajit tasimalaya
Wajit Angleng Ketan khas Tasikmalaya, Jawa Barat. Foto: Istimewa
SHARE

Wajit, jajanan tradisional khas Tasikmalaya, Jawa Barat, telah memikat lidah banyak orang dengan cita rasanya yang unik dan manis. Ciri khas makanan terbuat dari campuran beras ketan, gula aren dan gula merah ini adalah dibungkus dengan menggunakan daun jagung. 

Dilansir dari merdeka.com, wajit sudah ada sejak abad ke-15 Masehi. Hal ini dapat dibuktikan dari naskah Sunda kuno Sanghyang Siksakandang Karesian menyebut, wajit sebagai makanan manis. 

Makanan Bangsawan

Dulu, makanan ini hanya boleh dimakan kalangan menak dan orang Belanda. Ini karena bahan utamanya yaitu beras ketan sulit dicari. Makanan manis ini pun menjadi makanan mewah.

Dari situlah bangsawan Belanda membuat peraturan, wajit hanya boleh dikonsumsi di acara-acara besar, bukan makanan sehari-hari. Larangan konsumsi wajit bagi kaum bawah ini tejadi hingga tahun 1926. Kebijakan itu dirasa tidak adil bagi masyarakat Sunda.

Sepuluh tahun kemudian atau tahun 1936, Irah (anak penjual wajit generasi pertama) di Jawa Barat, menjual produknya secara terang-terangan kepada masyarakat. Hingga kemudian wajit dikenal secara luas oleh masyarakat sehingga tidak dimonopoli lagi oleh Belanda.  Seiring perkembangannya pembuat wajit kian menjamur, hingga sering disajikan dalam acara yang digelar masyarakat umum. 

Baca juga: Lodong Gejlig Tasikmalaya, Alat Musik dari Wadah Air Nira

Perlu Kesabaran

Proses pembuatan wajit terbilang sederhana namun membutuhkan kesabaran. Beras ketan terlebih dahulu direndam 2 -3 jam. Kemudian beras ketan dikukus hingga matang dan pulen. Sesekali selama sekali disiram air panas 2 sampai 3 kali. 

Di sisi lain masak santan, gula merah, gula aren, bersama kelapa parut yang telah disangrai. Setelah mendidih, masukkan beras ketan sedikit demi sedikit. Aduk terus adonan supaya tidak gosong.

Setelah mengental dan tidak lengket tuangkan adonan ke dalam wadah yang sudah diolesi minyak. Ratakan dan tunggu dingin. Selanjutnya potong kecil-kecil dan bungkus menggunakan daun jagung. 

Baca juga: Mengenal Produk Kriya Tasikmalaya Yang Memesona

Memilik Nilai Budaya

Keunikan dari makanan wajit adalah memiliki cita rasa manis legit. Teksturnya lembut dan kenyal, serta aroma harum dari daun pembungkusnya. Manisan ini juga cocok dijadikan sebagai teman minum kopi atau teh. Akan lebih lezat jika dinikmati dalam keadaan dingin.

Kue tradisional ini dapat bertahan cukup lama. Selain di Tasikmalaya, salah satu daerah produksi wajit populer di Jawa Barat berasal dari Cililin, Bandung Barat.

Wajit adalah salah satu kekayaan kuliner Indonesia yang patut dilestarikan. Kue tradisional ini tidak hanya memiliki cita rasa yang lezat, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi.

Untuk mencicipi kelezatan wajit, sekarang tidak harus pergi ke Tasikmalaya. Para penjualnya sekarang ada di sejumlah marketplacde hingga dapat dipesan secara online atau daring. Dengan membeli dan mencicipi wajit, kita turut mendukung kelangsungan warisan kuliner itu. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Rasa Autentik Bubur Candil Akmalia Sejak 1963 di Wonosobo

Dari Bunga Durian Jadi Hidangan Tumis Cengkaruk Khas Betawi

Alunan Alat Musik Talempong Khas Nagari Minangkabau

Kuliner Tehong Krutuk Khas Daerah Lahat yang Menggoda Selera

Kopi Santen Jepangrejo, Cita Rasa Kopi Warisan

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Jejak Karya Sastrawan dan Pujangga Acep Zamzam Noor
Next Article Ajang Internasional Tour De Siak 2024 Siap Sambut Wisatawan
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?