Batik Carica Lestari, yang berlokasi di Talunombo, Wonosobo, telah menjadi pionir dalam pengembangan batik khas daerah sejak didirikan pada 6 Mei 2008.
Dengan mengusung motif khas yang terinspirasi dari budaya dan alam setempat, batik ini telah berhasil menarik perhatian berbagai kalangan.
Awal Mula Berdiri
Salah satu pengelola Batik Carica Lestari, Laeli Nurhasanah, menceritakan bahwa usaha ini berawal dari pelatihan yang diberikan oleh pemerintah desa.
Pelatihan tersebut dilakukan bekerja sama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Wonosobo.
Baca Juga: Wonosobo Perkuat Sinergi untuk Stabilitas dan Ketertiban Jelang Idul Fitri
Dari pelatihan, ia bersama beberapa rekan mulai mengembangkan batik khas Wonosobo.
“Kami mendapat bekal dari pelatihan yang diadakan pemerintah desa bersama Disperindagkop. Awalnya, kami hanya belajar teknik dasarnya, tapi dari situ kami berusaha terus berkembang hingga akhirnya bisa bertahan sampai sekarang,” ujar Laeli.
Proses Pembuatan Batik
Di Batik Carica Lestari, terdapat dua jenis batik yang diproduksi, yaitu batik tulis dan batik cap.
- Batik Tulis
Pembuatan batik tulis dimulai dari pembuatan desain pola, yang kemudian dipindahkan ke kain.
Proses berikutnya adalah pencantingan, pewarnaan berulang, dan terakhir pelorotan untuk menghilangkan lilin.
“Kalau batik tulis, pengerjaannya bisa memakan waktu tiga hari sampai satu minggu, tergantung tingkat kerumitan motifnya,” jelas Laeli.
- Batik Cap
Batik cap memiliki proses yang lebih cepat dibandingkan batik tulis.
Dengan menggunakan alat cap, motif langsung dicetak ke kain sebelum masuk ke tahap pewarnaan.
“Dalam sehari, kami bisa menyelesaikan sekitar 20 potong batik cap sebelum diwarnai,” tambahnya.

Motif Khas dan Keunikan Warna
Salah satu ciri khas Batik Carica Lestari adalah motifnya yang terinspirasi dari budaya dan alam Wonosobo, seperti Joglo Sukarno, Daun Carica, dan Perwaceng.
“Kami mengangkat motif Joglo Sukarno karena bangunan ini hanya ada di Talunombo, sehingga bisa menjadi identitas khas batik kami,” ujar Laeli.
Baca Juga: Baznas Wonosobo Gelar Pentasyarufan Zakat di Bulan Ramadhan
Selain itu, batik ini juga memiliki warna khas, terutama warna coklat Carica Lestari yang berbeda dari batik lain.
Pemasaran dan Harga
Untuk pemasaran, Batik Carica Lestari masih mengandalkan penjualan offline di berbagai instansi dan promosi melalui media sosial.
“Harga batik cap berkisar Rp165.000 – Rp195.000 per potong, sedangkan batik tulis bisa mencapai Rp1,5 juta, tergantung tingkat kesulitan dan jenis pewarnaannya,” jelas Laeli.
Perawatan Batik Agar Lebih Awet
Agar batik lebih tahan lama, Laeli menyarankan beberapa langkah perawatan yang tepat, seperti mencuci dengan lerak atau sampo, menghindari penggunaan mesin cuci, dan menjemur kain dengan cara diangin-anginkan.

Harapan ke Depan
Sebagai pelopor batik Wonosobo, Laeli berharap Batik Carica Lestari dapat terus berkembang dan semakin dikenal luas.
“Kami ingin batik Wonosobo tidak hanya dikenal di daerah sendiri, tetapi juga bisa dikenal secara nasional bahkan internasional,” harapnya.
Dengan dedikasi dan inovasi yang terus dilakukan, Batik Carica Lestari membuktikan bahwa batik khas Wonosobo memiliki potensi besar untuk bersaing di dunia industri kreatif.