Upaya pengelolaan sampah di Desa Talunombo, Kabupaten Wonosobo, semakin berkembang dengan adanya TPS 3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle).
Selain menangani sampah domestik, tempat ini juga berhasil mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) solar yang kini mulai dimanfaatkan warga.
Berawal dari Masalah Sampah di Saluran Irigasi
Pengelola TPS 3R, Tariyah, menjelaskan bahwa inisiatif pengelolaan sampah di Talunombo berawal dari permasalahan sampah yang menyumbat saluran irigasi.
Mayoritas warga di desa ini berprofesi sebagai petani, sehingga masalah ini berdampak langsung pada hasil panen mereka.
“Di saluran irigasi itu banyak sampah yang menyumbat, sehingga air tidak lancar dan mengurangi hasil panen,” ungkap Tariyah saat ditemui di TPS 3R Talunombo.
Melihat kondisi ini, warga mulai berinisiatif mengelola sampah, terutama sampah plastik yang sulit terurai.
Baca Juga: Pemkab Wonosobo Adakan Pasar Murah Jelang Idul Fitri
Pemerintah desa kemudian menyediakan lahan kosong untuk dijadikan tempat pembuangan sementara (TPS).
Namun, seiring berjalannya waktu, warga semakin terdorong untuk mengembangkan sistem pengelolaan yang lebih baik hingga akhirnya terbentuklah TPS 3R.
Dukungan Pemerintah dan Perkembangan Fasilitas
Awalnya, pengelolaan sampah di Talunombo masih sangat terbatas karena keterbatasan alat dan dana.
Namun, pada tahun 2023, desa ini mendapatkan bantuan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten Wonosobo untuk pembangunan gedung TPS 3R.
Selain itu, Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Jawa Tengah juga memberikan bantuan berupa alat pirolisis yang mampu mengubah sampah plastik menjadi BBM solar.
“Dari BRIDA Provinsi Jateng, kami dapat alat pirolisis yang bisa mengolah sampah plastik menjadi BBM solar,” jelas Tariyah.
Sistem Pengelolaan Sampah yang Terstruktur
Saat ini, sistem pengelolaan sampah di Talunombo sudah lebih terstruktur.
Pengelola TPS 3R telah melakukan sosialisasi kepada warga agar memilah sampah sejak dari rumah.
“Pertama, kita harus sosialisasi dulu ke masyarakat,” ujar Tariyah.
“Setelah warga tahu ada pengelolaan sampah, tim pengelola langsung mengambil sampah dari rumah-rumah warga”, tambahnya.
Sampah yang dikumpulkan dibedakan menjadi dua jenis, yakni sampah plastik dan sampah organik.
Untuk menjangkau gang-gang sempit, tim pengelola menggunakan angkong, sementara untuk area jalan desa, mereka menggunakan kendaraan roda tiga menuju TPS 3R.

Dampak Positif bagi Warga
Keberadaan TPS 3R tidak hanya membantu mengatasi masalah sampah, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi warga.
Plastik dari desa lain kini bisa dijual ke TPS 3R Talunombo dengan harga Rp500 per kilogram.
Baca Juga: Disparbud Wonosobo Gelar Rapat Koordinasi Persiapan Festival Mudik 2025
Bahkan, solar hasil olahan sampah plastik kini mulai digunakan warga setempat, khususnya petani yang menggunakan tractor.
“Para petani yang memakai traktor sudah mulai menggunakan solar dari kami, harganya lebih murah dibanding di SPBU,” kata Tariyah.
Selain itu, beberapa penggilingan padi di desa juga telah beralih menggunakan BBM dari TPS 3R.
Harapan Pengelola TPS 3R
Ke depan, TPS 3R Talunombo berharap dapat memperluas jangkauan pengelolaan sampah ke desa-desa terdekat.
“Kami ingin bisa mengelola sampah dari desa lain, bukan hanya di Talunombo,” ujar Tariyah.
Saat ini, pihaknya sudah mulai berkomunikasi dengan para penggiat sampah dari desa lain untuk bekerja sama dalam pengelolaan sampah plastik.
Dengan sistem yang semakin berkembang, diharapkan TPS 3R Talunombo bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengelola sampah secara mandiri dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih serta berkelanjutan.