By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Budaya Begalan, Tradisi Pernikahan Adat Jawa di Banyumas
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Budaya Begalan, Tradisi Pernikahan Adat Jawa di Banyumas
Tradisi

Budaya Begalan, Tradisi Pernikahan Adat Jawa di Banyumas

Ridwan
Last updated: 14/12/2024 03:04
Ridwan
Share
3 Min Read
Foto: Ist
SHARE

Budaya Begalan adalah salah satu tradisi pernikahan di Banyumas, Jawa Tengah, termasuk di Kabupaten Cilacap yang sampai saat ini masih terjaga. Tradisi ini memiliki banyak sekali nilai luhur dan berperan penting sebagai media nasihat untuk calon pengantin.  Nah, informasi lebih lanjut simak penjelasan berikut:

Asal-Usul Tradisi Begalan

Begalan berasal dari kata Begalan berasal dari bahasa Jawa yaitu kata “begal” yang memiliki makna perampokan. Munculnya tradisi ini bermula dari kisah Adipati Wirasaba yang hendak mempersunting Adipati Banyumas. 

Ketika membawa hantaran, tiba-tiba rombongan dari pihak Wirasaba dihadang oleh rampok atau begal. Adipati Wirasaba pun melawan dan menang. Kemudian tempat tersebut dikenal dengan nama Sokawera. 

Sejak saat itu, Begalan kemudian menjadi ritual penting di pernikahan dengan maksud agar mendapatkan restu leluhur dan terhindari dari bahaya. Saat ini bagi keluarga yang masih menjunjung tinggi nilai tradisi di daerah Cilacap dan Banyumas masih menjalankan tradisi ini. 

Proses Pelaksanaan Tradisi Begalan

Pelaksanaan Begalan dilakukan pada saat resepsi atau setelah selesai acara akad nikah. Di wilayah Cilacap, tradisi ini dikreasikan dalam bentuk yang lebih modern. Biasanya acara akan dimainkan oleh dua atau tiga orang yang memerankan tokoh penting. 

Tokoh tersebut nantinya akan berperan sebagai pembawa alat-alat dapur, seperti siwur, centong, pikulan, kusan, dan lainnya. Satu lagi akan berpura-pura sebagai begal. Alat-alat dapur tersebut memiliki maknanya tersendiri. 

Misalkan siwur memiliki makna pentingnya menabung serta berbagi dalam kehidupan rumah tangga. Adalagi centong yang melambangkan perlunya introspeksi diri ketika menyelesaikan konflik dan lainnya. 

Proses acara akan dimulai dengan musik gamelan seperti gending bendrong kulon atau ricik-ricik banyumasan. 

Lalu penari yang berperan sebagai pembawa barang dan begal akan masuk. Dua tokoh tersebut akan melakukan dialog-dialog lucu yang berisi mengenai wejangan atau nasihat bagi calon pengantin. 

Kesulitan Pelestarian Tradisi Begalan

Meskipun Begalan masih dilakukan oleh beberapa keluarga, namun tetap saja ada banyak tantangan dalam melestarikan budaya ini. Terlebih lagi di tengah era modern di mana teknologi berkembang pesat. 

Dampaknya yaitu banyak anak muda yang kurang tertarik untuk melaksanakan budaya ini. Mereka lebih tertarik pada budaya populer yang lebih sederhana. Selain itu, proses tradisi ini juga memakan banyak waktu dan biaya. 

Akan tetapi, saat ini tradisi Begalan sudah disesuaikan dengan konsep yang lebih modern tanpa mengurangi esensi budayanya. Ditambah lagi adanya digitalisasi membuat proses pengenalan budaya Begalan menjadi lebih mudah. Dengan begitu, tradisi ini diharapkan tetap hidup dan dikenal oleh generasi masa depan.  (Anisa Kurniawati-Berbagai Sumber)

You Might Also Like

Pacuan Kuda Gayo yang Tetap Lestari di Takengon, Aceh

Urut Tjimande Banten Raih Rekor MURI

Kesenian Tayub, Merayakan Tradisi dan Kebersamaan di Blora

Lomba Kelotok Hias Aset Wisata Kota Waringin Barat

Karapan Sapi, Merawat Seni Tradisi Asli Madura

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Malamang, Tradisi Membuat Sajian Lamang dari Minangkabau
Next Article Tradisi Pemakaman Termahal Rambu Solo di Tana Toraja
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

perdagangan karbon
Indonesia Pastikan Target Perdagangan Karbon USD 65 Miliar Bukan Sekadar Angka
Video 12/05/2025
Waisak, Sejarah dan Makna Peringatan Hari Raya Buddha di Indonesia
Tradisi 12/05/2025
Fadli Zon Ajak HIPIIS Berperan dalam Kebijakan Publik
Berita 12/05/2025
Candi Borobudur di Magelang dan Perjalanan Sejarah Penemuannya
Warisan Budaya 12/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?