Burung cendrawasih telah lama dikenal sebagai burung yang memiliki tampilan visual menawan. Salah satu jenisnya, cendrawasih botak, bahkan dijuluki “burung surga” karena keindahannya.
Burung ini pertama kali dinamai Charles Lucian Bonaparte, keponakan Kaisar Napoleon Bonaparte.
Melansir dari idntimes.com, cendrawasih botak merupakan burung endemik Indonesia yang hanya dapat ditemukan di Pulau Waigeo dan Batanta, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.
Burung ini hidup di hutan perbukitan pada ketinggian sekira 300 meter di atas permukaan laut. Namun, karena keindahannya, burung ini kerap diincar pemburu ilegal untuk diperjualbelikan.
Ciri Khas dan Daya Tarik Cendrawasih Botak
Dalam bahasa ilmiah, cendrawasih botak dikenal sebagai Cicinnurus respublica. Burung ini berukuran relatif kecil dengan panjang tubuh sekitar 21 cm.
Warna bulunya sangat mencolok, terutama pada burung jantan yang memiliki perpaduan warna merah dan hitam, tengkuk berwarna kuning, kaki biru, serta dua ekor melengkung berwarna ungu.
Sementara itu, burung betina memiliki tampilan yang lebih sederhana, didominasi warna cokelat dengan mahkota biru muda di bagian kepalanya.
Salah satu daya tarik utama dari burung jantan adalah ekornya yang melengkung, yang digunakan sebagai alat untuk menarik perhatian betina. Semakin melengkung ekornya, semakin besar peluangnya untuk menarik pasangan.
Perilaku Unik dalam Menarik Pasangan
Melansir dari animalium.id, cendrawasih botak memiliki perilaku unik saat musim kawin. Burung jantan akan melakukan tarian khusus untuk menarik perhatian betina.
Sebelum memulai tarian, burung jantan membersihkan area di sekitarnya dari dedaunan. Setelah memastikan tempatnya bersih, burung jantan akan mulai berkicau sebagai tanda memanggil betina.
Ritual kawin ini biasanya terjadi pada pagi dan sore hari selama sekitar 30 menit.
Cendrawasih jantan akan menari dengan gerakan vertikal di ranting pohon kecil sambil memamerkan keindahan bulunya, termasuk bagian dada hijau kebiruan dan ekornya yang melengkung tajam.
Gerakan tarian ini untuk memperlihatkan setiap sisi tubuhnya agar menarik perhatian betina.
Status Konservasi dan Ancaman Kepunahan
Keberadaan cendrawasih botak mencerminkan kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia. Namun, sayangnya, burung ini saat ini berstatus terancam punah akibat berbagai faktor, seperti kerusakan habitat hutan dan perburuan ilegal.
Eksploitasi yang tidak bertanggung jawab membuat populasinya semakin berkurang.
Cendrawasih botak termasuk dalam kategori Least Concern bersama dengan beberapa jenis cendrawasih lainnya, seperti cendrawasih merah dan cendrawasih paradigala ekor panjang.
Meskipun masih tergolong “risiko rendah”, status ini tetap menunjukkan bahwa populasi burung ini perlu diperhatikan agar tidak semakin menurun.
Sebagai burung yang dilindungi, cendrawasih botak telah dilindungi berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Upaya pelestarian dan perlindungan habitat sangat diperlukan untuk memastikan kelangsungan hidup burung Cendrawasih botak agar tetap menjadi bagian dari ekosistem yang kaya di Raja Ampat.