Wajit, jajanan tradisional khas Tasikmalaya, Jawa Barat, telah memikat lidah banyak orang dengan cita rasanya yang unik dan manis. Ciri khas makanan terbuat dari campuran beras ketan, gula aren dan gula merah ini adalah dibungkus dengan menggunakan daun jagung.
Dilansir dari merdeka.com, wajit sudah ada sejak abad ke-15 Masehi. Hal ini dapat dibuktikan dari naskah Sunda kuno Sanghyang Siksakandang Karesian menyebut, wajit sebagai makanan manis.
Makanan Bangsawan
Dulu, makanan ini hanya boleh dimakan kalangan menak dan orang Belanda. Ini karena bahan utamanya yaitu beras ketan sulit dicari. Makanan manis ini pun menjadi makanan mewah.
Dari situlah bangsawan Belanda membuat peraturan, wajit hanya boleh dikonsumsi di acara-acara besar, bukan makanan sehari-hari. Larangan konsumsi wajit bagi kaum bawah ini tejadi hingga tahun 1926. Kebijakan itu dirasa tidak adil bagi masyarakat Sunda.
Sepuluh tahun kemudian atau tahun 1936, Irah (anak penjual wajit generasi pertama) di Jawa Barat, menjual produknya secara terang-terangan kepada masyarakat. Hingga kemudian wajit dikenal secara luas oleh masyarakat sehingga tidak dimonopoli lagi oleh Belanda. Seiring perkembangannya pembuat wajit kian menjamur, hingga sering disajikan dalam acara yang digelar masyarakat umum.
Baca juga: Lodong Gejlig Tasikmalaya, Alat Musik dari Wadah Air Nira
Perlu Kesabaran
Proses pembuatan wajit terbilang sederhana namun membutuhkan kesabaran. Beras ketan terlebih dahulu direndam 2 -3 jam. Kemudian beras ketan dikukus hingga matang dan pulen. Sesekali selama sekali disiram air panas 2 sampai 3 kali.
Di sisi lain masak santan, gula merah, gula aren, bersama kelapa parut yang telah disangrai. Setelah mendidih, masukkan beras ketan sedikit demi sedikit. Aduk terus adonan supaya tidak gosong.
Setelah mengental dan tidak lengket tuangkan adonan ke dalam wadah yang sudah diolesi minyak. Ratakan dan tunggu dingin. Selanjutnya potong kecil-kecil dan bungkus menggunakan daun jagung.
Baca juga: Mengenal Produk Kriya Tasikmalaya Yang Memesona
Memilik Nilai Budaya
Keunikan dari makanan wajit adalah memiliki cita rasa manis legit. Teksturnya lembut dan kenyal, serta aroma harum dari daun pembungkusnya. Manisan ini juga cocok dijadikan sebagai teman minum kopi atau teh. Akan lebih lezat jika dinikmati dalam keadaan dingin.
Kue tradisional ini dapat bertahan cukup lama. Selain di Tasikmalaya, salah satu daerah produksi wajit populer di Jawa Barat berasal dari Cililin, Bandung Barat.
Wajit adalah salah satu kekayaan kuliner Indonesia yang patut dilestarikan. Kue tradisional ini tidak hanya memiliki cita rasa yang lezat, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi.
Untuk mencicipi kelezatan wajit, sekarang tidak harus pergi ke Tasikmalaya. Para penjualnya sekarang ada di sejumlah marketplacde hingga dapat dipesan secara online atau daring. Dengan membeli dan mencicipi wajit, kita turut mendukung kelangsungan warisan kuliner itu. (Dari berbagai sumber)