By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Gordang, Alat Musik Tradisional Nan Sakral Suku Mandailing
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Gordang, Alat Musik Tradisional Nan Sakral Suku Mandailing
Warisan Budaya

Gordang, Alat Musik Tradisional Nan Sakral Suku Mandailing

Anisa Kurniawati
Last updated: 10/11/2024 04:09
Anisa Kurniawati
Share
Alat musik Gondang. Foto: Indonesiakaya.com
SHARE

Gordang, alat musik dari Sumatra Utara. Terdiri dari sekelompok alat musik gendang yang khas, gordang dianggap sakral. Alat musik ini dulunya dipercaya dapat memanggil roh nenek moyang untuk dimintai pertolongan. 

Masyarakat Batak Toba, salah satu suku di Sumatra Utara, tak bisa dilepaskan dari musik. Dalam kegiatan adat maupun ritual keagamaan, musik selalu dilibatkan. Salah satu alat musik yang sering digunakan suku Mandailing adalah Gordang Sambilan.

Gordang  sendiri memiliki arti gendang atau bedug, sedangkan sambilan artinya Sembilan. Jadi, Gordang Sambilan merupakan gendang atau bedug yang mempunyai panjang dan diameter yang berbeda sehingga menghasilkan nada yang berbeda pula. 

Peru Ijin Raja

Dilansir dari laman, kebudayaan.kemdikbud.go.id, sebelum Agama Islam masuk ke Sumatera Utara, masyarakat Mandailing menggunakan gordang sambilan dalam upacara Paturuan sibaso. Upacara ini adalah ritual untuk memanggil roh nenek moyang.

Tujuannya untuk meminta pertolongan jika nantinya terjadi kesulitan yang menimpa masyarakat Mandailing, seperti wabah penyakit menular dan lainnya. Gordang sambilan juga biasa digunakan dalam upacara mangido udan atau meminta hujan atau memberhentikan hujan.

Seiring perkembangannya, alat musik ini juga digunakan dalam upacara pernikahan dan kematian.  Bila untuk kepentingan pribadi, harus meminta ijin terlebih dahulu ke Namora Natoras dan Raja. 

Baca juga: Memahami Filosofi Habonaron Do Bona Di Simalungun

Syarat lainnya yaitu juga harus disembelihkan paling sedikit satu ekor kerbau jantan dewasa yang sehat. Disamping itu jika digunakan untuk upacara kematian, hanya boleh menggunakan dua instrumen besar yang disebut jangat atau bombat. 

Gordang Sambilan sendiri terdiri dari sembilan buah gendang dengan ukuran yang berbeda. Kesembilan gendang tersebut diurutkan dari mulai yang terbesar hingga terkecil. Setiap ensambel tersebut memiliki nama tersendiri. Sedangkan cara mainnya dipukul dengan menggunakan kayu 

Instrumen musik tradisional ini dilengkapi dengan sebuah ogung boru boru (gong berukuran paling besar atau disebut gong betina), ogung jantan (gong berukuran lebih kecil), doal (gong yang lebih kecil dari ogung jantan), tiga salempong atau atau mongmongan (gong dengan ukuran paling kecil).

Baca juga: Paabingkon, Upacara Kelahiran Cucu Pertama di Simalungun

Perlengkapan lainnya yaitu alat tiup terbuat dari bamboo yang dinamakan sarune atau saleot dan sepasang sambal kecil yang dinamakan tali sasayat. Permainan ensambel gordang Sambilan akan dipimpin oleh Panjangati. 

Seorang panjangati harus menguasai pola ritmik setiap instrumen dalam ansambel gordang sambilan. Karena melalui pemimpinlah semua pola ritmik dan nada diolah. Saat  ini masyarakat Mandailing masih menggunakannya sebagai alat musik sakral. 

Gordang Sambilan juga dikenal sebagai alat musik kesenian tradisional Mandailing yang sudah popular di Indonesia bahkan di dunia. Maka dari itu sudah sepatutnya untuk terus dijaga, dilestarikan agar kelak dapat diwariskan ke generasi selanjutnya. (Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id)

You Might Also Like

Mengenal La Galigo, Mahakarya Sastra Bugis Terpanjang di Dunia

Rasa Autentik Bubur Candil Akmalia Sejak 1963 di Wonosobo

Kain Tenun Corak Insang, Representasi Nelayan Melayu Pontianak

Alunan Alat Musik Canang Kayu Perkaya Musik Etnik

Kain Tenun Kubang, Sumatera Barat Di Simpang Jalan

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Mengenal Ayu Utami Penulis Novel Fenomenal Saman
Next Article Wisata Gunung Ciremai Gunung Ciremai, Wisata Alam Ke Atap Negeri Pasundan
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?