By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Alunan Alat Musik Canang Kayu Perkaya Musik Etnik
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Alunan Alat Musik Canang Kayu Perkaya Musik Etnik
Warisan Budaya

Alunan Alat Musik Canang Kayu Perkaya Musik Etnik

Anisa Kurniawati
Last updated: 28/11/2024 06:09
Anisa Kurniawati
Share
Foto: Indonesia.go.id
SHARE

Kekayaan seni dan budaya Indonesia tak dapat dilepaskan dari eksistensi alat musik yang beragam, salah satunya seperti Canang Kayu. Alat musik  ini sejak lama menjadi pemberi warna terhadap seni pertunjukan tari tradisional di Aceh. 

Dibuat dari bahan kayu, alat musik ini mampu menciptakan alunan nada-nada ritmis dan harmonis.  Saat ini, canang kayu menjadi salah satu kekayaan budaya di Kabupaten Aceh Singkil, daerah di ujung barat daya Provinsi Aceh.

Alat musik ini mulanya hanya sebagai alat musik penghibur bagi para petani. Seiring kepopulerannya, alunan canang digunakan saat mengiringi pertunjukan tari tradisional. 

Dilansir dari laman Indonesia.go.id, canang kayu terbuat dari kayu pilihan dari pohon cuping dan kayu tarok, atau masyarakat Aceh Singkil biasa menyebutnya sebagai kayu trep. Kayu kemudian dibuat menjadi papan balok berukuran 40 sentimeter. 

Baca juga: Aceh Barat Tetapkan Lima Cagar Budaya Bersejarah

Ikuti Zaman

Papan balok yang dimainkan ada 3-4 kayu dengan panjang yang sama. Alat musik dari kayu ini melahirkan nada yang harmonis ketika dipukul. Pemain canang kayu biasanya memainkannya sambil berselonjor di lantai. Kemudian menabuh balok-balok kayu di atas kaki secara bergantian. 

Cara itu menciptakan suara khas kayu dan alunan musik yang merdu serta harmonis. Selain disusun di kaki, alat musik khas ini dimainkan dengan cara menyusunnya di atas kotak kayu dan ditabuh.

Seiring perkembangannya, alat musik ini diiringi dengan musik tradisional. Alunan Canang pun lebih ramai dan merdu jika diiringi tabuhan alat musik tradisional lainnya, misalnya gendang dan talam.

Obat Rematik

Di era modern, kini canang ada yang dibuat dari material tembaga. Namun suara yang dihasilkan berbeda. Alat musik ini masih terus dilestarikan dan dipopulerkan masyarakat Aceh Singkil. 

Bahkan pada tahun 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menobatkan canang kayu sebagai salah satu warisan budaya tak benda Aceh sekaligus menjadi bagian dari identitas budaya Aceh Singkil. 

Beberapa seniman kesenian berupaya menarik generasi muda belajar bermain alat tradisional ini demi menjaga kelestariannya. Selain menghibur, canang kayu juga digunakan mengobati rematik dengan cara meletakkan canang di atas kedua kaki, karena kaki terasa seperti diurut. 

Baca juga: Upacara Adat Peusijuek, Tradisi Syukuran Masyarakat Aceh

Modifikasi Tangga Nada

Seiring perkembangannya, supaya alat musik ini terlihat lebih menarik, beberapa kelompok musik ada yang gencar mengenalkan instrumen musik canang kayu. Mereka kerap tampil dengan diiringi rebana, dan alat musik modern lain seperti drum dan gitar.

Awalnya, alat musik canang kayu hanya memiliki tiga nada dasar. Kemudian, sebuah grup musik etnik bernama Destanada II telah memodifikasi alat tradisional itu hingga memiliki delapan nada dasar. Proses modifikasi iyu telah mendapatkan izin dari tetua Aceh Singkil.

Dari upaya pelestarian itu harapannya agar masyarakat Kabupaten Aceh Singkil bangga akan budayanya sendiri. Selain itu, supaya budaya khas Aceh Singkil dapat dikenal masyarakat luas. Dan memang sudah sepatutnya, terutama generasi muda melestarikan dan menjaga budayanya sendiri. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Gedung Duwur Indramayu Kini Resmi Jadi Cagar Budaya

Tembawang Tampun Juah, Hutan Perjuangan Masyarakat Dayak

Waisak, Sejarah dan Makna Peringatan Hari Raya Buddha di Indonesia

Bahasa Lumajangan Dibikin Kamus Demi Hindari Kepunahan

Tari Simo Gringsing, Tarian dari Legenda Ki Ageng Gringsing

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Menyaksikan Pesona Tiga Warna Telaga Biru Cigaru
Next Article Miss Cosmo 2024 Puteri Indonesia Pariwisata 2024 Raih Gelar Miss Cosmo 2024
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

perdagangan karbon
Indonesia Pastikan Target Perdagangan Karbon USD 65 Miliar Bukan Sekadar Angka
Video 12/05/2025
Fadli Zon Ajak HIPIIS Berperan dalam Kebijakan Publik
Berita 12/05/2025
Candi Borobudur di Magelang dan Perjalanan Sejarah Penemuannya
Warisan Budaya 12/05/2025
MTD 2025 Suguhkan Atmosfer Tempo Doeloe di Magelang
Event 12/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?