By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: KH Manshur, Sosok Dibalik Berdirinya Masjid Al-Manshur Wonosobo
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > KH Manshur, Sosok Dibalik Berdirinya Masjid Al-Manshur Wonosobo
Profil

KH Manshur, Sosok Dibalik Berdirinya Masjid Al-Manshur Wonosobo

Anisa Kurniawati
Last updated: 04/03/2025 13:03
Anisa Kurniawati
Share
KH Manshur
Masjid Al Manshur yang didirikan di atas tanah wakaf KH Mashur. Foto. Anisa
SHARE

KH Manshur adalah salah satu ulama besar yang memiliki peran penting dalam perkembangan Islam di Wonosobo. Atas kontribusi dan dedikasinya, namanya diabadikan dalam Masjid Al-Mashur Wonosobo.

K.H Mashur lahir pada tahun 1815, dia merupakan putra dari KH Marhamah Bendosari Sapuran dan cucu dari Raden Soetomarto II. Dia juga masih keturunan ke-17 dari Brawijaya V, Raja terakhir Majapahit.

Menurut keterangan pengantar Al-Mashur, pada tahun 1842, KH Manshur diangkat sebagai penghulu kabupaten oleh Bupati Wonosobo, Raden Mangoenkoesoemo. Saat itu dia adalah ulama yang memiliki peran penting dalam bidang agama maupun pemerintahan.

Pada tahun 1880, KH Manshur menunaikan ibadah haji ke Mekah. Lima tahun kemudian, beliau kembali ke tanah air dengan membawa istrinya, Sayyidah Khadijah binti Sayyid Hasyim Ba’abud. Dari pernikahan ini, lahirlah KH Nur pada tahun 1887, yang kelak menjadi ayah dari Haji Moch Sjoekoer.

Pendirian Masjid Al-Mashur Wonosobo

Pada mulanya, Masjid Al-Mashur bernama Masjid Besar Wonosobo. Tempat ini semula berada di sebelah barat alun-alun, lengkap dengan pesantren. Karena dianggap tidak sesuai dengan rencana tata-ruang, akhirnya dipindahkan ke utara, kira-kira 500 m.

Sebagai bentuk dedikasi terhadap Islam, KH Manshur mewakafkan tanah seluas lebih dari 7.000 meter persegi di Kampung Kauman Utara. Di atas tanah itu, pada tahun 1847, mulai dibangun masjid yang menjadi cikal bakal Masjid Besar Wonosobo.

Baca juga: Makam Kyai Walik, Tokoh Penyebar Agama Islam di Wonosobo

Pembangunan ini memakan waktu sekitar sembilan tahun hingga selesai pada tahun 1856. Masjid ini kemudian menjadi pusat kegiatan keagamaan dan pendidikan di daerah tersebut.

“Kemudian nama Masjid Besar Wonosobo diubah menjadi Masjid Al-Mashur untuk mengenang dan menghormati K,H Mashur.” kata Haqqi El Anshory, budayawan dan juga humas Al Mashur.

KH Manshur
Arsitektur bagian dalam Masjid Al Manshur. Foto: Anisa

Perjalanan KH Mashur

Dikutip dari suaramerdeka.com , KH Manshur tidak hanya dikenal sebagai ulama, tetapi juga memiliki peran dalam sejarah perjuangan melawan penjajahan. Kakeknya, Kiai Asmoroshufi atau Raden Soetomarto II, bersama ketiga cucunya memilih meninggalkan Keraton.

Mereka kemudian bergabung dalam perjuangan melawan kolonialisme di daerah Magelang dan Wonosobo. KH Manshur sendiri berperan di pusat kota Wonosobo, sementara saudara-saudaranya, KH Abdul Fatah dan KH Syukur Sholih, bertugas di daerah Sigedong dan Bendosari.

Selain membangun masjid, KH Manshur juga mendirikan pondok pesantren di sekitar masjidnya. Pesantren ini menjadi pusat pembelajaran Islam bagi para santri dari berbagai daerah. Di kawasan ini juga terdapat institusi pendidikan yaitu SMK Gema Nusantara.

Disamping itu, terdapat juga tradisi tinggalan K.H Mashur yaitu pengajian Setonan. Kegiatan ini diadakan setiap hari Sabtu. Tradisi ini dihadiri ribuan jamaah berkumpul untuk mendapatkan ilmu dari para ulama dan penceramah.

KH Manshur merupakan tokoh yang tidak hanya berkontribusi dalam bidang keagamaan, tetapi juga dalam pembangunan masyarakat. Hingga kini, jejak perjuangan dan dedikasi beliau masih terasa dalam kehidupan masyarakat setempat.

You Might Also Like

Warung Srawung, Ruang Nongkrong Literasi di Pasar Induk Wonosobo

Patrick Kluivert Janjikan Timnas Indonesia Tampil Menyerang

Jejak Kreativitas Augustin Sibarani di Dunia Karikatur Indonesia

Gerakkan Ekonomi Lokal, Masjid Al Manshur gelar Ramadhan on the Street

Seno Gumira Ajidarma, Sastrawan Dengan Banyak Julukan

TAGGED:KH ManshurMasjid Al ManshurTokoh Islamtokoh penyebar agama islam

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Desa Mergolangu Siti Nuhayati, Sosok di Balik Manisnya Gula Aren Desa Mergolangu
Next Article sejarah batang Sejarah Batang dalam Tradisi Buka Pintu Makam Mbah Surgi
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?