Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) secara resmi menarik mahasiswa yang telah menyelesaikan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Wonosobo.
Acara digelar di Lapangan Wira Krida Taruna, Kecamatan Kaliwiro, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, dihadiri perwakilan Pemerintah Kabupaten Wonosobo dan jajaran akademisi UMP.
Kegiatan ini menjadi momentum bagi mahasiswa untuk mempresentasikan berbagai inovasi yang telah mereka lakukan selama sebulan penuh.
Tidak hanya menjadi ajang perpisahan, acara ini juga menampilkan pameran hasil KKN yang mencerminkan kontribusi mahasiswa dalam pemberdayaan masyarakat setempat.
Sekda Wonosobo: Mahasiswa Harus Lebih Inovatif
Dalam kesempatan ini, Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo, One Andang Wardoyo, menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan KKN UMP.
Mewakili Bupati Wonosobo, ia menilai bahwa kegiatan ini memberikan manfaat bagi masyarakat setempat, terutama dalam pengembangan produk lokal.
“Saya merasa bahagia karena teman-teman mahasiswa bisa menyajikan produk-produk yang bagus. Tetapi saya masih berharap ada peningkatan dari produk yang dihasilkan. Jangan hanya sekadar makanan. Meskipun Wonosobo pernah menjadi kabupaten kreatif di bidang kuliner, harapan kami adanya inovasi berbasis teknologi lebih tinggi,” ujar One Andang Wardoyo.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya inovasi dan kemandirian teknologi di kalangan mahasiswa. Ia mengungkapkan bahwa Indonesia masih bergantung pada teknologi dari negara lain, seperti China dan Vietnam, terutama dalam bidang pertanian dan industri kecil.
“Saya berharap universitas bisa bekerja sama dengan pemda untuk meningkatkan prototipe yang dihasilkan mahasiswa menjadi produk dengan skala ekonomi lebih besar,” tambahnya.
Selain itu, ia juga menyinggung kondisi generasi muda saat ini, terutama dalam dunia kerja. Menurutnya, generasi Z memiliki tantangan besar dalam hal inovasi dan kemandirian.
“Saya membaca artikel yang menyebutkan bahwa banyak perusahaan mengurangi tenaga kerja dari generasi Z karena dianggap kurang inovatif. Mereka terlalu bergantung pada teknologi seperti AI dan Google, yang akhirnya mengurangi daya ingat dan kreativitas mereka,” jelasnya.
Wakil Rektor UMP: KKN sebagai Wadah Pengabdian Mahasiswa
Sementara itu, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kerjasama UMP, Saefurrohman, menjelaskan bahwa program KKN merupakan mata kuliah wajib yang bertujuan untuk mengasah keterampilan sosial mahasiswa.
“KKN ini adalah agenda tahunan yang wajib diikuti mahasiswa. Mereka diterjunkan langsung ke masyarakat untuk mengabdikan ilmu yang telah didapatkan. Selain itu, ada program prioritas dari pemerintah kabupaten, seperti pengentasan stunting dan pemberantasan buta huruf, yang menjadi bagian dari kegiatan KKN ini,” ungkapnya.
Tahun ini, sebanyak 708 mahasiswa UMP ditempatkan di tiga kecamatan, yakni Sukoharjo, Kaliwiro, dan Wadaslintang, dengan cakupan total 54 desa. Saefurrohman juga mengapresiasi keterlibatan masyarakat dalam mendukung program mahasiswa.
“Alhamdulillah, respon dari pemerintah daerah dan masyarakat sangat baik. Mahasiswa juga merasa senang karena diterima dengan hangat warga Wonosobo,” katanya.
Baca juga: EXPO KKN UMP Tampilkan Inovasi Mahasiswa ke Masyarakat
Program Unggulan KKN: Dari Paving Sampah hingga Desa Berkemajuan
Anggota LPPM UMP bidang pengabdian KKN, Purnadi, menyampaikan bahwa tahun ini jumlah peserta KKN meningkat pesat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Biasanya semester ini hanya sekitar 300 mahasiswa, tapi tahun ini mencapai 708. Maka dari itu, cakupan wilayah KKN diperluas hingga ke seluruh desa di tiga kecamatan,” jelasnya.
Dalam acara penarikan ini, mahasiswa menampilkan berbagai inovasi hasil KKN mereka, seperti pembuatan paving block dari limbah sampah dan budidaya lele dalam ember dengan tanaman kangkung sebagai bagian dari konsep pertanian berkelanjutan.
Selain itu, Purnadi mengungkapkan bahwa salah satu program unggulan KKN kali ini adalah pengembangan Desa Berkemajuan di Selomani.
“Kami bekerja sama dengan pemerintah daerah dan beberapa institusi lain untuk menjadikan Selomani sebagai desa modern. Ini merupakan program berkelanjutan selama tiga tahun ke depan, dengan berbagai penelitian dan pengembangan akademisi UMP,” ujarnya.
Kegiatan KKN reguler ini resmi berakhir pada 12 Februari 2025, sementara penarikan mahasiswa dijadwalkan pada 13 Februari 2025. Sebagai penutup, mahasiswa masih akan mengikuti beberapa kegiatan sebelum berpamitan dengan warga setempat.
Dengan berakhirnya KKN ini, diharapkan mahasiswa dapat membawa pengalaman berharga dalam pengabdian kepada masyarakat, serta menjadikan inovasi sebagai bagian dari solusi bagi permasalahan lokal maupun nasional.