By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Makna Filosofis Galungan dan Penjor bagi Umat Hindu Bali
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Makna Filosofis Galungan dan Penjor bagi Umat Hindu Bali
Tradisi

Makna Filosofis Galungan dan Penjor bagi Umat Hindu Bali

Achmad Aristyan
Last updated: 23/04/2025 01:37
Achmad Aristyan
Share
Masyarakat Hindu Bali melaksanakan Galungan. Foto: Laurent Houmeau - https://www.flickr.com/photos/10873597@N00/19679885876/
SHARE

Umat Hindu kembali merayakan Hari Raya Galungan pada Rabu, 23 April 2025, disusul Hari Raya Kuningan yang jatuh pada Sabtu, 3 Mei 2025.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Galungan selalu dirayakan setiap hari Rabu, sementara Kuningan selalu jatuh pada hari Sabtu.

Melansir dari detik.com, hal ini berkaitan erat dengan perhitungan kalender Bali yang menggunakan siklus 210 hari atau sekitar enam bulan sekali.

Dalam sistem ini, Galungan jatuh pada Budha Kliwon Wuku Dungulan, sedangkan Kuningan jatuh pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan.

Baca Juga: Viral Tugu Biawak Realistis di Wonosobo, Dibangun Tanpa Dana APBD

Jarak antara keduanya selalu tetap, yakni 10 hari.

Dengan demikian, Galungan memang selalu dirayakan setiap hari Rabu (Budha) dan Kuningan setiap hari Sabtu (Saniscara) dalam siklus pawukon.

Sejarah dan Filosofi Galungan

Menurut lontar Purana Bali Dwipa, perayaan Galungan pertama kali diselenggarakan pada tahun 882 Masehi atau tahun Saka 804.

Dalam naskah tertulis: “Punang aci Galungan ika ngawit, Bu, Ka, Dungulan sasih kacatur, tanggal 15, isaka 804. Bangun indria Buwana ikang Bali rajya”.

Artinya: “Perayaan Galungan pertama digelar pada hari Rabu Kliwon, (Wuku) Dungulan sasih kapat tanggal 15, tahun 804 Saka. Keadaan Pulau Bali bagaikan Indra Loka”.

Galungan sendiri dimaknai sebagai kemenangan dharma (kebenaran) atas adharma (kejahatan).

Filosofinya menjadi momen bagi umat Hindu untuk meningkatkan kesadaran spiritual, menegakkan dharma dalam kehidupan sehari-hari, dan melawan pengaruh negatif.

Persembahan hasil bumi pada Hari Raya Galungan. Foto: Spencer Weart

Makna Penjor dalam Perayaan Galungan

Salah satu ciri khas menjelang Galungan adalah pemasangan penjor atau batang bambu melengkung yang dihias janur dan berbagai hasil bumi di depan rumah warga.

Menurut penjelasan Dra. Ni Made Sri Arwati (1992), penjor dibuat dari bambu melengkung ke bawah dan dihiasi janur, buah-buahan, daun-daunan, serta sesajen.

Penjor dimaknai sebagai simbol bumi (pertiwi) dengan segala hasilnya yang menopang kehidupan manusia.

“Penjor itu melambangkan Gunung Agung sebagai tempat suci, juga disebut sebagai simbol dari Naga Basuki, simbol kemakmuran dan keselamatan,” jelas Arwati dalam tulisannya.

Baca Juga: Bledug Kramesan, Gunung Lumpur Unik di Grobogan

Dalam lontar Jayakasunu, disebutkan bahwa penjor adalah representasi Gunung Agung, sementara dalam lontar Basuki Tatwa, disebut sebagai Naga Raja atau Naga Basuki.

Hiasan seperti padi, jagung, dan kain menggambarkan bulu Naga Ananta Bhoga, tempat tumbuhnya sandang dan pangan.

Pemasangan dan Pencabutan Penjor

Pemasangan penjor dilakukan pada hari Penampahan Galungan, yaitu sehari sebelum Galungan.

Masyarakat Bali mempercayai bahwa pemasangan penjor menandakan kesiapan untuk menegakkan dharma.

Sementara itu, penjor akan dicabut pada Buda Kliwon Pahang atau dikenal pula sebagai Pegatwakan. Hari itu menandai berakhirnya seluruh rangkaian upacara Galungan.

Setelah dicabut, penjor biasanya dibersihkan dan dibakar sebagai bentuk pelepasan dan pemurnian.

Pemasangan penjor yang dihias janur dan berbagai hasil bumi saat Galungan. Foto: Roland – Flickr: P7064819

Warisan Budaya yang Sarat Makna

Hari Raya Galungan dan Kuningan bukan sekadar tradisi keagamaan, tetapi juga menjadi warisan budaya yang memperlihatkan kedalaman filosofi dan hubungan spiritual masyarakat Hindu Bali dengan alam semesta.

Baca Juga: Rizki Rahma, Dalang Wanita Hidupkan Kembali Wayang di Era Digital

Melalui simbol-simbol seperti penjor dan perayaan yang penuh makna, umat Hindu terus memperkuat identitas budayanya dan menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Merayakan Natal dalam Tradisi Marbinda di Sumatera Utara

Mengenal Tamuni, Tradisi Celup Bayi Suku Bajo ke Air Laut

Udan Dawet, Ritual Meminta Hujan di Banyuanyar Boyolali

Menyelami Keunikan Pasar Lerep: Perpaduan Tradisi dan Wisata

Uma Lengge, Rumah Suku Mbojo Yang Tahan Gempa

TAGGED:Baligalunganhari rayahari raya kuninganhindupenjor

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Fadli Zon Dorong Promosi Kuliner Indonesia ke Dunia Internasional
Next Article Fadli Zon Apresiasi Film Perang Kota Karya Mouly Surya
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?