Suku Tolakai di Sulawesi Tenggara memiliki taraian khusus bernama Mondotambe sebagai cara penjemputan tamu kehormatan dari Suku Tolakai.
Tarian ini biasanya ditarikan gadis-gadis remaja sebagai tanda penerimaan yang tulus, ikhlas, dan gembira dengan kedatangan tamu terhormat.
Arti kata Mondotambe adalah penjemputan. Sedangkan definisinya yaitu Tari Mondotambe atau tari penjemputan merupakan bentuk penghormatan sekaligus penghargaan kepada para tamu.
Selain itu, tarian ini merupakan bentuk penghormatan dan penghargaan kepada para tamu sekaligus sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan. Dalam tarian ini juga tersemat harapan agar para tamu yang berkunjung ke Sulawesi Tenggara mendapatkan rahmat dan keselamatan.
Pertunjukan Tari Modotambe
Dalam pertunjukannya, tarian ini ditarikan gadis-gadis remaja. Jumlah penari terdiri dari 4, 6, 8, bahkan bisa mencapai 12 orang, yang terpenting jumlahnya genap. Alasan minimal empat karena merupakan simbol dari Siwole Mbatohu.
Dimana, pada saat itu Kerajaan Konawe dibagi menjadi empat bagian, yaitu bagian barat, timur, utara, dan selatan. Tujuannya untuk memperlancar urusan pemerintahan Kerajaan Konawe yang saat itu memiliki wilayah luas.
Tari Mondotambe terdiri dari 13 gerakan yang diakhiri dengan tabur bunga atau beras. Dalam bahasa Tolaki disebut mekaliako owoha. Sedangkan ragam gerak tari terdiri dari 4 hal. Gerak itu terdiri dari Masemba (penghormatan), Megili/Meputara (berputar), Mosembah (duduk bersembah), dan Mombehauako o Bunga (melempar bunga).
Iringan tarian ini menggunakan dua gong besar, tiga gong kecil berirama, dan tiga gendang Tolaki. Kostum yang digunakan adalah motif tabere atau hiasan, sarung tenun Tolaki. Dan aksesoris seperti ngaluh atau ikat kepala, kalung dan membawa bosara atau bokor dari rotan.
Gerak tari Mondotambe memiliki beberapa makna. Diantaranya yaitu sikap sopan santun dan menampilkan keseimbangan pada penari. Hal ini tercermin pada gerak berputar 360° ke kanan dan kekiri dengan seimbang.
Pada saat gerak melempar bunga. Gerakan ini menggambarkan kegembiraan penari saat mempersilahkan para tamu undangan untuk masuk ke tempat acara.
Tari Mondotambe dan Umoara
Jika berbicara Tari Mondotambe, maka tak bisa lepas dari Tari Umoara. Kedua tarian tradisional ini merupakan satu paket yang selalu ditampilkan bersama. Tari Umoara adalah tarian perang Kata Umoara sendiri memiliki arti mencoba atau coba-coba.
Adapun yang dicoba adalah ketangkasan memainkan parang, melatih kekuatan otot melalui hentakan kaki. Selain itu, juga melatih ketangkasan mata serta melatih menangkis dan memakai kinia atau tameng atau perisai.
Tari Umoara dibawakan dua pemuda berpakaian perang Tolaki lengkap dengan parang dan tameng. Menurut sejarah, Tari Umoara ada sejak masa Kerajaan Konawe dulu. Tari ini dipentaskan usai perang sebagai tanda kemenangan.
Dulu hanya Tari Umoara saja yang ditampilkan untuk menyambut para tentara kerajaan. Kemudian terciptalah Tari Mondotambe yang hingga saat ini selalu menyertai Tari Umoara.
Selain untuk menyambut tamu-tamu penting, tarian ini juga dipentaskan dalam prosesi pernikahan. Keluarga mempelai perempuan akan menyiapkan tarian ini untuk menyambut mempelai pria. Selain itu, sering juga dipentaskan dalam acara-acara budaya. (Diolah dari berbagai sumber)