By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Memahami Filosofi Habonaron Do Bona Di Simalungun
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Memahami Filosofi Habonaron Do Bona Di Simalungun
Warisan Budaya

Memahami Filosofi Habonaron Do Bona Di Simalungun

Anisa Kurniawati
Last updated: 08/11/2024 06:03
Anisa Kurniawati
Share
Foto: Indonesia.go.id
SHARE

Filosofi “Habonaron Do Bona” ternyata telah membawa peradaban orang Simalungun di Sumatera Utara, lebih maju dan mampu mengatasi berbagai tantangan zaman. Bila diterjemahkan, falsafah itu memiliki arti kebenaran adalah dasar/pangkal. 

Falsafah “Habonaron Do Bona”, merupakan warisan budaya yang telah ada sejak lama di Suku Simalungun. Meski agama telah lama masuk ke Sumatra, orang-orang Simalungun lebih menghidupi falsafah mereka yang populer yakni “Habonaron Do Bona”. Mereka menghayati dan mengamalkan falsafah tersebut meski hidup di perantauan. 

Suku Simalungun memahami, untuk bisa bertahan hidup adalah dengan senantiasa mengutamakan kepentingan umum. Dan sikap itu diwariskan turun-temurun melalui pemahaman terhadap filosofi “Habonaron Do Bona”. Berpegang teguh pada hal tersebut, suku Simalungun selalu berupaya untuk bertindak benar.

Dilansir dari laman Indonesia.go.id, Letkol Purnawirawan MD Purba dalam buku ringkas berjudul Lintasan Sejarah Kebudayaan Simalungun (1986) menulis, petuah “Habonaron Do Bona” telah dihayati masyarakat yang mendiami daerah Simalungun sejak lama. 

Baca Juga: Danau Toba: Antara Fakta Ilmiah dan Legenda

Sehingga masa itu, di daerah Simalungun tidak pernah terjadi pencurian, penipuan dan perilaku negatif lainnya. Sebab, semua penduduk setempat berusaha hidup benar dan berlaku jujur demi kepentingan bersama. 

Menurut MD Purba, sikap hidup orang Simalungun yang menjunjung falsafah “Habonaron Do Bona”  tak lepas dari dua hal. Pertama, karena mereka menyadari diri sebagai pendatang, sehingga mereka menjadi lebih “tahu diri”, rendah hati dan berusaha saling menolong.

Kedua, karena leluhur Simalungun di awal-awal sempat hidup berpindah-pindah, sehingga ikhtiar ajaran agama tidak begitu mengakar. Meskipun ajaran Hindu dan Buddha sudah lama berkembang. Kendati berpindah-pindah, mereka tetap menjalankan filosofi “Habonaron Do Bona” sebagai suluh dalam kehidupan.

Asal-Mula Suku Simalungun

Suku Simalungun sendiri diduga berasal dari Siam atau Champa, Kamboja. Mereka mengembara ke arah Timur dan Selatan dengan mengayuh perahu. Mereka yang menuju selatan berarti bergerak ke arah Kepulauan Nusantara.

Riset terbaru Balai Arkeologi Sumut menunjukkan migrasi manusia pertama kali terjadi di Sumatra kira-kira 12.000 hingga 8.400 tahun lampau. Dan migrasi pertama ditemukan di Nias. Sedangkan migrasi kedua terjadi di Gayo sekitar 4.000 tahun lalu. Migrasi gelombang ketiga diperkirakan terjadi 3.000 tahun lalu. Dan gelombang keempat terjadi sekitar 1.000 tahun lalu hingga 1 Masehi ketika budaya dongsong berkembang pesat di Asia Tenggara.

Baca Juga: Paabingkon, Upacara Kelahiran Cucu Pertama di Simalungun

Leluhur Simalungun berpindah-pindah disebabkan serangan penyakit “sappar” atau wabah kolera yang merenggut banyak korban jiwa. Pada waktu itu, belum ditemukan obat yang bisa menangkal wabah tersebut. Sehingga orang Simalungun terpaksa harus mengungsi.

Sebagian besar nenek moyang Simalungun mengungsi ke arah Barat dengan menyeberangi Danau Toba menuju ke Pulau Samosir. Sebagian lagi bergerak ke arah Timur ke daerah Selat Malaka yang didominasi penduduk Melayu.

Suku Simalungun yang pergi ke Samosir sebagian menetap di sana dan tak lagi kembali. Mereka kemudian terakulturasi dengan budaya Batak Toba. Itulah sebabnya, ada beberapa marga Simalungun di sana, yaitu Purba, Sinaga, Manik. Namun karena mereka amat menjaga hubungan kekeluargaan dan pergaulan dengan baik, maka kebudayaan orang Simalungun dengan Orang Samosir tampak banyak kesamaan, termasuk sifat dan bahasa.

You Might Also Like

Klenteng Tek Hay Kiong, Simbol Sejarah Kerukunan

Simbol Patriotisme Masyarakat Maluku Dalam Gerak Tari Cakalele

Melihat Keindahan dan Keunikan Masjid Agung Sumenep Madura

Pawai Budaya Kota Probolinggo 2024 Lestarikan Pendalungan

Patung Karwar, Media Komunikasi Suku Biak dengan Leluhur

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Sejarah Balikpapan, Dari Minyak Bumi Hingga Perang Dunia II
Next Article Kerbau Sakti Tolelembunga, Legenda Masyarakat Sulawesi Tengah
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?