By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Mengapa 20 Mei Diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional?
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Mengapa 20 Mei Diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional?
Profil

Mengapa 20 Mei Diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional?

Achmad Aristyan
Last updated: 21/05/2025 12:17
Achmad Aristyan
Share
Organisasi Budi Utomo. Foto: radarjogja.jawapos.com
SHARE

Setiap tahun, tepat pada tanggal 20 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional.

Namun, tak sedikit masyarakat yang mungkin bertanya-tanya, mengapa tanggal ini dipilih sebagai tonggak peringatan kebangkitan bangsa?

Untuk menjawab rasa penasaran, perlu ditelusuri kembali sejarah penting yang melatarbelakanginya.

Hari Kebangkitan Nasional ditetapkan untuk mengenang lahirnya organisasi Budi Utomo, sebuah organisasi yang berperan besar dalam mengawali semangat perjuangan bangsa melawan penjajah.

Baca Juga: Waisak, Sejarah dan Makna Peringatan Hari Raya Buddha di Indonesia

Dalam buku Muhammadiyah Kiri karya Syifaul Arifin, disebutkan bahwa peringatan Hari Kebangkitan Nasional bertujuan untuk mengenang jejak organisasi Budi Utomo dalam merintis kesadaran nasional di tengah masyarakat Indonesia.

Organisasi ini menjadi simbol awal pergerakan yang menyadarkan masyarakat untuk bangkit dan bersatu melawan penjajahan.

Penetapan Resmi Pemerintah

Pemerintah secara resmi menetapkan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tertanggal 16 Desember 1959.

Penetapan ini bukan tanpa alasan. Sebab, tanggal itu bertepatan dengan berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908, yang menjadi cikal bakal pergerakan nasional.

Seperti dijelaskan dalam buku Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi karya Dr. Laros Tuhuteru, M.Pd, organisasi Budi Utomo merupakan pelopor dalam membentuk kesadaran nasional dan semangat perjuangan menuju kemerdekaan.

Organisasi ini menjadi simbol perubahan dari perlawanan individual menjadi gerakan kolektif yang terorganisir.

Latar Belakang Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Lahirnya Budi Utomo tak lepas dari kegelisahan para pemuda terpelajar saat itu terhadap kondisi bangsa yang tertinggal akibat penjajahan.

Kegelisahan ini mendorong munculnya semangat kolektif untuk memperbaiki nasib bangsa, dimulai dengan pembentukan organisasi yang terstruktur.

Organisasi ini didirikan dr. Wahidin Soedirohoesodo, seorang tokoh pelajar dari STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen), yang kemudian mengajak dr. Soetomo dan rekan-rekannya untuk mendirikan Budi Utomo.

Dalam buku Sejarah karya Drs. Anwar Kurnia dan Drs. H. Moh. Suryana, dijelaskan bahwa Budi Utomo didirikan dengan tujuan utama memajukan pendidikan dan kebudayaan bangsa Indonesia, khususnya di kalangan pribumi Jawa dan Madura.

Tiga prinsip dasar yang dipegang organisasi ini adalah:

  1. Tidak terlibat dalam kegiatan politik.
  2. Fokus pada bidang pendidikan dan budaya.
  3. Beroperasi di wilayah Jawa dan Madura.

Meskipun tidak secara langsung bersifat politis, pergerakan ini dianggap monumental karena menjadi cikal bakal tumbuhnya nasionalisme Indonesia.

Tiga Periode Sejarah Kebangkitan Nasional

Berdasarkan buku Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia: Dari Budi Utomo sampai dengan Pengakuan Kedaulatan yang diterbitkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kebangkitan Nasional terbagi dalam tiga periode besar, yaitu:

1. Periode Perjuangan Mencapai Kemerdekaan (1900–1945)

Periode ini ditandai berdirinya Budi Utomo sebagai awal gerakan kolektif.

Jika sebelumnya RA Kartini memperjuangkan kesadaran bangsa secara individu, maka Budi Utomo menghadirkan semangat kolektif menuju kemerdekaan yang puncaknya ditandai dengan Proklamasi 17 Agustus 1945.

2. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan (1945–1950)

Setelah merdeka, bangsa Indonesia harus menghadapi upaya Belanda yang ingin kembali menjajah dengan bantuan Sekutu.

Perjuangan dalam fase ini dilakukan melalui diplomasi dan pertempuran, hingga akhirnya Indonesia mendapat pengakuan kedaulatan secara internasional.

3. Perjuangan Mengisi Kemerdekaan (1950–sekarang)

Semangat kebangkitan terus berlanjut dalam bentuk pembangunan nasional.

Generasi setelah kemerdekaan memiliki tugas untuk mewujudkan cita-cita bangsa lewat pendidikan, kemajuan ekonomi, hingga pemantapan jati diri bangsa Indonesia.

Baca Juga: Candi Borobudur di Magelang dan Perjalanan Sejarah Penemuannya

Makna Hari Kebangkitan Nasional Bagi Generasi Kini

Hari Kebangkitan Nasional bukan sekadar peringatan sejarah. Dalam buku Perkokoh Ke-Indonesia-an Kita Kompilasi Pemikiran & Opini karya KRAT Suharyono S. Hadinagoro, peringatan ini menjadi momentum harapan bangsa Indonesia di masa kini dan masa depan.

Generasi muda diharapkan dapat mewarisi nilai-nilai semangat kebangkitan, seperti semangat persatuan, kemandirian, dan keinginan untuk membangun bangsa menjadi lebih bermartabat dan berdaya saing.

Hari Kebangkitan Nasional juga menjadi ajang refleksi bahwa bangsa Indonesia harus selalu memiliki pola pikir terbuka, berdikari, dan mampu menjawab tantangan zaman dengan tetap berpegang pada semangat kebangsaan.

Dengan menelusuri kembali sejarah Budi Utomo dan semangat awal Kebangkitan Nasional, kita bisa memahami bahwa peringatan 20 Mei bukan hanya mengenang masa lalu.

Melainkan sebuah pengingat kolektif bahwa perjuangan bangsa terus berlanjut, dari kemerdekaan fisik hingga pembangunan jiwa dan karakter bangsa.

You Might Also Like

Kisah Kota Knalpot Purbalingga dan Industrinya yang Mendunia

Fatmawati, Sang Penjahit Bendera Pusaka Indonesia

Seniman ISI Yogyakarta Kagumi Potensi Telaga Menjer sebagai Ruang Kreatif

Mengenang Jejak Hardi, Pelukis Fenomenal Presiden RI 2001 

100 Tahun Sang Maestro Sastra Pramoedya Ananta Toer

TAGGED:20 meibudi utomoHari Kebangkitan NasionalIndonesiasejarah

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Pemkab Wonosobo Optimistis Kampung KB Candimulyo Maju ke Tingkat Nasional
Next Article Sistem Penerimaan Murid Baru Kemendikdasmen Resmi Terapkan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) untuk Tahun Ajaran 2025/2026
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?