By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Mengungkap Sejarah Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Mengungkap Sejarah Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat
Pariwisata

Mengungkap Sejarah Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat

Achmad Aristyan
Last updated: 22/01/2025 15:00
Achmad Aristyan
Share
2 Min Read
Panorama alam di Waduk Jatigede, Sumedang, Jawa Barat. Foto: GoogleMaps/Viwibung
SHARE

Waduk Jatigede, terletak di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat merupakan salah satu danau buatan terbesar di Indonesia dengan luas mencapai 4.983 hektar.

Fungsi utamanya adalah sebagai penyedia cadangan air, pengendali banjir, sumber irigasi, dan pembangkit listrik tenaga air, serta menjadi destinasi wisata yang populer di Jawa Barat.

Dirancang Sejak Zaman Kolonial Belanda

Meski baru diresmikan pada tahun 2015 , rencana pembangunan Waduk Jatigede sebenarnya sudah ada sejak zaman kolonial Hindia Belanda.

Pemerintah kolonial saat itu merancang tiga waduk di sepanjang aliran Sungai Cimanuk, dengan Waduk Jatigede sebagai proyek utama. Namun, rencana ini tidak terlaksana karena adanya penolakan dari masyarakat setempat.

Pada tahun 1963, rencana pembangunan waduk ini dihidupkan kembali dengan tahap awal berupa relokasi desa-desa yang akan terdampak pembangunan.

Tercatat, ada 28 desa di Kecamatan Darmaraja, Kecamatan Wado, Kecamatan Jatigede, dan Kecamatan Jatinunggal yang termasuk dalam area genangan waduk.

Dilansir dari laman disparbud.jabarprov.go.id, proses relokasi pertama dilakukan pada tahun 1982, disusul dengan desain waduk pada 1988. Konstruksi fisik baru dimulai pada 2007 hingga selesai 2015.

Destinasi Wisata Kujang Sepasang

Kini, Waduk Jatigede memberikan dampak positif bagi warga Sumedang dan sekitarnya, termasuk bagi daerah persawahan di Kabupaten Majalengka, Kuningan, Cirebon, dan Indramayu.

Di sektor pariwisata, Waduk Jatigede menawarkan panorama alam yang menawan dengan pemandangan bukit-bukit hijau dan permukaan air yang merefleksikan langit biru.

Wisatawan bisa menikmati berbagai kegiatan menarik, seperti memancing dan berkeliling waduk menggunakan perahu. Beragam fasilitas juga tersedia, mulai dari tempat ibadah, gazebo, rumah makan, hingga spot foto.

Waduk ini semakin menarik dengan hadirnya Monumen Kujang Sapasang yang berdiri di salah satu sisinya, menjadi ikon Jawa Barat sekaligus daya tarik baru.

Monumen ini berdampingan dengan Masjid Al Kamil yang dihubungkan oleh jembatan kayu indah, menambah kesan megah dan memikat dari Waduk Jatigede. 

PLTA Jatigede Dukung Swasembada Energi

Dari waduk inilah kemudian hadir PLTA Jatigede, yang merupakan salah satu dari 26 pembangkit listrik yang diresmikan Presiden Prabowo Subianto pada 20 Januari 2025. PLTA ini merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang menjadi penyumbang besar dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Hari ini kita sangat bangga ya, kita bisa meresmikan 37 proyek, 26 pembangkit tenaga listrik di 18 provinsi yang menghasilkan energi 3,2 gigawatt lebih, kemudian jaringan, gardu-gardu, ini saya kira cukup membanggakan. Dan untuk itu, saya ucapkan selamat dan penghargaan kepada semua unsur yang telah bekerja keras,” ujar Presiden Prabowo dikutip dari laman presidenri.go.id, (20/1/2025).

PLTA Jatigede merupakan pembangkit berkapasitas 2×55 MW yang memanfaatkan air dari Waduk terbesar kedua di Indonesia dan dapat mengurangi emisi karbon 415.800 ton per tahun.

PLTA ini nantinya juga berperan sebagai pembangkit peaker yang memastikan keandalan pasokan listrik di Indonesia, sehingga dapat menjadi pendukung terwujudnya swasembada energi.

You Might Also Like

5 Desa Wisata Indonesia Pemenang ASEAN Tourism Awards 2025

Lembah Harau, Pesona “Desa Konoha” Di Indonesia

Bukit Gua Lawa Tegal, Destinasi Wisata Alami

Stasiun Klaten, Bangunan Legendaris Berusia 153 Tahun

Taman Singkir, Ruang Publik Serbaguna di Salatiga

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Legenda Gunung Tampomas, Kisah Perjuangan Seorang Raja
Next Article Coban Rondo, Wisata Air Terjun Legendaris di Malang
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Tradisi Motong Kebo Andil
Tradisi Motong Kebo Andil, Warisan Budaya Depok yang Terus Lestari
Event 17/05/2025
lebaran depok 2025
Lebaran Depok 2025, Ajang Pelestarian Tradisi dan Budaya
Event 17/05/2025
Gawe Dayak Naik Dango
Gawe Dayak Naik Dango XXV, Tradisi Syukuran Panen Kota Singkawang
Event 17/05/2025
Geopark Kaldera Toba
Kemenpar Tindaklanjuti Peringatan “Yellow Card” UNESCO untuk Geopark Kaldera Toba
Berita 17/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?