Museum Rudana yang didirikan Nyoman Rudana dan Wayan Olastini menjadi bentuk penghormatan kepada bangsa dan kontribusi dalam melestarikan kebudayaan Indonesia.
Museum berada di Jl. Cok Rai Pudak No.44, Peliatan, Ubud, Gianyar, Bali. Koleksi yang dipamerkan mencakup seni lukis dan patung dari seniman Bali, seniman nasional, serta seniman internasional.
Museum ini diresmikan Presiden Soeharto, 26 Desember 1995, dan kini dikelola Yayasan Seni Rudana.
Sejarah dan Filosofi Museum Rudana
Nyoman Rudana adalah kolektor seni yang juga memiliki Rudana Fine Art Gallery dan Genta Fine Art Gallery. Ia percaya bahwa seni memiliki peran penting dalam harmoni kehidupan.
Baik dalam hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, maupun dengan alam. Konsep ini sejalan dengan filosofi Bali, Tri Hita Karana, yang menekankan keseimbangan dalam kehidupan.
Pendirian museum ini berawal dari keprihatinan Nyoman Rudana terhadap banyaknya karya seni Indonesia yang dibawa ke luar negeri. Dengan mendirikan Museum Rudana, ia berupaya melestarikan dan memamerkan karya-karya seni terbaik di tanah air.
Museum ini dibangun berdasarkan konsep Triangga (kepala, badan, dan anggota gerak), Ti Mandala (pembagian halaman dalam, tengah, dan luar), serta Tri Loka (alam bawah, menengah, dan atas).
Konsep ini menggambarkan regenerasi seni dari masa ke masa, mencerminkan kesinambungan antara generasi seniman terdahulu hingga saat ini.
Koleksi Seni di Museum Rudana
Museum iniyang terdiri tiga lantai ini menampilkan beragam karya seni yang luar biasa.
Beberapa diantaranya lukisan dari maestro Bali seperti Sri Adi Soedarsona, almarhum Nyoman Gunarsa, Antonio Blanco, Gusti Nyoman Lempad, Ida Bagus Made Poleng, dan Wayan Jujul.
Pengunjungjuga dapat menemukan lukisan yang menggambarkan perdamaian lima agama serta lukisan memorial untuk mengenang peristiwa bom Bali.
Lantai atas museum menyajikan koleksi lukisan klasik Bali dengan gaya Ubud dan Batuan. Di antaranya karya dari Gusti Nyoman Lempad, I Gusti Ketut Kobot, dan Wayan Bendi.
Baca juga: Museum Sidik Jari Denpasar, Museum Lukisan Tanpa Kuas
Sementara itu, lantai pertama dan kedua menampilkan seni lukis modern Indonesia, termasuk karya Affandi, Basuki Abdullah, Kartika Affandi, Nyoman Gunarsa, Made Wianta, dan seniman lainnya.
Museum ini juga memiliki koleksi lukisan dari pelukis asing yang bermukim di Bali, seperti Antonio Blanco (Spanyol), Yuri Gorbachev (Rusia), Jafar Islah (Kuwait), dan Iyama Tadayuki (Jepang).
Secara keseluruhan, lebih dari 400 karya seni menghiasi museum ini, menjadi saksi perkembangan seni rupa Indonesia. Selain museum, pengunjung dapat mengunjungi Rudana Fine Art Gallery yang masih berada dalam satu kompleks.
Galersi Seni sebagai Destinasi Edukasi
Galeri ini memiliki lebih dari 8.000 karya seni tradisional dari lima aliran seni khas Bali, yaitu Batuan, Penestanan, Pengosekan, Kutuh, dan Penduyung.
Galeri ini juga menampilkan karya seniman asing seperti Rudolf Bonnet dan Arie Smith, serta sering menjadi tempat pameran bagi seniman ternama dari dalam maupun luar negeri.
Museum Rudana selain menjadi tempat wisata seni, tetapi juga destinasi edukasi. Keberadaannya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang seni dan budaya Bali.