By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Menyaksikan Seni, Budaya, dan Filosofi Bali di Museum Rudana
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Menyaksikan Seni, Budaya, dan Filosofi Bali di Museum Rudana
Pariwisata

Menyaksikan Seni, Budaya, dan Filosofi Bali di Museum Rudana

Anisa Kurniawati
Last updated: 20/02/2025 05:34
Anisa Kurniawati
Share
Museum Rudana selain menjadi tempat wisata seni, tetapi juga destinasi edukasi. Foto. Wikimedia Commons/ Budi Sukada
SHARE

Museum Rudana yang didirikan Nyoman Rudana dan Wayan Olastini menjadi bentuk penghormatan kepada bangsa dan kontribusi dalam melestarikan kebudayaan Indonesia.

Museum berada di Jl. Cok Rai Pudak No.44, Peliatan, Ubud, Gianyar, Bali. Koleksi yang dipamerkan mencakup seni lukis dan patung dari seniman Bali, seniman nasional, serta seniman internasional.

Museum ini diresmikan Presiden Soeharto, 26 Desember 1995, dan kini dikelola Yayasan Seni Rudana.

Sejarah dan Filosofi Museum Rudana

Nyoman Rudana adalah kolektor seni yang juga memiliki Rudana Fine Art Gallery dan Genta Fine Art Gallery. Ia percaya bahwa seni memiliki peran penting dalam harmoni kehidupan.

Baik dalam hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, maupun dengan alam. Konsep ini sejalan dengan filosofi Bali, Tri Hita Karana, yang menekankan keseimbangan dalam kehidupan.

Pendirian museum ini berawal dari keprihatinan Nyoman Rudana terhadap banyaknya karya seni Indonesia yang dibawa ke luar negeri. Dengan mendirikan Museum Rudana, ia berupaya melestarikan dan memamerkan karya-karya seni terbaik di tanah air. 

Museum ini dibangun berdasarkan konsep Triangga (kepala, badan, dan anggota gerak), Ti Mandala (pembagian halaman dalam, tengah, dan luar), serta Tri Loka (alam bawah, menengah, dan atas). 

Konsep ini menggambarkan regenerasi seni dari masa ke masa, mencerminkan kesinambungan antara generasi seniman terdahulu hingga saat ini.

Koleksi Seni di Museum Rudana

Museum iniyang terdiri tiga lantai ini menampilkan beragam karya seni yang luar biasa.

Beberapa diantaranya lukisan dari maestro Bali seperti Sri Adi Soedarsona, almarhum Nyoman Gunarsa, Antonio Blanco, Gusti Nyoman Lempad, Ida Bagus Made Poleng, dan Wayan Jujul. 

Pengunjungjuga dapat menemukan lukisan yang menggambarkan perdamaian lima agama serta lukisan memorial untuk mengenang peristiwa bom Bali.

Lantai atas museum menyajikan koleksi lukisan klasik Bali dengan gaya Ubud dan Batuan. Di antaranya karya dari Gusti Nyoman Lempad, I Gusti Ketut Kobot, dan Wayan Bendi.

Baca juga: Museum Sidik Jari Denpasar, Museum Lukisan Tanpa Kuas

Sementara itu, lantai pertama dan kedua menampilkan seni lukis modern Indonesia, termasuk karya Affandi, Basuki Abdullah, Kartika Affandi, Nyoman Gunarsa, Made Wianta, dan seniman lainnya. 

Museum ini juga memiliki koleksi lukisan dari pelukis asing yang bermukim di Bali, seperti Antonio Blanco (Spanyol), Yuri Gorbachev (Rusia), Jafar Islah (Kuwait), dan Iyama Tadayuki (Jepang). 

Secara keseluruhan, lebih dari 400 karya seni menghiasi museum ini, menjadi saksi perkembangan seni rupa Indonesia. Selain museum, pengunjung dapat mengunjungi Rudana Fine Art Gallery yang masih berada dalam satu kompleks. 

Galersi Seni sebagai Destinasi Edukasi

Galeri ini memiliki lebih dari 8.000 karya seni tradisional dari lima aliran seni khas Bali, yaitu Batuan, Penestanan, Pengosekan, Kutuh, dan Penduyung.

Galeri ini juga menampilkan karya seniman asing seperti Rudolf Bonnet dan Arie Smith, serta sering menjadi tempat pameran bagi seniman ternama dari dalam maupun luar negeri.

Museum Rudana selain menjadi tempat wisata seni, tetapi juga destinasi edukasi. Keberadaannya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang seni dan budaya Bali.

You Might Also Like

Menelusuri Jejak Sejarah di Balik Dinding Istana Maimun Medan

MotoGP Mandalika 2024 Tingkatkan Okupansi Hotel di Mataram

The Moby Park Hadirkan Glamping Eksklusif dan Panorama Alam

Mengintip Jejak Purbakala Di Gua Selomangleng Kediri

Lomba Kelotok Hias Aset Wisata Kota Waringin Barat

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article 4 Temuan Sejarah di Indonesia Mengubah Pemahaman Dunia
Next Article Keunikan Sistem Lodok dalam Pembagian Lahan di Manggarai
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?