By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Nyadran, Warisan Masa Depan Suku Tengger
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Nyadran, Warisan Masa Depan Suku Tengger
Tradisi

Nyadran, Warisan Masa Depan Suku Tengger

Ridwan
Last updated: 11/09/2024 11:44
Ridwan
Share
4 Min Read
SHARE

Tradisi Nyadran hingga kini masih digelar dengan penuh khidmat masyarakat suku Tengger Di Desa Ranupani Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Tradisi ini diadakan setiap perayaan Hari Raya Karo yang jatuh pada tanggal 15 bulan Karo dalam kalender Saka.

Nyadran menjadi puncak dari rangkaian perayaan Hari Raya Karo yang diselenggarakan tahun 2024. Momen ini menjadi ajang penting bagi warga Tengger untuk mempererat hubungan spiritual dengan leluhur mereka.

Pj. Kepala Desa Ranupani, Bambang Sugianto menyebut, pelaksanaan tradisi Nyadran adalah bagian tak terpisahkan dari perayaan Hari Raya Karo. “Tradisi Nyadran ini digelar pada puncak atau penutupan Hari Raya Karo 2024,” ungkapnya di Ranupani, Lumajang, Minggu (8/9/2024).

Masyarakat Desa Ranupani berpartisipasi dengan penuh antusias dalam prosesi ini. Mereka menjaga semangat gotong royong dan kekompakan antar warga.

Upacara Nyadran dipimpin dukun adat setempat, yaitu Romo Dukun Kariyoleh, Ngato, dan Suwarno. Mereka adalah figur penting dalam masyarakat Suku Tengger, yang memegang peranan sebagai penjaga tradisi dan penghubung spiritual antara warga dan leluhur mereka.

Dalam prosesi ini, para dukun adat memanjatkan doa-doa khusus untuk memohon berkah dan keselamatan bagi seluruh anggota komunitas.

Tradisi Nyadran sendiri dimulai dengan warga berbondong-bondong menuju makam leluhur mereka. Dengan membawa bunga dan sesajen, mereka berjalan kaki ke area pemakaman yang menjadi tempat peristirahatan para pendahulu.

Setibanya di makam, mereka melakukan tabur bunga sebagai simbol penghormatan terhadap para leluhur, sekaligus sebagai wujud syukur atas kehidupan yang mereka jalani.

Prosesi tabur bunga ini bukan sekadar ritual biasa, melainkan manifestasi dari keyakinan kuat masyarakat Suku Tengger akan pentingnya menghormati leluhur. Mereka percaya bahwa roh-roh leluhur berperan dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan keluarga dan desa.

Masyarakat suku Tengger kemudian memanjatkan doa di makam leluhur, berharap mendapatkan restu dan perlindungan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Selain aspek spiritual, Nyadran juga memiliki nilai sosial yang sangat penting bagi Suku Tengger. Tradisi ini tidak hanya mempererat hubungan antarwarga, tetapi juga menjadi momen untuk memperkuat ikatan antar generasi. Anak-anak dan remaja diajak untuk ikut serta dalam prosesi ini, belajar tentang pentingnya menghormati tradisi dan nilai-nilai yang diwariskan oleh leluhur.

Kegiatan Nyadran juga menjadi sarana bagi Suku Tengger untuk menjaga keberlanjutan tradisi mereka. Meski zaman terus berkembang, masyarakat Tengger tetap teguh memelihara warisan budaya mereka. Nilai-nilai seperti rasa syukur, penghormatan kepada leluhur, dan kebersamaan terus ditanamkan dalam setiap generasi, sehingga tradisi ini tetap lestari.

Bagi Suku Tengger, tradisi Nyadran bukan sekadar ritual tahunan, tetapi cerminan dari identitas mereka sebagai masyarakat yang menjaga keseimbangan antara kehidupan spiritual dan sosial.

Bagi suku Tengger, tradisi Nyadran bukan hanya warisan masa lalu, tetapi juga bagian penting dari kehidupan mereka saat ini dan di masa depan.

Warisan leluhur yang terwujud dalam tradisi Nyadran di Desa Ranupani ini menjadi simbol keteguhan hati masyarakat Suku Tengger dalam menjaga nilai-nilai kearifan lokal.

Di tengah arus modernisasi, mereka tetap kokoh mempertahankan identitas budaya mereka, mewariskan kearifan yang terus hidup dan berkembang di tengah perubahan zaman. (Sumber: Infopublik.id)

You Might Also Like

Ritual Tahunan Nyadran, Tradisi Desa Srikandi

Upacara Bekakak, Tradis Yang Masih Lestari

Horja Bius, Cara Masyarakat Batak Menyelesaikan Permasalahan

Tradisi Lisan Lamut Banjarmasin yang Diambang Kepunahan

Festival Serak Gulo: Tradisi Warga Keturunan India Bagikan Gula

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Biografi Suyoso Karsono, Sejarah Dokumentasi Musik Indonesia
Next Article Menparekraf Optimistis Minat Berwisata Masyarakat Tetap Tinggi
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?