Prosesi Pernikahan adalah momen istimewa dan sakral dalam perjalan hidup seorang anak manusia. Jauh sebelum nenek moyang kita mengenal dan memeluk agama, pernikahan sudah dilakukan dalam ritus-ritus suci dan sakral. Filosofi pernikahan sebagai tahapan hidup yang sakral itu tercermin dari tradisi adat pernikahan yang sampai saat ini masih dipegang teguh setiap suku di seluruh penjuru Nusantara. Salah satunya prosesi pernikahan Suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Ketua Majelis Adat Sasak Sajim Sastrawan menyebut suku adat Sasak menempuh berbagai cara untuk menyelesaikan persoalan pernikahan. Salah satunya prosesi Ngeredak di mana pihak laki-laki bersama keluarga datang ke pihak perempuan. Bila kedua keluarga sepakat, prosesi akan berlanjut ke lamaran.
“Bila pernikahan terjadi, digelar pesta meriah yang disebut Nyongkolan. Inilah prosesi yang bermakna penting yaitu pemberitahuan kepada masyarakat banyak bahwa pasangan itu sudah sah menjadi suami-istri” kata Sajim Sastrawan saat ditemui Emmanus TV beberapa waktu lalu.
Saat prosesi Nyongkolan, keluarga kerabat laki-laki diarak ke rumah mempelai ke kediaman keluarga perempuan dengan membawa kue tradisional Lombok, hasil pertanian dan perkebunan. Lantas kedua mempelai diarak menggunakan kuda kayu yang dipanggul empat pria, layaknya raja dan ratu. Prosesi ini diiringi musik tradisional gendang beleq, cilokak atau kelentang.

Tradisi Adat Jaga Martabat Perkawinan
Bila ditelaah secara logika, prosesi ini bisa menjadi menjadi cara menangkal fitnah. Pria atau perempuan yang telah menikah akan sulit menjalin hubungan dengan wanita atau pria lain, karena seluruh warga sudah mengetahui status mereka.
Sedangkan proses puncak pernikahan Adat Suku Sasak disebut Sorong Serah Aji Krame, saat kedua mempelai akan ditentukan statusnya, apakah strata atas, madya atau biasa. Prosesi ini berlangsung dihadapan keluarga, tamu dan tokoh desa.
Selain menegaskan status dan hak kedua mempelai, prosesi Sorong Serah Aji Krame merupakan upacara serah terima dari sisi adat antara kedua keluarga mempelai.
Seperti prosesi pernikahan adat suku lainnya, prosesi pernikahan adat suku Sasak cukup pelik, rumit, panjang dan juga perlu dana besar. Namun prosesi ini harus dilewati kedua pasangan. Bagi kedua mempelai, mereka harus menjaga martabat perkawinan yang telah mereka jalankan karena momen sakral itu dicapai melalui proses yang tidak mudah.