Sajian makanan Tengkleng, telah menjadi kuliner khas Kota Solo, Jawa Tengah. Sajian berbahan tulang dan jeroan kambing ini lahir dari kreativitas rakyat Solo di masa penjajahan.
Nama “tengkleng” mencerminkan kehidupan rakyat jelata di masa penjajahan dulu. Saat itu, masyarakat hanya mampu membeli bagian tulang dan jeroan kambing. Tulang dengan sedikit daging itu akhirnya diolah dengan bumbu sederhana.
Akibat Kesulitan Pangan
Dikutip dari kompas.com, menurut pakar hukum asal Solo, Mr. Soewidji (1973), saat masa penjajahan, kehidupan masyarakat solo sangat sulit hingga harus memutar otak untuk tetap bertahan hidup.
Mereka kemudian mengolah bahan pangan apa saja untuk dijadikan makanan. Dalam hal ini, termasuk limbah kambing seperti tulang belulang dan jeroan kambing.
Saat itu, daging kambing hanya dihidangkan untuk tuan dan nyonya Belanda dan priyayi. Mau tak mau masyarakat Solo mengolah tulang belulang dan jeroan dari kambing untuk mengisi perut.
Baca juga: Serabi Solo, Penganan Warisan Kerajaan Mataram

Foto: Google/nindya Adha
Bumbu Rumit
Proses pembuatan tengkleng menggunakan berbagai bumbu rumit. Hal ini dilakukan supaya menghilangkan bau tak sedap dari bagian tubuh kambing. Bagian tubuh kambing yang biasanya digunakan sebagai bahan tengkleng adalah kepala, iga, serta kaki.
Bagian-bagian tubuh ittu dimasak selama kurang lebih 2 jam agar menjadi empuk dan tidak bau bersama berbagai bumbu. Secara umum bumbu halus yang dibutuhkan adalah bawang putih, bawang merah, kemiri, kunyit bakar, ketumbar, sangrai, gula merah.
Kemudian ada juga rempah-rempah yang ditambahkan seperti kayu manis, cengkeh kering, jahe, lengkuas, pala, daun salam, daun jeruk segar, dan serai. Cara membuatnya pertama, rebus sampai empuk jeroan dan bagian tulang kambing lainnya dalam santan encer bersama daun salam, serai, daun jeruk, dan jahe.
Lalu tambahkan santan kental hingga lemak daging keluar dan mengering. Setelah itu masukkan cabai, aduk sebentar hingga mendidih. Tengkleng kemudian siap dihidangkan. Jika ingin rasa yang lebih pedas bisa ditambahkan dengan cabai.
Baca juga: Teh Solo dalam Budaya Minum Teh Indonesia
Langganan Presiden
Di kota Solo, ada sejumlah warun makan dengan sajian khas Tengkleng terkenal antara lain Tengkleng Solo Bu Jito “Dlidir” di Jalan Kolonel Sugiyono Nomor 67, Kadipiro, Banjarsari, Kota Surakarta. Warung yang buka setiap hari dari pukul 09.00 hingga 13.00 WIB menyedikana Tengkleng enak seharga Rp 30.000 hingga Rp 40.000 per porsi.

Selain itu, Anda dapat mengunjungi Warung Tengkleng Yu Tentrem di Jalan Letjend Sutoyo, Gang Kelud Selatan, Ngadisono RT 4 RW 14, Kadipiro, Banjarsari, Solo. Bukanya dari jam 10 pagi, namun menu seharga 25 ribu hingga 75 ribu yang disajikan kerap sudah habis selepas makan siang.
Warung Tengkleng Yu Tentrem terkenal sebagai warung langganan keluarga mantan Presiden Soeharto hingga Presiden Joko Widodo dengan menu andalan tengkleng iga, sumsum, lidah, pipi, mata, telinga, otak. (Dari berbagai sumber)