By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Putu Wijaya, Dari Panggung Teater ke Halaman Buku
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Putu Wijaya, Dari Panggung Teater ke Halaman Buku
Profil

Putu Wijaya, Dari Panggung Teater ke Halaman Buku

Anisa Kurniawati
Last updated: 07/11/2024 00:31
Anisa Kurniawati
Share
Sastrawan Putu Wijaya. Foto: instagram/ @putuwijaya_tetermandiri
SHARE

Putu Wijaya, sastrawan yang sudah menulis kurang lebih 30 novel, 40 naskah drama, ribuan cerpen, ratusan esai, artikel lepas, dan kritik drama. Ia juga menulis skenario film dan sinetron hingga memimpin Teater Mandiri sejak 1971.

Putu Wijaya lahir di Puri Anom, Tabanan, Bali pada 11 April 1944. Ayahnya, I Gusti Ngurah Raka, seorang pensiunan punggawa yang keras dalam mendidik anak. Ayahnya menginginkan dirinya menjadi dokter, namun dia lemah dalam ilmu pasti. 

Sejak kecil Putu sudah gemar membaca berbagai karya sastra. Mulai dari karangan Karl May, buku sastra Komedi Manusia-nya William Saroyan, sampai cerita picisan. Saat SMA ia memenangkan lomba deklamasi, kemudian dia diikutkan bermain drama perpisahan SMA, yang diarahkan oleh Kirdjomuljo, penyair dan sutradara ternama di Yogyakarta. 

Selepas SMA, Putu melanjutkan kuliahnya di Yogyakarta. Di Yogyakarta, Putu berkuliah di Fakultas Hukum, UGM dan lulus pada 1969. Selain itu ia juga mempelajari seni lukis di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI), dan drama di Akademi Seni Drama dan Film (Asdrafi).

Namun di Asdrafi ia tidak mengikuti ujian, dan di ASRI juga tidak dia lanjutkan. Dari kegiatan berkesenian ia mendapatkan identitasnya sebagai seniman.

Kiprah di Teater

Selama bermukim di Yogyakarta, kegiatan sastranya lebih terfokus pada teater. Beberapa pementasan pernah ia tampilkan bersama Bengkel Teater pimpinan W.S. Rendra. Diantara lain pementasan Bip-Bop (1968) dan Menunggu Godot (1969). 

Selain itu, Putu menampilkan karyanya sendiri yang berjudul Lautan Bernyanyi (1969). Ia adalah penulis naskah sekaligus sutradara pementasan itu. Naskah drama tersebut menjadi pemenang ketiga Sayembara Penulisan Lakon yang diselenggarakan oleh Badan Pembina Teater Nasional Indonesia. 

Putu pindah ke Jakarta dan bergabung dengan Teater Kecil asuhan sutradara ternama Arifin C. Noer dan Teater Populer. Di samping itu, ia juga bekerja sebagai redaktur majalah Ekspres (1969). Kemudian, ia menjadi redaktur majalah Tempo (1971-1979). 

Pada tahun 1974, Bersama rekan-rekannya, Putu mendirikan Teater Mandiri. Ia juga membawa Teater Mandiri berkeliling Amerika dalam pementasan drama Yel dan berpentas di Jepang (2001).

Di samping aktif di teater Indonesia, Putu Wijaya juga memiliki pengalaman bermain drama di luar negeri. Diantaranya yaitu, Festival Teater Sedunia di Nancy, Prancis (1974) dan dalam Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman (1985). 

Karya Sastra Putu Wijaya

Selain berteater Putu Wijaya juga menulis cerpen, novel, esai sastra dan lainnya. Sejumlah karyanya, baik drama, cerpen, maupun novel telah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, antara lain bahasa Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, Jepang, Arab, dan Thailand. 

Beberapa karyanya yang banyak diperbincangkan yaitu, Bila Malam Bertambah Malam (1791), Telegram (1972), Pabrik (1976), Keok (1978), Tiba-Tiba Malam (1977), Sobat (1981) dan banyak lainnya.

Selain menekuni dunia teater dan menulis, Putu juga menjadi sutradara dan penulis skenario film dan sinetron. Film yang disutradarainya ialah film Cas Cis Cus, Zig Zag, dan Plong. Sinetron yang disutradarainya ialah Dukun Palsu, PAS, None, Warteg, dan Jari-Jari. 

Skenario yang ditulisnya ialah Perawan Desa, Kembang Kertas, serta Ramadhan dan Ramona. Ketiga skenario itu memenangkan Piala Citra. Pada 1977.

Putu Wijaya sempat hidup di Amerika Serikat selama setahun. Atas undangan Fulbright, 1985-1988, ia menjadi dosen tamu teater dan sastra Indonesia modern di Universitas Wisconsin dan Universitas Illinois, AS.  Atas undangan Japan Foundation, Putu menulis novel di Kyoto, Jepang, 1992. 

Meski usianya sudah tak lagi muda, hingga kini Putu Wijaya masih aktif berkegiatan di dunia sastra. Salah satunya yaitu ia mementaskan lagi karya ikonik nya “Aduh” yang pernah memenangkan Lomba Penulisan Lakon (DKJ) pada 1974. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Warisan Mochtar Lubis untuk Sastra dan Media Indonesia  

Bagong Kussudiardja, Sang Legenda Seni Serba Bisa

K.H. Abdul Halim: Ulama, Pendidik, Pejuang Asal Majalengka

Taufiq Ismail Raih Anugerah Majelis Sastra Asia Tenggara

Perjalanan Sandi, Pengrajin Topeng Lengger Wonosobo

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Wamenkomdigi Ingatkan Media Jaga Kualitas dan Netralitas
Next Article Sejarah Balikpapan, Dari Minyak Bumi Hingga Perang Dunia II
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?