Dunia Katolik menyambut pemimpin baru. Robert Francis Prevost, seorang kardinal asal Amerika Serikat, resmi terpilih sebagai Paus ke-267 pada Kamis (8/5/2025) sore waktu Vatikan, usai proses pemungutan suara dalam konklaf yang digelar secara tertutup di Kapel Sistina.
Pemilihannya dilakukan sehari setelah konklaf dibuka, yakni Rabu (7/5/2025), menyusul wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025 lalu.
Terpilihnya Prevost, yang kini berusia 69 tahun, diumumkan secara simbolik melalui kemunculan asap putih dari cerobong Kapel Sistina—tanda yang telah lama dikenal sebagai sinyal bahwa seorang paus baru telah dipilih.
Asap putih itu muncul setelah melalui tiga putaran pemungutan suara, menggantikan asap hitam yang keluar dalam dua putaran sebelumnya.
Baca Juga: Pemerintah Dorong Kekuatan Budaya Global Melalui Dana Investasi Kreatif
“Habemus Papam!” demikian seruan resmi yang disampaikan dari balkon Basilika Santo Petrus saat Prevost diperkenalkan sebagai paus baru.
Umat Katolik yang memenuhi Lapangan Santo Petrus bersorak riuh, melambaikan bendera, dan menangis haru menyambut pemimpin spiritual mereka yang baru.
Robert Francis Prevost dikenal sebagai tokoh yang memiliki latar belakang kuat dalam pelayanan pastoral dan misi internasional.
Sebelum menjadi kardinal, ia menjabat sebagai Uskup Chiclayo di Peru, dan dikenal karena keterlibatannya dalam isu-isu sosial, dialog antaragama, serta pembinaan kaum muda dan keluarga.
Konklaf kali ini diikuti 133 kardinal elektor dari berbagai penjuru dunia.
Prosesnya tetap mengacu pada tradisi Gereja Katolik yang berlangsung secara tertutup dan sakral.
Seperti biasa, sinyal utama bagi dunia luar adalah asap dari cerobong Kapel Sistina.
Mengutip Vatican News, asap hitam menandakan belum tercapai kesepakatan dalam pemungutan suara, sementara asap putih menunjukkan bahwa seorang paus telah terpilih.
Tayangan langsung dari Vatican Media memperlihatkan suasana haru dan sukacita di Lapangan Santo Petrus.
Ribuan umat Katolik dari berbagai negara seperti Italia, Argentina, Monako, Kanada, dan Irlandia terlihat berkumpul sambil mengibarkan bendera, memanjatkan doa, dan menyanyikan lagu pujian.
Salah satu umat asal Filipina yang hadir, Maria Angeles, mengungkapkan kegembiraannya.
“Saya merasa diberkati bisa menyaksikan sejarah ini secara langsung. Paus baru membawa harapan baru bagi kami semua,” ujarnya sambil menitikkan air mata.
Baca Juga: RUU Masyarakat Adat Masuk Prolegnas Lagi, Pemerintah Dorong Pengesahan
Robert Francis Prevost kini memikul tanggung jawab besar sebagai pemimpin 1,3 miliar umat Katolik di seluruh dunia, menggantikan Paus Fransiskus yang dikenal luas karena pendekatannya yang inklusif, reformis, dan dekat dengan kaum miskin.
Dengan latar belakang yang kuat di bidang misi dan pastoral, banyak pihak berharap Paus Prevost akan melanjutkan semangat pembaruan yang telah dicanangkan pendahulunya, serta menjawab berbagai tantangan zaman yang dihadapi Gereja Katolik saat ini.