By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Sarapan Beseprah, Simbol Kebersamaan Masyarakat Kutai
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Sarapan Beseprah, Simbol Kebersamaan Masyarakat Kutai
Warisan Budaya

Sarapan Beseprah, Simbol Kebersamaan Masyarakat Kutai

Achmad Aristyan
Last updated: 04/01/2025 16:30
Achmad Aristyan
Share
Sarapan bersama atau Beseprah yang menjadi tradisi di Kalimantan Timur. Foto: Wikipedia/Ezagren
SHARE

Di Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur, masyarakat mengenal tradisi unik yang dikenal dengan nama Beseprah, sebuah acara makan bersama yang sarat makna sosial dan budaya.

Tradisi sarapan ini menjadi momen penting untuk membangun hubungan sosial yang erat dan mempererat ikatan antar anggota komunitas maupun masyarakat dan kerabat.

Dalam budaya sebagaian masyarakat Indonesia, momen sarapan sering kali dijadikan waktu untuk menikmati makanan sendirian atau bersama keluarga terdekat.

Apa itu Beseprah?

Dilansir dari Wikipedia, istilah Beseprah berasal dari bahasa Kutai yang berarti “makan bersama-sama”. Dalam praktiknya, tradisi ini dilakukan dengan cara duduk bersila di atas tikar, saling bersebelahan dengan orang-orang dari berbagai lapisan sosial. 

Tradisi ini bukan sekadar kegiatan makan, melainkan juga merupakan ajang untuk saling bercengkrama, berbagi cerita, serta mempererat hubungan antar sesama.

Beseprah sering kali dilakukan pada hari-hari istimewa, seperti pernikahan, kelahiran, kunjungan tamu penting, maupun saat perayaan Upacara Erau, yang merupakan bagian dari perayaan budaya dan kebersamaan masyarakat Kutai.

Asal Usul Beseprah

Melansir dari diskominfo.kaltimprov.go.id, Beseprah memiliki akar yang dalam dalam sejarah Kutai. Meskipun tidak ada catatan pasti mengenai kapan tradisi ini dimula. 

Namun, Beseprah selalu dikaitkan dengan Upacara Erau yang ada sejak abad ke-12, pada masa pemerintahan Aji Batara Agung Dewa Sakti, sultan pertama Kutai Kartanegara Ing Martadipura. 

Pada masa itu, Beseprah menjadi salah satu cara sultan berinteraksi dan menjamu rakyatnya, sebuah upaya untuk menunjukkan bahwa seorang sultan bekerja untuk kesejahteraan rakyatnya.

Sultan menggelar jamuan makan untuk rakyat, mengundang mereka untuk makan bersama tanpa membedakan status sosial.

Momen makan bersama ini bukan hanya sekadar berbagi makanan, tetapi juga menjadi waktu untuk berbagi cerita, mendengarkan kesulitan yang dihadapi, memberi solusi, serta mempererat rasa persaudaraan di antara rakyat dan pemimpin.

Pelaksanaan Tradisi Beseprah

Beseprah umumnya dilaksanakan pada waktu sarapan, sehingga persiapannya dimulai sejak dini hari. Tugas menyiapkan makanan biasanya dilakukan keluarga besar dan tetangga, dengan bantuan dari masyarakat setempat, khususnya jika acara diadakan dalam rangka Upacara Erau. 

Makanan yang disajikan beragam, mulai dari nasi kebuli, nasi kuning, nasi putih dengan sambal, ikan gabus goreng (gence ruan), semur, bubur, ubi goreng, hingga aneka kue khas Kutai seperti serabai, putu labu, roti gembong, dan berbagai buah-buahan.

Makanan itu disajikan di atas tampah atau daun pisang yang diletakkan di atas seperah, kain putih yang digunakan sebagai alas untuk makan bersama. Di samping itu, tersedia tumpukan piring kosong dan alat makan untuk digunakan para tamu yang hadir.

Sebelum makan dimulai, biasanya lantunan musik dikumandangkan untuk memeriahkan suasana. Setelah seluruh tamu duduk dan tempat makan terisi, tuan rumah memberi aba-aba untuk memulai acara makan bersama. Acara Beseprah sendiri biasanya berlangsung selama 1,5 hingga 2 jam.

Beseprah dalam Upacara Erau

Tradisi Beseprah selalu hadir dalam Upacara Erau, yang merupakan perayaan tahunan di Kutai.

Dalam acara ini, kain seperah sepanjang satu kilometer akan dibentangkan di sepanjang jalan di depan Museum Mulawarman, Tenggarong, untuk menampung masyarakat yang datang. 

Setelah doa bersama, Sultan akan memukul gong sebagai tanda dimulainya acara Beseprah. Semua tamu yang hadir, tanpa memandang status sosial, dipersilakan untuk menyantap makanan sambil berbincang dengan orang di sebelahnya.

Tradisi Beseprah tidak hanya mempererat ikatan sosial, tetapi juga memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat setempat di daerah Kutai.

Masyarakat lokal dapat memperoleh penghasilan dengan menjual makanan khas Kutai dalam acara itu, sekaligus memperkenalkan kuliner tradisional mereka kepada pengunjung. 

Selain itu, bagi wisatawan yang datang ke Kutai, Beseprah menawarkan pengalaman sosial dan budaya yang mendalam, sekaligus kesempatan untuk merasakan kelezatan masakan tradisional. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Mengenali Batik Garut, Warisan Budaya Sunda yang Penuh Makna

Sejarah Mi Ayam dan Makna di Balik Warna Gerobaknya

Kuliner Legendaris Bubur Gunting Warisan Leluhur Singkawang

Ayam Kalasan, Sajian Dengan Guyuran Air Kepala

Seni Gaok, Kesenian Membaca Puisi Sunda dari Majalengka

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Kresesek dan Sarung Rimpu Ciri Khas Baju Adat Sumbawa
Next Article Sulaman Tradisional Naras, Seni Pariaman yang Mendunia
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?