Di Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur, masyarakat mengenal tradisi unik yang dikenal dengan nama Beseprah, sebuah acara makan bersama yang sarat makna sosial dan budaya.
Tradisi sarapan ini menjadi momen penting untuk membangun hubungan sosial yang erat dan mempererat ikatan antar anggota komunitas maupun masyarakat dan kerabat.
Dalam budaya sebagaian masyarakat Indonesia, momen sarapan sering kali dijadikan waktu untuk menikmati makanan sendirian atau bersama keluarga terdekat.
Apa itu Beseprah?
Dilansir dari Wikipedia, istilah Beseprah berasal dari bahasa Kutai yang berarti “makan bersama-sama”. Dalam praktiknya, tradisi ini dilakukan dengan cara duduk bersila di atas tikar, saling bersebelahan dengan orang-orang dari berbagai lapisan sosial.
Tradisi ini bukan sekadar kegiatan makan, melainkan juga merupakan ajang untuk saling bercengkrama, berbagi cerita, serta mempererat hubungan antar sesama.
Beseprah sering kali dilakukan pada hari-hari istimewa, seperti pernikahan, kelahiran, kunjungan tamu penting, maupun saat perayaan Upacara Erau, yang merupakan bagian dari perayaan budaya dan kebersamaan masyarakat Kutai.
Asal Usul Beseprah
Melansir dari diskominfo.kaltimprov.go.id, Beseprah memiliki akar yang dalam dalam sejarah Kutai. Meskipun tidak ada catatan pasti mengenai kapan tradisi ini dimula.
Namun, Beseprah selalu dikaitkan dengan Upacara Erau yang ada sejak abad ke-12, pada masa pemerintahan Aji Batara Agung Dewa Sakti, sultan pertama Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Pada masa itu, Beseprah menjadi salah satu cara sultan berinteraksi dan menjamu rakyatnya, sebuah upaya untuk menunjukkan bahwa seorang sultan bekerja untuk kesejahteraan rakyatnya.
Sultan menggelar jamuan makan untuk rakyat, mengundang mereka untuk makan bersama tanpa membedakan status sosial.
Momen makan bersama ini bukan hanya sekadar berbagi makanan, tetapi juga menjadi waktu untuk berbagi cerita, mendengarkan kesulitan yang dihadapi, memberi solusi, serta mempererat rasa persaudaraan di antara rakyat dan pemimpin.
Pelaksanaan Tradisi Beseprah
Beseprah umumnya dilaksanakan pada waktu sarapan, sehingga persiapannya dimulai sejak dini hari. Tugas menyiapkan makanan biasanya dilakukan keluarga besar dan tetangga, dengan bantuan dari masyarakat setempat, khususnya jika acara diadakan dalam rangka Upacara Erau.
Makanan yang disajikan beragam, mulai dari nasi kebuli, nasi kuning, nasi putih dengan sambal, ikan gabus goreng (gence ruan), semur, bubur, ubi goreng, hingga aneka kue khas Kutai seperti serabai, putu labu, roti gembong, dan berbagai buah-buahan.
Makanan itu disajikan di atas tampah atau daun pisang yang diletakkan di atas seperah, kain putih yang digunakan sebagai alas untuk makan bersama. Di samping itu, tersedia tumpukan piring kosong dan alat makan untuk digunakan para tamu yang hadir.
Sebelum makan dimulai, biasanya lantunan musik dikumandangkan untuk memeriahkan suasana. Setelah seluruh tamu duduk dan tempat makan terisi, tuan rumah memberi aba-aba untuk memulai acara makan bersama. Acara Beseprah sendiri biasanya berlangsung selama 1,5 hingga 2 jam.
Beseprah dalam Upacara Erau
Tradisi Beseprah selalu hadir dalam Upacara Erau, yang merupakan perayaan tahunan di Kutai.
Dalam acara ini, kain seperah sepanjang satu kilometer akan dibentangkan di sepanjang jalan di depan Museum Mulawarman, Tenggarong, untuk menampung masyarakat yang datang.
Setelah doa bersama, Sultan akan memukul gong sebagai tanda dimulainya acara Beseprah. Semua tamu yang hadir, tanpa memandang status sosial, dipersilakan untuk menyantap makanan sambil berbincang dengan orang di sebelahnya.
Tradisi Beseprah tidak hanya mempererat ikatan sosial, tetapi juga memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat setempat di daerah Kutai.
Masyarakat lokal dapat memperoleh penghasilan dengan menjual makanan khas Kutai dalam acara itu, sekaligus memperkenalkan kuliner tradisional mereka kepada pengunjung.
Selain itu, bagi wisatawan yang datang ke Kutai, Beseprah menawarkan pengalaman sosial dan budaya yang mendalam, sekaligus kesempatan untuk merasakan kelezatan masakan tradisional. (Diolah dari berbagai sumber)