By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Sasando, Alunan Suara Indah dari Daun Lontar
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Sasando, Alunan Suara Indah dari Daun Lontar
Warisan Budaya

Sasando, Alunan Suara Indah dari Daun Lontar

Ridwan
Last updated: 18/10/2024 06:07
Ridwan
Share
3 Min Read
Sasando, alat musik khas dari NTT yang berasal dari Pulau Rote. Foto: Kemenparekraf/ Shutterstock/Raiyani Muharramah
SHARE

Pada acara KTT ke-42 ASEAN yang berlangsung dari 9 hingga 11 Mei 2023 di Labuan Bajo, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), berbagai budaya khas NTT diperkenalkan kepada para pemimpin negara ASEAN. Dari kain tenun, tarian, hingga alat musik tradisional, semuanya berhasil memukau perhatian.

Salah satu yang menarik perhatian adalah Sasando, alat musik khas dari NTT yang berasal dari Pulau Rote. Dari segi desain, Sasando sudah pasti mencuri perhatian. Alat musik petik ini memiliki bentuk setengah lingkaran yang terbuat dari daun lontar yang melengkung.

Dari segi suara, resonansi yang dihasilkan oleh daun lontar memberikan karakteristik suara yang unik, tidak bisa ditemukan pada alat musik lainnya. Petikan Sasando menghasilkan melodi yang indah dan romantis. Keunikan bentuk, bahan, dan melodi ini membuatnya menjadi sorotan dalam KTT ke-42 ASEAN.

Sebelum tampil dalam KTT ASEAN, Sasando telah mendapat pengakuan internasional setelah tampil di salah satu acara sampingan G20 di Labuan Bajo pada tahun 2022. Di acara Spouse Program tersebut, yang dihadiri oleh 19 anggota G20, 6 negara undangan, dan 9 organisasi internasional, Sasando dijadikan cendera mata yang diberikan oleh Ibu Iriana Joko Widodo kepada Ibu Negara Tiongkok, Madam Peng Liyuan.

Melihat sejarahnya, popularitas Sasando di dunia tak lepas dari kontribusi Djitron Pah, yang memperkenalkan alat musik ini melalui ajang Asia’s Got Talent pada tahun 2015. Berkat penampilannya, Djitron Pah berhasil membawa Sasando ke pentas dunia melalui serangkaian tur ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Belanda, Italia, Finlandia, Jerman, dan Taiwan.

Sasando memang layak menjadi sorotan dunia. Namun, ketika kita menggali lebih dalam, terdapat beberapa jenis Sasando yang terkenal. Setidaknya, ada tiga jenis Sasando yang populer: Sasando gong, Sasando biola, dan Sasando elektrik.

  1. Sasando Gong

Sasando gong berasal dari Pulau Rote dan merupakan bentuk autentik dengan 12 dawai dari tali senar nilon. Ketika dipetik, suara yang dihasilkan lembut dan merdu. Jenis ini sering digunakan untuk mengiringi lagu-lagu tradisional masyarakat Rote.

  1. Sasando Biola

Sasando biola mulai dikenal di Kupang pada akhir abad ke-18. Alat musik ini adalah hasil modifikasi dari Edu Pah, seorang ahli Sasando. Dengan ukuran yang lebih besar dan 48 dawai, Sasando biola menghasilkan suara halus dan merdu, mirip dengan biola. Biasanya, jenis ini digunakan untuk mengiringi tarian tradisional NTT.

  1. Sasando Elektrik

Jenis ini diciptakan oleh Arnoldus Edon pada tahun 1960-an untuk menjangkau pendengar yang lebih jauh, mengingat Sasando tradisional hanya bisa dinikmati dari jarak dekat. Sasando elektrik umumnya terdiri dari 30 dawai, dengan badan tetap menggunakan daun lontar untuk mempertahankan bentuk aslinya. Perbedaannya terletak pada spul atau transduser yang mengubah getaran dawai menjadi energi listrik, kemudian masuk ke dalam amplifier untuk menghasilkan suara yang lebih kencang. (Achmad Aristyan – kemenparekraf.go.id)

You Might Also Like

Sejarah Panjang Hari Batik Nasional 2 Oktober

Atraksi Memukau Lengger Punjen Di Workshop Emmanus TV

Kesenian Dengklung, Dari Media Dakwah Hingga Hiburan 

Mandau, Lebih dari Sekadar Senjata Tradisional Suku Dayak

Tari Baksa Kembang, Tarian Penyambut Tamu Kerajaan

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Menelusuri Makna Filosofi di Balik Motif Batik Khas Indonesia
Next Article Teh Solo dalam Budaya Minum Teh Indonesia
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?