Tari Ngebeng, seni pertunjukan dari Provinsi Jambi yang dulunya dianggap tabu. Anggapan bahwa wanita dilarang menjadi seniman karena dilihat bukan muhrimnya menjadi sebuah alasan.
Dalam bahasa Indonesia, “Ngebeng” berarti “Nyoget” atau joget. Tari Ngebeng sendiri berasal dari Desa Rambutan Masam, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.
Dianggap Tabu
Pada zaman dahulu tarian ini dianggap tabu. Hal ini merujuk pada masyarakat setempat yang masih memegang teguh ajaran agama dan adat istiadat. Mereka menganggap wanita tabu atau tidak seharusnya menjadi seniman karena dilihat bukan muhrimnya.
Maka dari itu, sosok wanita tadi diganti dengan laki-laki yang didandani seperti wanita atau disebut Babancian. Tarian Ngebeng mengisahkan kisah percintaan dua insan muda. Kisah ini diumpamakan seperti ayam jantan mengepek ayam betina.
Datuk Syamsul Bahri, seorang pelaku Seni Tari Ngebeng menyebut, kesenian ini sudah ada sejak lama. Hal ini karena dia ketika berumur 36 tahun dulunya belajar dari orang tuanya. Tari ini diduga sudah berumur lebih 100 tahun. Kono Tari Ngebeng sempat redup sekitar tahun 1970-1980-an karena masuknya perkebunan sawit sehingga masyarakat tak lagi pergi ke ladang.
Ditarikan di Persawahan
Tari Ngebeng dulu biasaya ditampilkan di persawahan waktu menanam padi, panen, ataupun saat petani beristirahat siang di kebun. Tak hanya itu, tari ini juga dipertunjukkan pada malam bakintang (masak-memasak) untuk keperluan baselang nugal keesokan harinya.
Pertunjukan Tari Ngebeng menggunakan kostum tradisional untuk digunakan ke sawah. Busana itu berupa baju kurung dan tekuluk. Karena bersifat hiburan, gerakan tarian ini hanya menari bebas saja.
Sejak 2017, tarian tradisional ini sudah dikreasikan dan menampilkan format baru. Para penari menggunakan kostum panggung. Selain itu, juga diiringi alat musik tradisional seperti gendang, gambus, gong dan lagu daerah.
Bahkan, sebuah sanggar ada yang masih menjaga keaslian tari dengan tetap menggunakan penari laki-laki yang dirias seperti perempuan. Seiring perkembangannya tarian ini sering ditampilkan dalam acara resmi pemerintah, seperti HUT Kabupaten, acara budaya atau event festival.
Tari Ngebeng asal Desa Rambutan Masam Kecamatan Muara Tembesi ini sudah dinobatkan sebagai Warisan Budaya Takbenda pada 7 Desember 2021. Harapannya supaya tari ini bisa terus dilestarikan hingga generasi berikutnya. (Dari berbagai sumber)