By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tari Lalatip, Seni Ketangkasan Kaki dari Kalimantan Utara
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Tari Lalatip, Seni Ketangkasan Kaki dari Kalimantan Utara
Warisan Budaya

Tari Lalatip, Seni Ketangkasan Kaki dari Kalimantan Utara

Anisa Kurniawati
Last updated: 19/12/2024 07:16
Anisa Kurniawati
Share
Tari Lalatip merupakan gambaran kehidupan masyarakat Dayak. Foto: Pariwisata Indonesia
SHARE

Tari Lalatip atau dikenal juga sebagai tari Magunatip merupakan tarian tradisional yang berasal dari daerah Tarakan dan Malinau Kalimantan Utara.  Tari ini digunakan sebagai latihan ketangkasan kaki dalam melompat dan menghindari rintangan. 

Lalatip dalam bahasa Dayak Tahol bermakna menjepit atau menghadang. Hal ini mengacu pada gerakan tari yang terlihat seperti tantangan untuk menghindari jebakan bambu.

Tarian ini berasal dari latihan ketangkasan kaki masyarakat Dayak Tahol. Namun, seiring berjalannya waktu dijadikan tarian karena gerakannya yang indah nan harmonis.

Perayaan Berburu

Beberapa sumber mengatakan Tari Lalatip merupakan gambaran kehidupan masyarakat Dayak. Kegiatan suku Dayak sangat erat kaitannya dengan berburu, termasuk penggunaan jebakan bambu untuk menangkap hewan. 

Pada awalnya, tarian ini digunakan untuk merayakan kemenangan setelah perburuan. Gerakannya simbol penghargaan terhadap keterampilan berburu dan kelincahan suku menghadapi alam.

Selain ditarikan setelah perburuan, kesenian ini sering dipertunjukkan pada saat pesta adat, pernikahan, penyambutan tamu kehormatan, hingga ritual penghormatan kepada leluhur.

Baca juga: Pakaian Adat Sangkurat Kebanggaan Suku Dayak Ngaju

Gerakan Menghindari Penjepit Bambu

Pertunjukan tarian magunatip atau lalatip dimainkan tiga kelompok. Kelompok penjepit kaki dengan menggunakan batang kayu, kelompok penari sambil menari juga menghindari jepitan kayu.

Penjepit kaki terbuat dari batang bambu atau kayu sepanjang 2-3 meter. Biasanya kelompok penjepit kaki adalah kaum perempuan. Kelompok yang memegang penjepit kaki duduk berhadap-hadapan sambil menghentakkan kayu mengikuti irama kelompok pemain musik.

Iringan tarian ini menggunakan alat musik berupa berupa gong dan gendang khas Dayak Tahol. Kemudian penari pria menggerakkan kaki untuk menghindari jepitan kayu dengan cermat. Tak jarang para penari melakukan atraksi dengan menutup mata mereka.

Baca juga:Seni Tayub Nganjuk, Tarian Pergaulan Yang Kini Mengikuti Zaman

Keterlibatan Generasi Muda

Tarian ini juga dipelajari dan dikreasikan suku Dayak lain dalam penampilan budaya. Kini Tari Lalatip telah menjadi bagian dari kekayaan tari tradisional Indonesia.  Tarian ini sering dipertunjukkan dalam berbagai acara nasional maupun internasional. 

Keunikan gerakannya yang penuh ketangkasan dan indah membuat tarian ini menari perhatian banyak orang. Dalam upaya pelestariannya, tarian ini diikutsertakan dalam berbagai ajang budaya. Tak hanya tarian ini juga diajarkan di sekolah-sekolah lokal. 

Keterlibatan generasi muda menjadi kabar baik bagi kesenian ini tetap terjada. Denggan demikian, tarian ini dapat terus hidup dan berkembang. Tari Magunatip atau Tari Lalatip tidak hanya tarian yang memukau secara visual, tetapi juga menyimpan sejarah panjang yang menggambarkan kehidupan Suku Dayak Kenyah di Kalimantan. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Keunikan Camilan Ampo Tuban Berbahan Tanah Liat Pilihan

Menguak Kisah Di Balik Pembuatan Candi Tegowangi

Batik Betawi, Warna dan Motif Penuh Filosofi Identitas Jakarta

Mengenal Spedagi, Sepeda Bambu Temanggung Yang Mendunia

Mencicipi Cita Rasa Soto Tauco Tegal yang Menggugah Selera

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Mung Dhe, Tarian Penyamaran Mantan Prajurit Diponegoro
Next Article Museum Nasional Pamerkan Koleksi Asli Manusia Purba
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?