By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tari Topeng Betawi, Ikon Seni dan Budaya Masyarakat Jakarta
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Tari Topeng Betawi, Ikon Seni dan Budaya Masyarakat Jakarta
Warisan Budaya

Tari Topeng Betawi, Ikon Seni dan Budaya Masyarakat Jakarta

Ridwan
Last updated: 31/12/2024 16:16
Ridwan
Share
3 Min Read
tari Topeng Betawi diciptakan oleh dua orang seniman bernama Mak Kinang dan Kong Djioen pada tahun 1930. Foto: wikimedia commons/ Erwin Saleh Kurniwan
SHARE

Tari Topeng Betawi, merupakan seni yang mengombinasikan lelakon, musik, lawakan, serta nyanyian. Biasanya tarian ini dibawakan saat pementasan teater. Berisi pesan-pesan moral, seni pertunjukan ini telah dikenal tidak hanya secara nasional namun juga internasional. 

Bagi masyarakat Betawi, Tarian Topeng Betawi sudah seperti identitas diri. Kesenian ini mengusung visualisasi gerak yang diciptakan tanpa konsep khusus. Pada masa awal penciptaan tari Topeng Betawi, tarian ini selalu menjadi salah satu bagian dari upacara adat.

Menurut Mengusung Cerita Topeng Betawi Tempo Doeloe Menuju Pertunjukan Dunia (2013), tarian ini dipercaya mempunyai kekuatan magis untuk mengusir musibah berupa penyakit. Biasanya dijadikan sebagai nazar, kemudian ketika sembuh, maka diwajibkan untuk menanggap kelompok topeng. 

Sejarah Tari Topeng Betawi

Menurut beberapa sumber, tari Topeng Betawi diciptakan oleh dua orang seniman bernama Mak Kinang dan Kong Djioen pada tahun 1930. Tarian ini terinspirasi tari Topeng Cirebon, yang dulunya sering ditampilkan berkeliling oleh seniman jalanan.

Ciri khas dari tarian tradisional Cirebon ini memiliki berupa para penari yang mengenakan topeng dengan karakter tertentu. Meski terinspirasi dari Cirebon, gerakan yang dibawakan dalam tarian ini terpengaruh oleh tradisi Sunda dan China. 

Gerakan pada tarian ini lebih menekankan pada ketahanan kaki. Alasannya, karena penari sering melakukan gerakan menurunkan tubuh, sehingga seluruh tubuh bertumpu pada kaki. Gerakan memutar tangan dengan luwes juga menjadi poin utama dalam tarian ini. 

Secara umum, untuk menjadi seorang penari Topeng, maka diharuskan memiliki karakter seperti Ajer atau ceria, gendes yang maknanya dapat membawakan tarian dengan gerakan lemah gemulai, serta dapat menari lepas atau secara bebas lepas tanpa beban. 

Baca Juga : Tari Cokek, Tari Pergaulan Khas Betawi

Penggunaan topeng pada tari ini memiliki makna yang melambangkan berbagai karakter manusia. Mulai dari kebijaksanaan, kelicikan, keceriaan, keberanian dan lainnya. Sedangkan iringannya menggunakan gamelan Betawi, rebab, kendang, dengan ritme dan suasana sesuai konsep cerita. 

Tari Topeng Betawi sendiri telah dikembangkan menjadi beberapa kreasi. Misalkan seperti, Tari Topeng Tunggal, Tari Lipet Gandes, Tari Enjot-enjotan, Tari Topeng Cantik, dan Tari Topeng Putri. 

Disamping itu, tari topeng yang tadinya dipercayai sebagai penolak bala, kini dianggap hanya sebagai hiburan tradisional untuk melestarikan warisan budaya yang hadir secara turun menurun. 

Bagi etnis Betawi sendiri, Topeng Betawi umumnya ditampilkan sebagai media hiburan untuk mengisi berbagai acara, seperti tasyakuran khitanan, hajatan pernikahan, pentas kesenian atau pementasan kebudayaan dan lainnya.

Sebagai salah satu ciri khas dari budaya menari yang berkembang di Indonesia, tarian ini masih terus dilestarikan sampai sekarang. Tarian teatrikal ini terkenal karena selalu mengusung konsep atau tema adegan yang bukan hanya menghibur, namun juga memiliki nilai edukasi.

(Anisa Kurniawati-berbagai sumber)

You Might Also Like

Perjalanan Tengkleng, Kuliner Solo yang Lahir di Masa Penjajahan

Lukisan Gua Tertua di Dunia Ditemukan di Sulawesi Selatan

Reog Ponorogo Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO

Legomoro, Jajanan Khas Kotagede Yogyakarta yang Bikin Hati Lega

Menelusuri Makna Filosofi di Balik Motif Batik Khas Indonesia

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Ayam Betutu, Dari Sajian Upacara Adat ke Kuliner Rakyat
Next Article Menggali Jalur Rempah di Cagar Budaya Kota Tua Padang
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?