Suasana Lebaran selalu menghadirkan cerita tersendiri, tak terkecuali di Terminal Tipe A Mendolo, Wonosobo, Jawa Tengah.
Di tengah euforia mudik, lonjakan penumpang mewarnai wajah terminal yang selama ini menjadi salah satu simpul transportasi penting di wilayah pegunungan Jawa Tengah.
Dari yang memilih kenyamanan sleeper bus hingga rombongan muda yang menyewa travel, dinamika pergerakan warga pada musim mudik 2025 ini menggambarkan tren baru dalam budaya pulang kampung.
Terhitung sejak 21 Maret hingga 9 April, tercatat sebanyak 3.080 armada bus tiba di terminal ini, sedangkan jumlah bus yang berangkat mencapai 3.092 unit.
Baca Juga: Festival Balon Udara Mendolo 2025 Pecahkan Hiruk-Pikuk Lebaran
Wasatpel Terminal Tipe A Mendolo, Sekar Putri Pandan Wangi, menjelaskan bahwa total penumpang yang datang sebanyak 23.905 orang, sedangkan penumpang yang berangkat mencapai 28.727 orang.
“Puncaknya itu di arus mudik tanggal 27 Maret, hari Kamis. Waktu itu ada 171 armada bus yang datang dengan jumlah penumpang 1.965 orang,” ujar Sekar, Kamis (10/4).
Ia juga menambahkan bahwa arus balik memuncak pada Minggu, 6 April, seiring dengan adanya program mudik gratis, di mana sebanyak 196 armada bus berangkat membawa 3.227 penumpang.
Sekar menuturkan bahwa prediksi awal menyebutkan jumlah penumpang akan meningkat drastis karena libur Lebaran yang cukup panjang.
Namun, beberapa faktor eksternal seperti bencana alam dan banjir di kawasan Jabodetabek memengaruhi keputusan sebagian masyarakat untuk tidak mudik.
“Banyak yang mungkin sudah niat pulang tapi batal karena kondisi cuaca dan banjir di Jakarta, Bekasi, serta daerah lain. Selain itu, sekarang kendaraan pribadi makin mudah diakses, banyak yang pilih sewa travel,” ungkapnya.
Ia juga menyebut fenomena baru di kalangan pemudik muda yang lebih memilih menyewa travel bersama-sama hingga bisa langsung pulang ke kampung halaman tanpa repot berganti kendaraan.
“Mereka pintar-pintar, satu daerah minjem travel dan langsung balik ke rumah. Ternyata kenaikannya tidak sebesar yang kami perkirakan,” katanya.

Harga tiket bus juga jadi pertimbangan pemudik.
Selama masa Lebaran, harga tiket bus dari Wonosobo ke Jakarta mencapai Rp400 ribu, jauh di atas tarif normal sekitar Rp270 ribu.
Bahkan ada yang menawarkan tiket mulai Rp180 ribu, tergantung kelas layanan dan waktu pembelian.
“Dengan hitungan sederhana, lima orang bisa habis Rp2 juta untuk naik bus. Sementara kalau sewa mobil travel bisa lebih fleksibel dan langsung sampai rumah,” jelas Sekar.
Meski demikian, pihak terminal tetap berupaya mempromosikan penggunaan angkutan umum.
Mereka menggandeng influencer lokal dan menggunakan media sosial seperti Instagram dan TikTok untuk menyampaikan ajakan.
“Kami juga pakai toa, pengeras suara di sekitar terminal. Tapi kalau untuk flyer atau selebaran, memang belum kami lakukan. Namun kami sudah semaksimal mungkin mengajak masyarakat,” tegas Sekar.
Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah tidak membatasi siapa yang boleh mengikuti program mudik dan balik gratis tahun ini.
“Kalau dulu hanya untuk warga kurang mampu, sekarang umum. Siapa saja boleh daftar, yang penting kami fasilitasi,” ucapnya.
Baca Juga: Antara Awan dan Akar Budaya, Semarak Balon Udara Jaraksari 2025
Dalam pelaksanaan layanan Lebaran kali ini, Terminal Mendolo juga melakukan berbagai pembenahan, termasuk menambah personel dari kepolisian serta bekerja sama dengan Dinas Kesehatan.
“Biasanya hanya tiga sampai empat orang, kemarin sampai 19 personel kami libatkan,” ujarnya.
Namun demikian, Sekar mengakui pihaknya tidak bisa sepenuhnya mengatur moda transportasi karena perusahaan bus masing-masing punya kebijakan tersendiri.
“Kami hanya bisa mengatur sesuai ketentuan. Tapi keputusan tetap di tangan perusahaan,” katanya.
Mengenai arus lalu lintas selama Lebaran, Sekar mengungkapkan adanya kemacetan yang cukup parah.
“Wonosobo itu kalau lebaran ya pasti macet. Apalagi kemarin ada event juga. Pemberangkatan bus bisa sampai jam 10 malam karena terhambat macet,” paparnya.
Ia juga menekankan pentingnya terus mengedukasi masyarakat agar kembali memilih angkutan umum, karena saat ini fasilitas terminal dan layanan bus sudah jauh lebih baik.
“Contohnya bus Sinar Jaya sudah ada sleeper-nya. Kenyamanan terus kami tingkatkan agar masyarakat mau kembali naik bus,” pungkas Sekar.