Perayaan hari raya Idul Fitri atau biasa disebut perayaan Lebaran di Indonesia sangat identik dengan silaturahmi dan kembali ke kampung halaman, serta dilengkapi dengan makan ketupat dan opor ayam. Oleh karena itu, hari raya ini menjadi momen yang sangat ditunggu oleh masyarakat Indonesia, khususnya umat muslim yang merupakan mayoritas di negeri ini.
Dilansir dari Infopublik.id, tak hanya sekadar mudik, keragaman budaya Nusantara juga turut memberikan warna dalam perayaan lebaran di Tanah Air. Berikut adalah beberapa tradisi unik yang hanya terjadi setahun sekali, yakni pada saat momen Lebaran seperti dilansir dari laman Kementerian PANRB, beberpa waktu lalu.
1. Tumbilotohe di Gorontalo
Tradisi unik Tumbilotohe berarti memasang lampu. Biasanya tiga hari menjelang lebaran, masyarakat Gorontalo memasang lampu minyak di halaman rumah, halaman masjid, atau tepi jalan raya. Awalnya hal ini dilakukan untuk memudahkan warga memberi zakat pada malam hari. Kala itu, lampu terbuat dari damar dan getah pohon. Seiring waktu, lampu diganti dengan minyak kelapa dan beralih ke minyak tanah. Kini lampu hadir dengan berbagai bentuk dan warna.
2. Kenduri Makam di Aceh
Tradisi yang turun-temurun dilakukan oleh warga Desa Pasi di Kabupaten Aceh Barat ini diperingati di hari ke-12 setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri. Warga akan melakukan ziarah dan makan kenduri bersama di lokasi pemakaman tempat keluarga dikebumikan. Orang yang menghadiri ritual kenduri membawa beraneka macam masakan nasi dan aneka kue khas Aceh untuk dimakan bersama usai rangkaian acara.
Baca juga: Ini Alasan Menyantap Mi Aceh Selalu Bikin Ketagihan
3. Grebeg Syawal di Yogyakarta
Grebeg Syawal biasanya diselenggarakan pada 1 Syawal atau bertepatan pada hari pertama Lebaran. Di sini akan disajikan gunungan yang terdiri dari hasil bumi, seperti sayuran, buah, nasi, dan kacang-kacangan yang disusun mengerucut layaknya sebuah gunung dan diarak oleh abdi dalem mengelilingi kawasan keraton, alun-alun, dan Masjid Agung.
4. Malaman di Lampung
Malaman dilakukan pada malam takbir, sehari menjelang Idul Fitri. Anak-anak dan remaja laki-laki akan menyusun batok-batok kelapa di halaman rumah mereka hingga menjulang setinggi 1 meter bahkan lebih. Menjelang Lebaran, akan ada banyak batok kelapa yang tidak terpakai sisa masak rendang. Usai disusun, kemudian dibakar hingga api tampak menjulang dan anak-anak bersorak kegirangan.
5. Sungkem Telompak di Magelang
Tradisi ini diikuti masyarakat lereng bara Gunung Merbabu sebagai bentuk syukur atas ketersediaan air di mata air Telompak di Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Usai berdoa dan memasang sesaji yang dipimpin seorang juru kunci, mereka menggelar kesenian tradisional Campur Bawur di mata air itu.
Baca juga: Peresean, Atraksi Pertarungan Mendatangkan Hujan
6. Perang Topat di Lombok
Dalam tradisi ini, warga akan saling melempar ketupat seusai berdoa dan berziarah di Makam Loang Baloq di kawasan Pantai Tanjung Kranag dan Makam Bintaro di kawasan Pantai Bintaro. Mereka percaya, melempar ketupat akan mengabulkan doa. Perang ketupat ini merupakan simbol kerukunan umat Hindu dan Islam di Lombok, yang diikuti oleh umat Islam dan Hindu.
7. Meriam Karbit di Pontianak
Festival Meriam Karbit sudah menjadi ajang perlombaan tahunan tiap Lebaran tiba. Konon, meriam karbit ditembakkan untuk mengusir kuntilanak. Festival ini diadakan di tepian sungai Kapuas dengan menampilkan sejumlah meriam karbit yang dihias warna-warni. (Sumber dan foto: Infopublik.id)