By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Transformasi Gerak dan Tari Ronggeng dari Masa ke Masa
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Transformasi Gerak dan Tari Ronggeng dari Masa ke Masa
Warisan Budaya

Transformasi Gerak dan Tari Ronggeng dari Masa ke Masa

Anisa Kurniawati
Last updated: 22/02/2025 10:04
Anisa Kurniawati
Share
Di masa lalu, Tari Ronggeng sering kali dianggap sebagai simbol kesuburan dan penghubung antara manusia dengan dunia spiritual. Foto: Wikimedia Commons/ Mochardian
SHARE

Tari Ronggeng, salah satu tarian yang penari utamanya dibawakan seorang perempuan. Tarian ini sering dikaitkan dengan hal mistis. Selain itu juga dikonotasikan negatif karena gerakannya yang dianggap sensual dan menggoda. 

Dibalik keindahan gerakan tarian tradisional ini terdapat kisah yang panjang. Tarian ini berasal dari Kisah Dewi Siti Semboja. Menurut versi lain, penari ronggeng disebut sebagai penjelmaan Dewi Sri, dewi kesuburan. 

Asal Usul Tarian Simbol Kesuburan

Di masa lalu, Tari Ronggeng sering kali dianggap sebagai simbol kesuburan dan penghubung antara manusia dengan dunia spiritual. Para penari ronggeng bahkan disebut sebagai penjelmaan Dewi Sri, dewi kesuburan dalam kepercayaan masyarakat Jawa. 

Namun, setelah masuknya Islam ke Nusantara, tarian ini mengalami transformasi menjadi kesenian yang lebih bersifat hiburan dan non-religius. Meskipun unsur magisnya masih tetap terasa.

Tari Ronggeng memiliki kisah asal usul yang berakar dari legenda Dewi Siti Semboja. Dia adalah seorang putri dari Keraton Galuh Pakuan Pajajaran. Ia berniat membalaskan dendam atas kematian kekasihnya, Raden Anggalarang.

Kekasih Dewi Siti Semboja sendiri tewas dibunuh sekelompok perampok Kasalamundra dalam perjalanan menuju Pananjung, Pangandaran. Demi menemukan para pelaku, Dewi Siti Semboja menyamar sebagai penari ronggeng.

Baca juga: Perpaduan Tari Ronggeng dan Lawakan dalam Topeng Banjet

Bersama para dayangnya, dia berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya. Maka dari itu, Ronggeng juga disebut sebagai bagian dari tradisi tari keliling.

Istilah “ronggeng” ini untuk menyebut penari wanita yang menjadi pusat perhatian dalam pentas.

Keberadaan tarian ini juga didukung temuan arkeologis pada tahun 1977. Temuan ini berupa Candi Pamarican yang terletak di Kampung Sukawening, Desa Sukajaya, Pamarican, Ciamis. 

Di sekitar candi tersebut ditemukan arca nandi dan batu yang menyerupai gong kecil, yang dipercaya memiliki kaitan erat dengan kesenian Ronggeng.

Transformasi dari Masa ke Masa

Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, tarian ini mengandung unsur dinamisme dan animisme yang kuat. Sebelum pertunjukan dimulai, sering kali diadakan ritual sesajen untuk menghindari gangguan roh-roh jahat selama pementasan berlangsung.

Seiring perkembangan zaman, pertunjukan Tari Ronggeng mengalami banyak perubahan. Dulunya tarian penari ronggeng ini dikaitkan dengan gerakan yang berkonotasi negatif. Kini elemen tarian ini telah mengalami penyesuaian. 

Saat ini, Tari Ronggeng sering ditampilkan dalam acara pernikahan, khitanan, serta berbagai perayaan budaya di Indonesia. Gerakannya juga disesuaikan dengan norma masyarakat modern.

Tari Ronggeng kini telah bertransformasi menjadi bagian dari seni pertunjukan yang lebih diterima oleh masyarakat luas.  (Dari beberapa sumber)

You Might Also Like

Legenda Arya Panoleh di Balik Kelezatan Sate Ayam Madura

Seni Rontek Pacitan, Dari Hiburan Budaya Hingga Alat Keamanan

Bebek Songkem Madura, Hidangan Sehat Simbol Penghormatan

Perpaduan Tari Ronggeng dan Lawakan dalam Topeng Banjet

Ginggung Madura, Alat Musik Tiup Yang Nyaris Redup

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Sejarah Panjang Lapangan Gasibu Bandung, Dulu dan Sekarang
Next Article Segoro Topeng Kaliwungu Masuk Karisma Event Nusantara 2025
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?