By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Kisah Rudi, Pandai Besi Tradisional Asal Wonosobo
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Kisah Rudi, Pandai Besi Tradisional Asal Wonosobo
Profil

Kisah Rudi, Pandai Besi Tradisional Asal Wonosobo

Anisa Kurniawati
Last updated: 25/02/2025 02:14
Anisa Kurniawati
Share
Rudi dan pegawainya sedang memproses penempaan bahan. Foto: Anisa
SHARE

Rudi, pandai besi dari Dusun Sambon, Kecamatan Kretek, Wonosobo.  Dusun Sambon sendiri sejak dahulu sudah dikenal sebagai salah satu sentra pandai besi yang ada di Wonosobo. Berbagai peralatan pertanian hingga pisau dapur dibuat di dusun ini. 

Jejak sejarah pandai besi sendiri sudah dimulai sejak masa dahulu kala. Seiring perkembangannya pengolahan besi di nusantara semakin berkembang. Para pandai besi mampu menghasilkan berbagai macam senjata dan alat-alat pertanian. 

Dibuat Secara Tradisional

Adanya perkembangan teknologi, membuat proses pembuatannya bisa dilakukan secara modern dan cepat. Namun masih ada juga yang membuatnya secara tradisional. Salah satunya yaitu Rudi dari Dusun Sambon, Kretek. 

“Awalnya sih, kalau orang sini kan emang sudah tradisinya. Dari kakek nenek dulu aktivitasnya pandai besi kayak gini. Termasuk saya, sekitar umur 20 tahun baru mulai latihan kerja. Sampai sekarang sudah sekitar 20 tahunan.” jelas Rudi. 

Proses pembuatannya masih menggunakan metode tradisional. Jadi, besi yang sudah dibakar ditempa dengan tenaga manusia. Dalam hal ini, Rudi dibantu dengan kedua pekerjanya yaitu, Teguh dan Hidayatin. 

Cara pembuatannya dimulai dari lempengan besi yang dibakar. Kemudian bahan itu dibelah dan diberi baja. Lalu dibakar kembali supaya kedua bahan dapat menyatu. Setelah itu ditempa, proses ini dilakukan beberapa kali hingga pas.

Baru kemudian dipotong dan disesuaikan dengan ukuran alat yang hendak dibuat. Ada Beberapa peralatan membutuhkan proses tambahan. Misalkan saja membuat cangkul, maka perlu juga membuat paksi (bagian yang digunakan untuk menyatukan lempengan besi cangkul dengan gagangnya).

Bergantung Musim

Tidak hanya membuat peralatan pertanian, Rudi juga memperbaiki alat-alat pertanian yang sudah rusak. Dalam sehari, Rudi mampu membuat lima buah peralatan untuk jenis cangkul pasaran. Rata-rata satu alat dibuat dalam waktu dua jam.

Pemasarannya sendiri biasanya dijual ke toko alat-alat pertanian. Selain itu, juga dijual secara langsung di daerah pertanian. Harganya bervariasi. Mulai dari Rp 200.000 hingga Rp 500.000. Hal ini tergantung dari kualitas dari kualitasnya. 

Kedepannya, Rudi hanya berharapan terus diberi kelancarannya dalam menjalankan usaha. Hal ini dikarenakan usaha seperti ini tergantung pada musim petani. 

“Harapannya semoga masih lancar. Karena pekerjaan pembuatan cangkul atau alat-alat tani seperti ini mengikuti musim yang kaitannya dengan petani. Kalau petani misalnya musimnya lagi baik, atau harga sayurannya mahal itu efeknya kesini. Jadi mau ramai atau sepi itu tergantung musim petani.” jelas Rudi.

You Might Also Like

Panthera Tigris Sondaica, Harimau Jawa yang Kini Tinggal Cerita

Naufal Abshar: Tawa di Balik Kanvas “Haha”

Warung Srawung, Ruang Nongkrong Literasi di Pasar Induk Wonosobo

Merawat Tradisi Lewat Riasan: Perjalanan Nur Endah Sebagai MUA Adat Jawa

Hasan Nawi, Maestro Pengrajin Legendaris Topeng Cirebon

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Kisah Sang Ibu Menghibur Si Gadis dalam Tarian Nek Pung 
Next Article Memperingati Kematian Cucu Nabi dalam Tradisi Tabuik 
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?