Basuki Abdullah adalah pelukis beraliran realis dan naturalis asal Surakarta yang telah menorehkan banyak prestasi. Kontribusinya dalam bidang ini telah membuatnya menjadi duta seni lukis Indonesia.
Seni lukis di Indonesia bukanlah sekadar gambar visual, namun juga merefleksikan kekayaan budaya dan sejarah. Seringkali lukisan menyuarakan isi hati, menggambarkan isu politik, sosial dan lainnya. Sehingga seni lukis juga tidak hanya sekadar visual namun juga medium untuk menyampaikan pesan serta membangun identitas bangsa.
Indonesian sendiri memiliki banyak seniman lukis dengan karya yang luar biasa. Salah satunya yaitu Basuki Abdullah. Pengalaman dan tekniknya yang tinggi, memberikan hasil karya yang dalam dan mengandung nilai-nilai kehidupan.
Perjalanan Hidup Basuki Abdullah
Basuki Abdullah lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada 25 Januari 1915. Ia merupakan putra dari Abdullah Suriosubroto, yang merupakan pelukis pertama Indonesia abad ke-20. Sejak usia empat tahun, ia sudah menunjukkan bakatnya dengan melukis berbagai tokoh seperti Gandhi, Rabindranath Tagore, Krishnamutri dan lainnya.
Riwayat pendidikan Basuki dimulai dari HIS Katolik dan MULO Katolik di Solo. Kemudian, pada 1933, ia mendapat beasiswa untuk belajar di Akademik Seni Rupa di Den Haag, Belanda. Ia berhasil menyelesaikan studinya dan mendapat penghargaan Sertifikat Royal International of Art (RIA). Basuki melanjutkan studinya di beberapa sekolah seni seperti di Paris dan Roma.
Semasa studinya, Basuki Abdullah telah membuat banyak lukisan yang kemudian dibawa ke Indonesia. Lukisan tersebut diadakan pameran yang dilakukan di beberapa kota, seperti Surakarta, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, dan Medan
Di antara tahun 1945-1949, Basuki diketahui aktif di Eropa. Pada 1948, Basuki menjadi salah satu peserta sayembara melukis saat penobatan Ratu Juliana di Belanda. Dia bahkan berhasil memenangkan sayembara mengalahkan 87 pelukis Eropa lainnya.
Sejak saat itu, namanya semakin terkenal. Basuki dipercaya melukis Bung Hatta, M. Roem, dan Sultan Hamid II, dalam rangka Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda. Karyanya banyak membuat publik takjub sehingga ia sering mendapatkan panggilan untuk melukis raja, kepala negara, dan lainnya.
Karya Basuki Abdullah
Terkenal karena lukisan potretnya, Basuki Abdullah memiliki banyak karya yang hebat. Basuki Abdullah terkenal dengan lukisan potret. Beberapa karyanya yaitu Soekarno (1951) yang divisualisasikan dengan detail karakter yang kuat dan karisma. Karya lain ada Ibu dan Anak (1992). Lukisan ini menimbulkan emosi bagi penikmatnya. Lukisan lain ada Anak Kecil Menunggang Kerbau (1976) yang menggambarkan anak kecil dengan pakaian tradisional sederhana, sedang duduk di atas punggung kerbau yang menyimbolkan kerja keras.
Beberapa karya terkenal lainnya yaitu Nyi Roro Kidul (1950), Perkelahian Antara Rahwana dan Djatayu Memperebutkan Shinta (1940-1960), Diponegoro Memimpin Pertempuran (1940), Pertempuran Gatotkaca dan Antasena (1945-1993), Kakak dan Adik (1978).
Semasa hidupnya, seniman lukis ini telah menyelenggarakan pameran tunggalnya di Singapura (1951 dan 1958), Italia (1955), Portugal dan Inggris (1956), Malaysia (1959), Jepang (1959), dan Thailand (1960). Sekitar 22 negara yang memiliki lukisan karyanya. Berkat kontribusinya, Basuki disebut sebagai duta seni lukis Indonesia.
Basuki Abdullah ditemukan meninggal pada 10 November 1993 di rumahnya. Akan tetapi warisannya tetap hidup dan akan selalu dikenang. (Anisa Kurniawati-berbagai sumber)