Candi Bima yang terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, menjadi salah satu peninggalan purbakala paling menonjol di kawasan Dataran Tinggi Dieng.
Letaknya berada di bagian paling selatan dari kompleks percandian Dieng, sekitar 900 meter dari Candi Arjuna.
Bangunan ini memiliki ukuran denah 4,55 x 4,55 meter dan dikenal sebagai candi terbesar di kawasan Dieng.
Keunikan arsitekturnya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dan peneliti sejarah.
Pemandu wisata Dieng, Dhimas, menjelaskan bahwa bentuk arsitektur Candi Bima sangat berbeda dibanding candi-candi lain di Indonesia.
“Candi Bima ini punya bentuk atap yang khas, mirip shikara dari India. Arsitekturnya menggabungkan gaya India Utara dan Selatan, yang tidak banyak ditemukan di Nusantara,” ujar Dhimas.
Baca Juga: Candi Gatotkaca, Peninggalan Hindu Kuno di Dieng
Ia juga menyebutkan bahwa bangunan candi ini menonjol karena bentuknya yang segi delapan, dengan pintu menghadap ke timur dan tiga relung di sisi lainnya yang dulunya berisi arca.
“Sayangnya, beberapa arca sudah hilang karena kasus pencurian,” tambahnya.
Di bagian atap, pengunjung bisa melihat relief kepala yang disebut kudu.
Relief ini menjadi bagian yang cukup istimewa namun rentan rusak akibat faktor alam dan tangan manusia.
Menurut catatan, kondisi Candi Bima sempat mengalami kerusakan cukup parah.
Beberapa kerusakan disebabkan pencurian arca dan efek dari gas solfatara Kawah Sikidang yang berdekatan.
Upaya pemugaran dilakukan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah pada tahun 2012.
Pemugaran ini bertujuan memperbaiki struktur batu yang lapuk dan mengantisipasi amblesnya bangunan akibat rongga dalam candi.
“Pemeliharaan sangat penting agar warisan ini tetap lestari. Banyak wisatawan datang bukan hanya karena keindahannya, tapi juga untuk belajar sejarah,” tutur Dhimas.
Untuk bisa menikmati keindahan dan nilai sejarah Candi Bima, pengunjung cukup membayar tiket masuk seharga Rp15.000.
Kawasan ini dibuka untuk umum mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB setiap harinya.
Selain nilai sejarah dan arsitektur yang menarik, kawasan sekitar Candi Bima juga memiliki suasana yang sejuk khas dataran tinggi.
Dengan udara yang segar dan pemandangan alam yang tenang, tempat ini sangat cocok untuk bersantai setelah menjelajahi kawasan Dieng.
Banyak wisatawan menikmati waktu duduk santai sambil menikmati lanskap pegunungan dan udara dingin yang menyegarkan.
Baca Juga: Candi Dwarawati, Jejak Sejarah di Tengah Ladang Kentang Dieng
Salah satu pengunjung, Edi, datang dari Wonosobo bersama teman-temannya.
Ia mengaku sengaja mampir ke Candi Bima karena ingin memperdalam pengetahuannya tentang sejarah dan kebudayaan lokal.
“Saya ke sini karena penasaran dengan cerita dan bentuk bangunannya. Saya suka sejarah, dan Dieng ini ternyata punya banyak peninggalan unik yang belum banyak diketahui orang,” kata Edi.
Candi Bima menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki ragam kekayaan budaya dan sejarah yang mendalam.
Di balik tiap pahatan batu, tersimpan kisah masa lalu yang terus menginspirasi generasi masa kini.