By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Melihat Kejayaan Kerajaan Mempawah di Istana Amantubillah
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Melihat Kejayaan Kerajaan Mempawah di Istana Amantubillah
Warisan Budaya

Melihat Kejayaan Kerajaan Mempawah di Istana Amantubillah

Anisa Kurniawati
Last updated: 16/02/2025 15:35
Anisa Kurniawati
Share
Istana Amantubillah. Foto: kemenparekraf.go.id
SHARE

Istana Amantubillah adalah salah satu bangunan bersejarah di Mempawah, Kalimantan Barat. Bangunan yang dulunya keraton kerajaan Mempawah kini telah beralih fungsi menjadi museum. Tempat ini menyimpan berbagai peninggalan kerajaan Mempawah. 

Nama Istana Amantubillah diambil dari Bahasa Arab. Artinya yaitu “aku beriman kepada Allah”. Ketika hendak memasuki areal itu, pengunjung akan menemukan tulisan “Mempawah Harus Maju, Maju dengan Adat” di gerbang istana.

Sejarah Istana Amantubillah

Kerajaan Mempawah dulunya bercorak agama Dayak Hindu yang kemudian beralih ke Islam.

Menurut Ema dan Nunik Esti Utami dalam Jurnal Sosioedukasi, Kerajaan Mempawah adalah kerajaan Dayak Bangkule Rajakng yang pemimpin terakhirnya Opu Daeng Manamboh.

Setelah menjadi kerajaan Islam, pada masa pemerintahan Gusti Jamiril, yang bergelar Panembahan Adi Wijaya Kesuma (1761-1787), didirikanlah Istana Amantubillah.

Istana ini menjadi pusat segala aktivitas sultan, baik yang bersifat pemerintahan maupun lainnya.

Tak hanya menjadi pusat pemerintahan, bangunan utama Istana Amantubillah juga tempat tinggal raja, permaisuri, dan keluarganya. Pada tahun 1880, Istana Amantubillah mengalami kebakaran hebat yang merusak bangunan. 

Istana akhirnya kembali berdiri pada 2 November 1922, di bawah kepemimpinan Gusti Muhammad Taufik Akhamaddin (1902-1943). Hingga akhirnya kini beralih fungsi menjadi museum, bangunan ini masih berdiri kokoh. 

Koleksi Museum

Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya dan Kesultanan Mempawah menyatakan bergabung dengan NKRI. Kesultanan Mempawah tidak lagi memiliki kewenangan secara politik, dan masuk ke dalam wilayah administratif Provinsi Kalimantan Barat. 

Namun, pihak kesultanan masih sering menghelat ritual/upacara yang dilakukan secara adat. Misalkan seperti upacara Robo-rob, ritual Naik Tojang, dan lain sebagainya.

Museum ini berisi koleksi peninggalan kerajaan Mempawah. Diantaranya yaitu singgasana raja, busana kebesaran, dan payung kerajaan.

Bangunan ini juga menyimpan foto-foto raja yang pernah berkuasa beserta para keluarganya. Sementara itu, bangunan sayap kanan saat ini memiliki fungsi sebagai pendopo istana.

Sementara bangunan sayap kiri, saat ini dijadikan tempat tinggal para kerabat Kerajaan Mempawah. Pengunjung juga dapat melihat kolam bekas pemandian sultan beserta keluarganya. Namun sudah tidak berfungsi lagi. 

Jika hendak mengunjungi Kesultanan Mempawah, bisa dari utara Kota Pontianak. Jarak tempuh dari Kota Pontianak menuju Mempawah sekitar 76 kilometer (km), dengan waktu tempuh sekira dua jam.

Bila sudah sampai Mempawah, wisatawan pun dengan mudah menemukan ikon wisata kota itu, yakni Istana Amantubillah. Lokasi Istana Amantubillah berada di Terusan, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Mengenal Tinutuan, Sajian Bubur Sayuran Lezat dari Manado

Tabuhan Ketipung dalam Musik Tradisional Indonesia

Celempung, Alat Musik Bambu Khas Sunda

Batik Motif Indonesia 4.0: Simbol Industri Masa Depan

Tari Jepen, Tarian Hiburan Khas Kutai dalam Pengobatan Raja

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Tari Legu-Legu Tidore akan Menjadi Warisan Budaya Tak Benda
Next Article Event Seni Rupa Berbasis Budaya Nusantara digelar di Perpusnas
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?