By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Wisata Religi Menengok Jam Matahari di Masjid Al-Manshur
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Wisata Religi Menengok Jam Matahari di Masjid Al-Manshur
Warisan Budaya

Wisata Religi Menengok Jam Matahari di Masjid Al-Manshur

Achmad Aristyan
Last updated: 02/02/2025 15:13
Achmad Aristyan
Share
Masjid Al-Manshur sebagai salah satu bangunan ibadah bersejarah di Kabupaten Wonosobo. Foto: Aristyan
SHARE

Daya tarik Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah ternyata bukan hanya terkait wisata alamnya saja, namun juga wisata religi. Salah satu destinasinya adalah Masjid Al-Manshur, masjid tertua di daerah yang dijuluki Kota Di Atas Awan ini.

Berusia Hampir 180 Tahun

Berdasarkan keterangan pada papan informasi, Masjid Al-Manshur didirikan pada tahun 1847 dan selesai pada tahun 1856. Masjid di Jalan Pangeran Diponegoro No. 13 Kauman Utara, Wonosobo, Jawa Tengah ini menjadi saksi penyebaran Islam di Wonosobo dan berperan dalam proses pendirian cikal bakal Kabupaten Wonosobo. 

Masjid Al-Manshur juga menjadi tempat peristirahatan terakhir Kyai Walik, salah satu dari tiga tokoh penyebar Islam di Wonosobo bersama Kyai Kolodete dan Kyai Karim.

Kyai Walik dikenal sebagai ulaa perancang tata kota Wonosobo dan menjadi figur dihormati. Makam Kyai Walik di kompleks masjid ini menjadi daya tarik bagi para peziarah dari berbagai daerah.

Cerita di Seputar Masjid Al-Manshur

Menurut cerita, lokasi masjid ini dahulu dipercaya sebagai tempat berjemur para wali. Kisah magis tentang makam Kyai Walik pertama kali muncul ketika KH Chabib Lutfi, seorang ulama ternama, melihat sinar terpancar dari belakang masjid, yang kemudian diketahui sebagai makam Kyai Walik. 

Nama asli Kyai Walik sendiri masih menjadi perdebatan, dengan beberapa ulama menyebutnya sebagai Abdul Kholiq atau Ustman bin Yahya. Kyai Walik diyakini berasal dari Yaman dan datang ke Indonesia bersama Sunan Kudus sebelum akhirnya berdakwah di Wonosobo.

Interior ruang dalam Masjid Al-Manshur, Wonosobo. Foto: GoogleMaps/ Aryadi Darwanto

Pengajian Setonan

Masjid Al-Manshur memiliki tradisi keagamaan yang telah berlangsung lama. Tradisi utamanya adalah pengajian setonan setiap hari Sabtu, yang diisi kajian tafsir, fikih, dan ilmu Islam lainnya. 

Selain itu, pengajian selapanan dan berbagai kegiatan keagamaan rutin digelar di sini. Pada bulan Ramadan, kawasan sekitar masjid menjadi tempat wisata religi dan bazar. 

Baca juga: Melihat Keindahan dan Keunikan Masjid Agung Sumenep Madura

Jam Matahari

Bangunan Masjid Al-Manshur bergaya arsitektur Jawa kuno, dengan tiang-tiang kayu berukir yang menopang struktur utamanya. Masjid ini juga dilengkapi dengan bedug dan mimbar khas tradisional.

Sejak didirikan, masjid ini telah mengalami beberapa renovasi. Pada tahun 1924, setelah gempa besar, atap yang semula menggunakan ijuk diganti dengan genteng. 

Kemudian, pada tahun 1972, atap genteng diganti dengan seng, dan serambi masjid dimodifikasi menjadi model Spanyol. Renovasi terakhir pada tahun 2018 mengembalikan bentuk serambi ke model awal dengan tambahan emperan untuk menampung lebih banyak jamaah.

Masjid Al-Manshur tidak hanya menjadi tempat ibadah dan pusat pengajian, tetapi juga menjadi patokan waktu shalat masyarakat Wonosobo. Masjid ini dilengkapi dengan “Bencet” atau jam matahari atau sundial yang berfungsi sebagai alat penentu waktu shalat.

Di masa lalu, sebelum mengenal jam digital, jam matahari digunakan untuk menentukan waktu salat Zuhur dan Ashar.

Jam Matahari di Masjid Al-Manshur, Wonosobo, Jawa Tengah. Foto/GoogleMaps/Chairul Hartanto

Jejak Kyai Manshur

Masjid ini awalnya dikenal sebagai Masjid Besar Wonosobo dan berada di sebelah barat alun-alun. Namun, karena alasan tata ruang, masjid ini dipindahkan sekitar 500 meter ke utara. 

Tanah untuk pembangunan masjid ini diwakafkan Kyai Manshur, seorang penghulu kabupaten pada zamannya, yang juga menjadi alasan masjid ini dinamai Masjid Al-Manshur. Kyai Manshur adalah tokoh penting dalam sejarah Wonosobo. 

Ia merupakan putra KH Marhamah Bendosari Sapuran dan keturunan ke-17 dari Raja Majapahit, Brawijaya V. Hingga kini, nama dan jasanya terus dikenang melalui keberadaan masjid ini.

You Might Also Like

Brem Madiun: Kelezatan Fermentasi Tape Ketan yang Melegenda

Melestarikan Warisan Nusantara di Rumah Batik Jawa Timur

Lotek Kalipah Apo, Kuliner Legendaris Sejak 1953

Menguak Makna Strategis Pos Berburu Panggung Krapyak

Soto Banjar, Hidangan Gurih Dan Legndaris Khas Banjarmasin

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Kukuh Hariyawan bersama kebaya Kukuh Hariyawan, Desainer Kebaya Adhikari yang Mendunia
Next Article Kampung Cireundeu Cimahi Hidup Satu Abad Tanpa Nasi
2 Comments 2 Comments
  • Pingback: Makam Kyai Walik, Tokoh Penyebar Agama Islam di Wonosobo - emmanus.com
  • Pingback: Setonan, Tradisi Pengajian Setiap Sabtu di Masjid Al-Manshur - emmanus.com

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?