By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Mengintip Tari Sintren, Tarian Mistis Dari Dalam Kurungan
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Mengintip Tari Sintren, Tarian Mistis Dari Dalam Kurungan
Warisan Budaya

Mengintip Tari Sintren, Tarian Mistis Dari Dalam Kurungan

Anisa Kurniawati
Last updated: 13/11/2024 10:04
Anisa Kurniawati
Share
Foto: wikimedia commons/Edwin0323
SHARE

Tari Sintren Cirebon, Jawa Barat menjadi tarian yang – dianggap- bernuansa mistis atau magis yang tidak boleh sembarangan ditarikan. Kesenian ini biasanya dilakukan seorang penari wanita yang mengenakan kostum khusus dan berkacamata hitam dengan didamping seorang dalang. Sebelum menari, biasanya penari akan masuk ke dalam sebuah kurungan yang ditutup kain.

Dikutip dari laman cirebonkota.go.id, tari ini berasal dari gabungan kata“si” dan “tren”. Dalam bahasa Jawa, kata “si” memiliki arti ia atau dia, sedangkan kata “tren” memiliki arti si putri atau sang penari. 

Nama sintren sendiri berasa dari bahasa Indonesia “sindir” dan “tetaren”. Dalam hal ini maksudnya adalah menyindir dengan menggunakan sajak-sajak atau syair-syair. Sebelum terbentuk struktur sintren, kesenian ini dimulai dengan aktifitas berkumpulnya para pemuda yang saling bercerita. 

Pada tahun 1818, setelah peristiwa perang Besar Cirebon yaitu perjuangan ulama, santri, petani dan abdi keraton melawan penjajah berakhir, cerita itu bernama Seca Branti. Aktifitas menyanyikan sajak ini diketahui penjajah Belanda dan dilarang. Pada saat itu, Belanda hanya mengizinkan adanya sesuatu kegiatan yang diisi dengan pesta, wanita penghibur dan minuman keras.

Inilah latar belakang wanita menjadi penari sebagai kedok dalam pertunjukan Sintren. Namun, fokus utama seni ini tetap pada syair yang diucapkan dalang sintren untuk didengarkan para pemuda agar teap memiliki semangat perjuangan. Selain kisah perjuangan, kesenian sintren juga menampilkan lirik legenda romantisme antara Selasih dan Sulandana. 

Baca juga: Hasan Nawi, Maestro Pengrajin Legendaris Topeng Cirebon

Media Dakwah

Sintren juga dipergunakan para wali menyebarkan dakwah Islam. Setelah Islam masuk, di era Wali Songo, syair sintren diisi ajaran Islam. Selain itu, juga direpresentasikan dalam gerak tariannya. 

Pementasan tarian ini, dimulai dengan penari yang diikat dengan tali dan dimasukkan ke kurungan ditutupi kain. Setelah beberapa saat, penari keluar dalam keadaan tubuh sudah tidak terikat. 

Penari sintren akan menari mengikuti irama musik, ketika dilemparkan uang akan mengakibatkan penarinya jatuh dan tidak bisa berdiri sendiri sebelum didirikan dalang sintren. 

Menurut Ki Mamat, dalang sintren dari sanggar tari Sekar Pandan, nilai-nilai dakwah Islam yang dibawa seni sintren digambarkan melalui, Kurungan Ayam yang berbentuk lengkungan. Bentuk tersebut merupakan fase hidup manusia yang bisa berada di puncak ataupun di bawah. 

Uang yang dilempar ke penari sintren bermakna bahwa manusia jangan selalu mendahulukan duniawi. Karena terlalu serakah ke duniawi akan membuat manusia jatuh.

Dulunya, tari sintren dipentaskan pada saat malam bulan purnama. Hal ini dikarenakan pada saat itu kesenian tari ini berhubungan dengan roh halus yang masuk ke dalam sang penari. Seiring perkembangannya, tari sintren bisa dipentaskan kapan saja. 

Kesenian tari sintren merupakan kesenian tradisional yang hingga kini terus dijaga dan dilestarikan masyarakat di wilayah Cireon, Subang, Majalengka, Kuningan dan Indramayu. Keunikan dan daya tariknya tentu tidak terletak pada unsur mistisnya, namun nilai yang terkandung di dlaam seni tradisi ini.

You Might Also Like

Benteng Pendem Ambarawa Sarana Edukasi Cagar Budaya

Festival Jalur Rempah Apresiasi Suku Tengger

Tari Suling Dewa, Tarian Pemanggil Hujan dari Lombok Utara

Kak Emma Kenalkan Permainan Tradisional Suda Manda

Sindang Reret, Spesialis Makanan Sunda Legendaris

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Mengenal Sejarah Panjang Kota Malang, Switzerland Van Java
Next Article Tingkatkan Minat Milenial, Wamentan Gandeng Raffi Ahmad
2 Comments 2 Comments
  • Pingback: Tari Grebeg Wiratama, Simbol Perjuangan Seorang Prajurit - emmanus.com
  • Pingback: Mengenal Lasmi Sulastri Penari Tayub Legendaris Grobogan - emmanus.com

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?