Terletak di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Wonosobo, Desa Wisata Mergolangu bukan hanya menawarkan keindahan alam yang memukau, tetapi juga menjadi cerminan kekayaan budaya yang terus dijaga oleh warganya.
Di balik hijaunya perbukitan dan udara sejuk pegunungan, hidup denyut kesenian tradisional yang masih erat dalam keseharian masyarakat. Salah satunya adalah Tari Lengger dan Warok yang ditarikan generasi muda di Mergolangu.
Baca juga: Desa Wisata Mergolangu, Digadang Jadi Kawasan Lima Dieng Baru
Anak-anak sebagai Penjaga Budaya
Salah satu daya tarik unik dari Mergolangu adalah semangat pelestarian seni tari tradisional yang dilakukan sejak usia dini. Tarian seperti Lengger dan Warok, yang sarat makna dan filosofi, kini ditarikan oleh anak-anak usia 5 hingga 11 tahun.
Pemandangan ini menjadi bukti nyata bahwa generasi muda di desa ini diajak sejak kecil untuk mencintai dan melestarikan budaya warisan leluhur, khususnya Wonosobo. Seperti kisah Fairuz, siswa kelas 4 SD yang mempersembahkan Tari Warok bersama tujuh temannya.
Ia mengaku membutuhkan waktu lebih dari sebulan untuk menguasai tarian tersebut. “Awal-awal masih belum bisa, dicoba lagi, terus latihan sampai bisa. Lama belajar tari Warok sampai satu bulan lebih” cerita Fairuz.
Disamping itu, Fairuz juga berpesan untuk tetap melestarikan budaya tradisional Indonesia. “Untuk teman-teman di luar sana tetap lestarikan budaya tradisional kalian” kata Fairuz.
Tidak hanya Tari Warok, Desa Mergolangu juga menampilkan Tari Lengger yang dibawakan Dita dan Fairuz. Sama halnya dengan Fairuz, Dita juga belajar tari Tradisional secara bertahap, yang awalnya hanya iseng lama-kelamaan menjadi suka.
Baca juga: Pengrajin Topeng Lengger Wonosobo Masih Bertahan
Dengan kemampuan dalam menarinya, Dita bercerita sudah beberapa kali diundang di acara pernikahan. “Sudah menari di Wadaslintang, Mergolangu waktu di sekolah, dan di Kalibawang undangan dari anak-anak kaya ada lomba-lomba begitu” kata Dita
Di tengah maraknya tren budaya modern dan kemudahan akses internet, Dita tetap teguh memilih jalannya sebagai penari tradisional. “Karena itu kan selera masing-masing, kalau aku suka tari tradisional,” ujarnya.

Foto: Ivan Pratama
Kekayaan Seni di Setiap Sudut Desa
Kesenian di Mergolangu tak hanya terbatas pada Tari Lengger dan Warok. Hampir setiap dusun memiliki warisan keseniannya masing-masing. Beberapa diantaranya Tari Angguk, Dolalak, dan lainnya.
Tarian-tarian ini bukan sekadar hiburan, melainkan wujud penghormatan terhadap sejarah, nilai, dan identitas masyarakat setempat. Apa yang dilakukan Desa Wisata Mergolangu patut menjadi inspirasi bagi banyak daerah lain.
Melibatkan anak-anak dalam pelestarian budaya sejak dini adalah langkah bijak untuk menjaga tradisi tetap hidup di tengah arus globalisasi. Keteguhan mereka dalam menjaga warisan leluhur menjadi bukti bahwa budaya tradisional Indonesia masih memiliki tempat yang kuat di hati generasi muda.