Istana Kepresidenan Bogor berada di Jalan Ir. H. Juanda No.1, Kelurahan Paledang, Kecamatan Kota Bogor Tengah, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Istana ini di gunakan sebagai kantor urusan kepresidenan dan kediaman resmi Presiden Republik Indonesia.
Sebagai salah satu dari 6 Istana Kepresidenan Republik Indonesia, Istana ini merupakan peninggalan Belanda. Berada di ketinggian 290 meter dari permukaan laut, membuat istana ini memiliki udara yang segar dan bersih.
Dibangun Belanda
Dilansir dari laman setneg.go.id, Istana Kepresidenan Bogor bermula orang-orang Belanda yang bekerja di Batavia menginginkan tempat peristirahatan. Setelah melalui pencarian, pada tahun 1745, Gubernur Jenderal van Imhoff memerintahkan pembangunan yang diberi nama Buitenzorg. Arti dari nama itu yaitu bebas masalah/kesulitan.
Pada masa pemberontakan perang Banten di bawah pimpinan Kiai Tapa dan Ratu Bagus Buang, Istana Kepresidenan Bogor mengalami kerusakan berat. Bangunan lalu diperbaiki kembali dengan tetap mempertahankan arsitekturnya.
Pada masa kekuasaan Gubernur Jenderal Willem Daendels (1808-1811), Gedung/pesanggrahan itu diperluas. Selain itu, Gedung induk dijadikan dua tingkat. Perubahan besar terjadi pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Baron van der Capellen (1817-1826) yang mendirikan Kebun Raya di sekeliling istana.
Tahun 1834, bangunan istana kembali mengalami kerusakan karena gempa. Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus Yacob Duijmayer van Twist (1851-1856), bangunan lama yang terkena gempa, dirubuhkan dan dibangun kembali
Milik Indonesia
Buitenzorg yang kini menjadi Istana Kepresidenan Bogor diserahkan kembali kepada pemerintah Republik Indonesia pada akhir 1949. Bangunan Istana ini sedikit demi sedikit mengalami perubahan. Fungsinya yang bermula menjadi tempat peristirahatan, berubah menjadi kantor urusan kepresidenan dan kediaman resmi Presiden Republik Indonesia.
Beberapa peristiwa penting yang pernah terjadi di Istana ini adalah Konferensi Lima Negara (1954), pembahasan konflik Kamboja (1988), Pertemuan Para Pemimpin APEC (1994). Bagi bangsa Indonesia, peristiwa penting lainnya yaitu penandatanganan Surat Perintah 11 Maret 1966 yang dikenal dengan sebutan Supersemar.
Terdiri 37 Bangunan
Istana Kepresidenan Bogor memiliki 37 bangunan dengan fungsi yang berbeda. Bangunan terdiri dari Gedung Induk, Gedung Utama Sayap Kanan, Bangunan lainnya yaitu 6 pavilion yang masing-masing mempunyai fungsi tersendiri.
Bangunan-bangunan itu berfungsi sebagai tempat pertemuan besar, ruang penerimaan tamu, ruang pemutaran film, ruang makan, ruang kerja presiden, ruang perpustakaan, ruang famili dan kamar tidur, serta ruang tunggu menteri. Bangunan Pavilion memiliki fungsi sebagai peristirahatan bagi Presiden beserta serta pejabat lain.
Istana Kepresidenan Bogor mempunyai koleksi buku sebanyak 3.205 buah. Selain itu, istana ini menyimpan banyak benda seni, baik berupa lukisan, patung, serta keramik dan benda seni lainnya. Semua itu tersimpan di museum istana.
Di bagian halaman Istana didatangkan dan dipelihara enam pasang rusa yang berasal dari perbatasan India dan Nepal. Sampai saat ini perkembangan populasi rusa tersebut terus meningkat. Istana juga dikeliling pohon-pohon beringin besar, kolam-kolam ikan dengan bunga teratai dari daerah Amazon, Brazil.
Halaman Istana Kepresidenan Bogor juga dihiasi puluhan patung. Salah satu koleksi patung yang memiliki nilai seni tinggi adalah patung “Pemanah” dari perunggu karya Strobol dari Hongaria (1919), “Si Denok” karya Trubus dan reproduksi patung “The Hand of God”, yang berasal dari Swedia.