By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Menyucikan Gunung dalam Tradisi Adat Masyarakat Sunda
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Menyucikan Gunung dalam Tradisi Adat Masyarakat Sunda
Tradisi

Menyucikan Gunung dalam Tradisi Adat Masyarakat Sunda

Anisa Kurniawati
Last updated: 22/02/2025 02:38
Anisa Kurniawati
Share
Tradisi adat sunda ini tertulis pada Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian (1440 Saka/1518 Masehi).Foto: Donny Iqbal/Mongabay Indonesia
SHARE

Ngertakeun Bumi Lamba, tradisi adat Sunda berupa ritual menyucikan gunung. Ada tiga gunung yang dititipkan, yaitu Gunung Gede Pangrango, Gunung Tangkuban Perahu, dan Gunung Wayang. 

Diinisiasi pada 2008, tradisi ini telah digelar setiap tahun dan mengangkat tema berbeda-beda.

Tradisi adat sunda ini tertulis pada Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian (1440 Saka/1518 Masehi).  Naskah yang ditulis pada masa pemerintahan Prabu Jayadewata atau Sri Baduga.

Sebelum ada tradisi ini, upacara pertama yang dilakukan di Gunung Tangkuban Parahu dikenal dengan nama Kuwera Bakti Dharma Wisundarah.

Upacara ini diadakan Kerajaan Pakuan Pajajaran setiap 8 tahun sekali. Arti dari upacara ini menyiratkan harapan untuk menuju puncak kerohanian Sunda.

Sedangkan ritual Ngertakeun Bumi Lamba digelar setiap bulan ke- 7 dalam hitungan kalender Sunda (Juli – pada kalender Masehi). Upacara ini merupakan manifestasi hubungan harmonis manusia, alam dan pencipta-Nya. 

Prosesi Ngertakeun Bumi Lamba

Inti upacara Ngertakeun Bumi Lamba adalah menitipkan ketiga gunung itu sebagai paku alam (harus diperlakukan sebagai tempat suci).

Hal ini sebagai bentuk terima kasih dan pengingat pada setiap orang bahwa kesucian gunung adalah sumber utama kehidupan makhluk. 

Tradisi ini turut dihadiri berbagai komunitas adat lokal. Beberapa diantaranya yaitu Kanekes (Badui), Banten, Dayak Sagandu, Nagara Banceuy – Subang.

Ada juga dari daerah lain seperti Kalimantan, Bali, Sulawesi, dan Sumatera. 

Baca juga: Ritual Sedekah Kue, Simbol Guyub Rukun Masyarakat Sunda

Ngertakeun Bumi Lamba dimulai dari pengambilan air dari sumber mata air suci. Kemudian ada juga sajen hasil bumi yang disuguhkan sebagai media sembah kepada yang telah memberi kehidupan.

Maknanya adalah sastra, pujian, pemujaan, tentang bagaimana Tuhan menciptakan semua ajaran leluhur. Esensinya, ungkapan syukur kepada Yang Maha Kuasa.

Ritual menyucikan gunung juga dimeriahkan dengan beberapa rangkaian acara. Di antaranya adalah kirab sajen, mipit amit sabda pangbakti, mager mandala dan sirih pinang, rajah, sawer tirta suci, pemijaran Pataka Nusantara. 

Misi Ngertakeun Bumi Lamba

Misi Ngertakeun Bumi Lamba sendiri terdiri dari penugasan untuk trigatra masyarakat Sunda:

Pertama, Gatra Ratu/Prabu atau pemerintah. Isinya mengenai  memperkuat pertahanan dalam peperangan atau menjaga kedaulatan.

Kedua, Gatra Rama atau keluarga/ rakyat/ pahuma adalah memperoleh kejayaan dan kesejahteraan hidup di alam dunia. Ketiga, Gatra Reshi atau Pandhita adalah menjaga kebudayaan dan warisan leluhur yang berasal dari rahmat Tuhan.

Upacara Ngertakeun Bumi Lamba merupakan momentum perjumpaan antarsuku, ras, budaya, dan agama untuk bersama-sama mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa.

Perayaan ini juga menjadi ruang membangun sikap toleransi dan harmoni.

You Might Also Like

Tradisi Dhukutan Simbol Kerukunan Akhiri Tawuran

Nyelamet Dowong, Ritual Sasak Selamatkan Padi dari Hama

Mencari Keberkahan Lahan Baru dalam Tradisi Laliq Ugal

Keunikan Toki Pintu, Tradisi Ketuk Pintu di Pernikahan Manado

Prosesi Ajun Arah, Warnai Kenduri Swarnabhumi Jambi

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Legenda Dadung Awuk dan Jaka Tingkir dalam Seni Teater
Next Article Penataan Rampung, Kampung Seni Borobudur Siap Diresmikan
1 Comment 1 Comment
  • Pingback: Tari Lengger Kinayakan dan Refleksi Sedulur Papat Kalimo Pancer - emmanus.com

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?