By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Museum NTB Belum Siap Menyimpan ‘Harta Karun Lombok’
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Berita > Museum NTB Belum Siap Menyimpan ‘Harta Karun Lombok’
Berita

Museum NTB Belum Siap Menyimpan ‘Harta Karun Lombok’

Anisa Kurniawati
Last updated: 10/01/2025 06:54
Anisa Kurniawati
Share
Menbud Fadli Zon saat melihat koleksi di Museum NTB. Foto: Kompas.com
SHARE

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menilai bahwa Museum Nusa Tenggara Barat (NTB) belum siap untuk menyimpan ‘Harta Karun Lombok’ yang dikembalikan pemerintah Belanda kepada Indonesia. Dalam kunjungannya ke Mataram pada Selasa (7/1/2025).

Fadli Zon menyatakan, museum memerlukan perbaikan fasilitas penyimpanan. “Mungkin kalau nanti sudah siap kita bisa pertimbangkan, kelihatannya kalau sekarang ini belum siap,” ujarnya seperti dilansir dari laman kompas.com. 

Fadli Zon menyoroti kondisi ruang penyimpanan Museum NTB yang masih membutuhkan perbaikan agar layak untuk menyimpan benda-benda bersejarah. Ia juga mengusulkan revitalisasi museum tersebut menjadi tiga lantai untuk menampung lebih banyak koleksi. 

Fadli berharap gubernur NTB yang baru terpilih dapat mendukung upaya peningkatan infrastruktur museum. Sehingga nantinya benda-benda bersejarah yang telah dikembalikan dari Belanda dapat dipamerkan di sana.

Koleksi Harta Karun Lombok

‘Harta Karun Lombok’ yang disimpan di Museum Nasional di Jakarta meliputi perhiasan sejumlah cincin, keris, ukiran jendela hingga selop sendal anak-anak berwarna merah.

erbaru, benda yang dikembalikan Belanda yaitu patung singa bersayap yang dirampas saat perang Lombok pada 1894.

Menurut situs Pemerintah Pusat Belanda (Rijksoverheid), ‘Harta Karun Lombok’ adalah hasil jarahan, perampokan, dan perampasan Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL).

Perampasan ini terjadi dalam Perang Lombok pada 1894 melawan Kerajaan Mataram-Cakranegara. 

Penjarahan ini disebut di Belanda sebagai ‘Harta Karun Lombok’ atau ‘Lombokschat’. Harta karun ini terdiri dari 230 kilogram emas, 7 ribu kilogram perak, dan banyak perhiasan serta batu mulia. 

Setelah dikirim ke Belanda, jarahan itu disimpan di Rijksmuseum Amsterdam. Kemudian dipindahkan ke Museum Volkenkunde, yang kini bagian dari Nationaal Museum van Wereldculturen (NMVW).

Menurut dokumen ‘Saran dari Komite Koleksi Kolonial’ tertanggal 12 Mei 2023, yang ditandatangani Ketua Komite, Lilian Goncalves-Ho Kang You, sebagian (235 benda) dikembalikan ke Indonesia pada 1977. Bagian lain (27 objek) telah hilang.

Butuh Renovasi

Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam, menyatakan bahwa museum mereka perlu renovasi dan penambahan keamanan untuk memenuhi standar penyimpanan benda bersejarah.

Selain infrastruktur, peningkatan sumber daya manusia juga diperlukan agar informasi mengenai koleksi dapat disampaikan dengan baik kepada pengunjung.

Nuralam menyebut, pihaknya telah mengajukan surat resmi permohonan memamerkan ‘Harta Karun Lombok’ di Museum NTB dan kini menunggu tanggapan Museum Nasional. 

Fadli Zon menegaskan, jika Museum NTB sudah memenuhi standar, benda-benda repatriasi dari Belanda bisa dipamerkan di sana. Meebud menyebut museum NTB perlu direvitalisasi.

“Harus ada penyimpanan lebih layak. Kami lihat harus ada revitalisasi untuk museum NTB ini, karena umurnya sudah 43 tahun. Direvitalisasi terakhir 2010 lalu,” ungkap Fadli Zon. 

You Might Also Like

Pemkab Buleleng, Bali Targetkan 1,7 Juta Wisatawan pada 2025

Prabowo Umumkan Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional dan Satgas PHK dalam Peringatan May Day 2025

Program Makan Bergizi Gratis Tetap Berjalan Selama Ramadan

KKN UMP di Wonosobo Berakhir, Pemda Apresiasi Mahasiswa

Monumen Reog Ponorogo, Patung Tertinggi di Indonesia

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Bujang Awang Tabuang dan Kisah Permaisuri Terbuang
Next Article Menbud Resmikan “Kotaku Museumku Kampungku Museumku”
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?