By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Gasdeso, Atraksi Tradisi Perang Nasi di Blora
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Gasdeso, Atraksi Tradisi Perang Nasi di Blora
Tradisi

Gasdeso, Atraksi Tradisi Perang Nasi di Blora

Achmad Aristyan
Last updated: 01/11/2024 15:54
Achmad Aristyan
Share
Warga padati Jalan Pemuda, Blora, mengikuti tradisi Gas Desa Bumi Blora. Foto: Instagram/@prokompim.blora
SHARE

Gasdeso atau “Perang Nasi” merupakan tradisi sedekah bumi yang digelar warga Desa Jiken, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Acara ini memiliki makna spiritual yang mendalam bagi masyarakat setempat, yang memanfaatkannya sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah, kesuburan tanah, dan keberkahan hidup. 

Gasdeso dilakukan sekali setahun dan menarik perhatian warga dari berbagai kalangan untuk ikut serta dalam tradisi yang berlangsung sejak zaman leluhur mereka. Prosesi Gasdeso diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh desa, Mbah Modin Munib, di bawah pohon Meh, pohon besar yang dipercaya memiliki nilai historis dan spiritual. 

Mbah Modin, yang dihormati di desa tersebut, menekankan pentingnya kehadiran pohon ini bukan sebagai objek pemujaan, melainkan tempat berkumpulnya warga dalam doa yang ditujukan kepada Tuhan.

Pohon Meh dianggap sebagai simbol keberkahan yang memberikan perlindungan dan rasa damai bagi masyarakat. Dalam doa, Mbah Modin memohon agar desa selalu diberkahi dengan hasil panen yang baik dan lingkungan yang aman. Setelah doa, warga berkumpul untuk memulai bagian unik dari acara ini, yakni “Perang Nasi”. 

Nasi yang telah dibungkus dengan daun jati disiapkan oleh masing-masing keluarga dan dibawa ke pohon Meh, tempat nasi-nasi ini ditumpuk menjadi satu. Tradisi ini tidak mengharuskan jenis lauk tertentu, sehingga setiap warga bebas menyajikan lauk sesuai kemampuan mereka, menjadikan acara ini juga sebagai cerminan keragaman dan kebersamaan. 

Usai doa, warga mulai saling melempar nasi bungkus ini, suatu simbolisasi dari keceriaan, syukur, dan semangat berbagi kebahagiaan di antara warga. Warga meyakini bahwa nasi yang dilemparkan tersebut membawa berkah, sehingga acara ini menjadi wujud nyata dari ngalap berkah atau memperoleh berkat bagi seluruh masyarakat. 

Lemparan nasi tidak diartikan sebagai bentuk pemborosan atau pertengkaran, melainkan sebagai wujud sukacita, di mana kebahagiaan dan rasa syukur dirasakan bersama.

Acara kemudian diakhiri dengan pembagian nasi kepada warga yang hadir sebagai simbol berbagi rezeki antar masyarakat. Bagi warga, membawa pulang nasi dari acara ini diyakini membawa keberuntungan dan kebahagiaan bagi keluarga. 

Setelah prosesi utama selesai, suasana perayaan berlanjut dengan doa bersama dan penampilan hiburan tradisional seperti musik dangdut, pertunjukan barongan (kesenian tradisional Blora), pengajian, dan hiburan lain yang turut menyemarakkan suasana dan menguatkan kebersamaan. (Sumber: blorakab.go.id)

You Might Also Like

Seni Bela Diri Langga, Di Antara Tradisi dan Mistis

Tradisi Pengobatan Makan di Kelung Masih Lestari Di Jambi?

Larung Sembonyo, Ritual Sedekah Laut Masyarakat Trenggalek

Perayaan Syukur Petani Lombok Melalui Tradisi Malean Sampi

Mengenal Maarak Katik, Tradisi Religi Rayakan Idul Fitri

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Bukit Pencu, Wisata Sunset dan Sunrise Terbaik di Blora
Next Article Kopi Santen Jepangrejo, Cita Rasa Kopi Warisan
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?