By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Upacara Nyadran Gunung Silurah Resmi Jadi Warisan Budaya
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Upacara Nyadran Gunung Silurah Resmi Jadi Warisan Budaya
Tradisi

Upacara Nyadran Gunung Silurah Resmi Jadi Warisan Budaya

Anisa Kurniawati
Last updated: 01/12/2024 04:49
Anisa Kurniawati
Share
Sejumlah warga Desa Silurah melakukan tasyakuran saat Nyadran Gunung Silurah. Foto: Infopublik.id.
SHARE

Warga Desa Silurah, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, Jawa Tengah melaksanakan tradisi Nyadran Gunung Silurah, 29 November 2024 lalu. Acara ini merupakan agenda tahunan di daerah ini.

Tradisi tolak bala ini dimulai dengan tasyakuran, di mana warga desa berkeliling sambil memanjatkan doa. Pada hari kedua, prosesi sakral dilakukan di lereng Gunung Ronggokusumo, yakni memotong kambing kendit dan dilanjutkan dengan jajanan kampung dan kesenian tradisional silurah.

Para sesepuh mengatakan salah satu bagian penting dalam urutan tradisi Nyadran Gunung Silurah adalah pemotongan kambing kendit, yaitu kambing berbulu hitam dengan lingkar putih di dadanya. Pemotongan ini dipimpin oleh sesepuh adat ini sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur sekaligus simbol harapan akan berkah.

Upacara Tolak Bala

Kepala Desa Silurah Suroto mengatakan, nyadran tahun 2024 sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya karena bahwa tradisi ini telah resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kemdikbudristek pada 2024.

“Hal ini menjadikan tradisi Nyadran Gunung Silurah sudah diresmikan menjadi cagar budaya nasional yang ada di Indonesia khususnya Kabupaten Batang,” katanya  usai Nyadran di Desa Silurah, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, Jumat (29/11/2024) dikutip dari Infopublik.id.

Tradisi secara turun-temurun itu diyakini warga setempat untuk menjauhkan bala. Memang biasanya memotong kambing kendit tetapi nyadran kali ini memasuki putaran ke-7 yang artinya harus memotong Kebo Bule.

Dijelaskannya, bahwa setiap tahunnya juga menyembelih kambing kendit berwarna putih, tapi ada lingkaran warna hitam dibadan Kambing yang filosofinya hitam itu langgeng untuk meneruskan naluri dan putih itu suci. Dan setelah tujuh tahun ditutup dengan memotong Kebo Bule.

“Tradisi ini dilakukan yang konon dulunya secara turun temurun dipercaya dapat menambah keberkahan warga masyarakat desa, sehingga rejekinya lancar, warganya sehat dan menolak bala bencana,” jelasnya.

Dengan acara ini sudah dikenal masyarakat luar daerah dapat menjadi sarana promosi potensi desa dengan berbagai kegiatan seni budaya.

Warisan Budaya

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Batang Bambang Suryantoro, menambahkan, bahwa tradisi ini telah resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kemdikbudristek pada 2024.

“Tradisi ini sudah menjadi bagian dari Calendar of Events atau agenda wisata budaya tahunan Jawa Tengah ini selalu ditunggu oleh warga Desa Silurah. Di laman ini, warga melakukan Nyadran Gunung Silurah setiap bulan Jumadil Awal tepat pada Jumat Kliwon,” terangnya.

Bambang juga menyebutkan, bangga dengan tradisi telah diakui secara nasional, karena ini bukan hanya ritual, tetapi juga warisan untuk generasi mendatang.

You Might Also Like

Buka Egek, Tradisi Suku Moi Papua dalam Menjaga Alam

Lomba Kelotok Hias Aset Wisata Kota Waringin Barat

Saat Warga Dua Desa Bersatu Berburu Ikan dalam Tradisi Tubo

Menyucikan Gunung dalam Tradisi Adat Masyarakat Sunda

Tradisi Ngin-Angin, Prosesi Lamaran Bagi Calon Pengantin

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article 50 Tahun Berkarya Seniman Multi Talenta Didi Nini Thowok
Next Article Limau Baronggeh Melestarikan Warisan Budaya Limau Baronggeh dan Saluang Pauh
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?