By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Benarkah Belanda Menjajah Indonesia Selama 350 Tahun?
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Berita > Benarkah Belanda Menjajah Indonesia Selama 350 Tahun?
Berita

Benarkah Belanda Menjajah Indonesia Selama 350 Tahun?

Achmad Aristyan
Last updated: 15/05/2025 02:11
Achmad Aristyan
Share
Ilustrasi penjajahan Belanda di Indonesia. Foto: Thecreatorsproject
SHARE

Keyakinan bahwa Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun masih melekat kuat dalam benak banyak masyarakat, termasuk di lingkungan pendidikan.

Padahal, menurut penelitian ilmiah, pandangan itu tidak sepenuhnya tepat.

Profesor GJ Resink, seorang ahli hukum internasional yang pernah mengajar di Universitas Indonesia (UI), menjadi salah satu tokoh yang membantah mitos itu.

Dalam bukunya berjudul Bukan 350 Tahun Indonesia Dijajah, Resink menyatakan bahwa klaim penjajahan Belanda selama tiga setengah abad adalah keliru.

Penelitian mendalam yang ia lakukan selama puluhan tahun, hingga tahun 2013, menyimpulkan bahwa masa penjajahan Belanda atas wilayah Nusantara tidak bisa digeneralisasi selama 350 tahun karena tidak berlangsung merata di seluruh wilayah dan dalam bentuk dominasi penuh sejak awal.

Baca Juga: Fadli Zon Libatkan 100 Sejarawan untuk Menulis Ulang Sejarah Indonesia

Asal-Usul Mitos 350 Tahun Penjajahan

Resink menelusuri bahwa pemahaman itu bermula dari ucapan Gubernur Jenderal Hindia Belanda BC de Jonge.

Dalam sebuah pernyataan, de Jonge mengatakan, “Kami orang Belanda sudah berada di sini 300 tahun dan kami akan tinggal di sini 300 tahun lagi.”

Ucapan ini lantas berkembang menjadi narasi umum tentang lamanya penjajahan Belanda.

Pernyataan Presiden Soekarno menjelang pembacaan teks proklamasi juga turut memperkuat mitos itu.

Saat itu, Soekarno berkata, “Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan beratus-ratus tahun gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan itu ada naiknya dan ada turunnya.”

Namun, menurut Resink, kutipan itu lebih ditujukan untuk membangkitkan semangat nasionalisme ketimbang sebagai pernyataan historis (Hasudungan, 2023, Jurnal Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha).

Awalnya Belanda Datang untuk Berdagang

Lebih jauh, Resink mengungkap bahwa kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara pada awalnya adalah untuk berdagang, bukan menjajah.

Cornelis de Houtman, misalnya, baru tiba di Banten pada tahun 1596 dengan tujuan utama mencari rempah-rempah.

Bahkan, dalam catatan sejarah, Houtman dikenal sebagai orang Belanda pertama yang menginjakkan kaki di Nusantara dan bukan sebagai penjajah.

VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) yang datang pada tahun 1602 juga bukanlah institusi negara penjajah, melainkan sebuah kongsi dagang yang diberi hak istimewa untuk berdagang.

Di berbagai wilayah, seperti Kesultanan Aceh, kedatangan VOC bahkan ditentang.

Banyak anggota VOC yang ditahan karena sikap mereka yang kasar dan arogan terhadap penduduk lokal.

Menurut Resink, hubungan antara orang Eropa dan kerajaan-kerajaan lokal pada masa itu lebih menyerupai relasi dagang dua pihak yang setara.

Baca Juga: Candi Borobudur di Magelang dan Perjalanan Sejarah Penemuannya

Penghitungan Ulang Lamanya Penjajahan

Jika klaim penjajahan selama 350 tahun berarti Belanda telah menjajah Indonesia sejak 1595, maka klaim itu tidak selaras dengan fakta.

Karena pada tahun 1596 pun Cornelis de Houtman baru mendarat di Banten, itupun sebagai pedagang, bukan penjajah.

Resink menegaskan bahwa nama “Indonesia” sendiri baru muncul setelah 254 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1850.

Istilah ini pertama kali diperkenalkan James Richardson Logan dalam tulisannya yang dimuat dalam Journal of the Asiatic Society of Bengal (1847–1859) yang kemudian dibahas lebih lanjut Kumoratih (2020).

Pada masa awal kedatangan bangsa Eropa, Nusantara bukanlah satu negara, melainkan wilayah yang terdiri dari banyak kerajaan berdaulat.

Maka, tidak semua wilayah mengalami penjajahan dalam waktu yang sama atau dalam bentuk yang sama pula.

Dalam bukunya, Resink menyebut bahwa hingga kurun waktu 1850–1910, masih banyak kerajaan di Nusantara yang merdeka secara de facto maupun de jure.

Contohnya adalah Kesultanan Aceh dan Kesultanan Siak di Riau yang masih mempertahankan kedaulatan mereka dalam kurun itu (Resink, Bukan 350 Tahun Indonesia Dijajah).

Sejarah Harus Diterangi Fakta

Melalui kajian-kajian ilmiah yang dilakukan GJ Resink dan juga penelitian dari akademisi seperti Anju Nofarof Hasudungan dari Universitas Pendidikan Ganesha, menjadi jelas bahwa narasi 350 tahun penjajahan Belanda perlu dikaji ulang.

Penjajahan memang terjadi, namun tidak dalam jangka waktu yang seseragam dan menyeluruh sebagaimana mitos yang berkembang.

Mitos itu lebih tepat dipahami sebagai konstruksi politik dan retorika perjuangan, bukan sebagai fakta sejarah.

Pemahaman ini penting untuk memperkuat literasi sejarah masyarakat, terutama generasi muda, agar tidak hanya mengandalkan narasi populer yang belum tentu tepat.

Baca Juga: Benteng Beverwijk, Jejak Kolonial Belanda di Nusalaut Maluku

You Might Also Like

Gelar Sarasehan Ekonomi, Prabowo Tegaskan Pentingnya Kemandirian Ekonomi

Visi Indonesian Wave Promosikan Kekayaan Budaya Indonesia

Ini Aturan Pembelajaran di Sekolah selama Ramadan 2025

Pemkab Wonosobo Rancang Arah Pembangunan Baru Lewat Musrenbang RPJMD 2025–2029

Menpora Dito Dukung Kejuaraan Anggar Asia 2025: Dorong Prestasi dan Pariwisata Olahraga

TAGGED:350 tahunbelandadijajahIndonesia

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Fadli Zon Tunjuk 3 Sejarawan Garap Kerangka Penulisan Ulang Sejarah Indonesia
Next Article Geopark Nasional Dieng Resmi Ditetapkan, Jalan Menuju UNESCO Terbuka
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?