Festival musik tradisional “Khentongan Banyumas” yang digelar Jumat dan Sabtu, 6-7 September 2024 di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, sukses menjadi atraksi wisata dan budaya yang menghibur ribuan warga.
Festival Kenthongan Banyumas 2024 ini, digelar Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata. Selain festival, dihadirkan juga festival mobil hias dan ketoprak pada Sabtu (7/9).
Saat pembukaan, Pj Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro berharap, Festival Kentongan Banyumas dapat menjadi daya tarik wisata sebagai wahana hiburan bagi masyarakat Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Pj Bupati Banyumas pun ingin, penyelenggaraan festival tahun depan harus dikemas lebih baik lagi.
Tahun ini, festival yang setiap tahun sangat dinanti masyarakat Kabupaten Banyumas, dimeriahkan 27 grup kentongan dari masing-masing kecamatan di Banyumas. Grup eksibisi Dinporabudpar dengan dipimpin langsung Pj Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro sebagai mayoret ikut juga memeriahkan festival.
Festival Khentongan diawali aksi setiap grup menampilkan keterampilan mereka memainkan berbagai lagu dengan menggunakan alat musik kentongan.
Setelah tampil bergantian di depan panggung kehormatan di sisi selatan Alun-alun Purwokerto, setiap grup beratraksi memainkan khentongan. menyusuri jalan Jenderal Soedirman menuju Pasar Wage sejauh 3 kilometer sekaligus menghibur ribuan warga yang menyaksikan di sepanjang rute festival.
Atraksi para peserta festival sukses memukau masyarakat yang tak hanya warga Purwokerto, namun juga dari Kabupaten Banyumas dan sekitarnya. Ribuan warga bahkan sampai rela menunggu sampai Sabtu dini hari untuk menyaksikan peserta terakhir beraksi.
Jawara festival yang diikuti 27 grup dari kecamatan di Banyumas ini akhirnya dimenangkan grup Laras Putra Patriot (Lappot) dari Purwokerto Selatan.
Sementara Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas Setya Rahendra mengungkapkan, selain mendapat piala, para juara Festival Khentongan akan mendapatkan uang pembinaan, yakni juara 1 sebesar Rp6,5 juta, juara 2 sebesar Rp5,5 juta, dan juara 3 sebesar Rp5 juta.
Kentongan Menjadi Alat Musik
Di zaman dahulu, alat tradisional kentongan hanya digunakan masyarakat sebagai alat penanda adanya kejadian.
Namun, di sekitar tahun 1970an, kentongan mulai dimanfaatkan sebagai alat musik oleh masyarakat Kabupaten Banyumas, tepatnya di Desa Ajibarang Kulon, Kawasan Tambakan.
Alat musik Kentongan umumnya terbuat dari potongan bambu wulung yang bisa mengeluarkan suara. Di Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Cilacap dan Banjarnegara, banyak berdiri grup musik kentongan stau juga disebut Thek–Thek.
Saat beraksi, grup kesenian kentongan biasanya memasukan para penari dengan gerakan khasnya. Para penari laki–laki biasanya membawa kuda lumping, sedang penari perempuan bergaya banyumasan yaitu menari dengan menonjolkan bahu dan goyangan pinggul.
Meski sempat pudar di awal tahun 90an, Musik Kentongan di Kabupaten Banyumas kini kembali bersinar dengan lahirnya banyak grup yang banyak diperkuat anak muda masa kini. (Ivan Pratama)