Pagi itu, Alun-Alun Kampung Budaya Sindang Barang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dipenuhi masyarakat Desa Pasir Eurih yang antusias mengikuti Ritual Sedekah Kue.
Ritual ini merupakan rangkaian dari tradisi Seren Taun. Ritual ini dilaksanakan setelah prosesi Neteupken, Ngembang ke makam leluhur, dan Ngala Cai Kukulu.
Keunikan sedekah kue terletak pada momen masyarakat yang berlomba-lomba mendapatkan kue tradisional yang telah didoakan, penuh semangat dan kegembiraan.
Prosesi Pembacaan Silsilah
Mengutip dari medcom.id, ketika masyarakat sudah berkumpul, para kokolot (tetua adat) keluar dari Imah Gede, diikuti para parawari yang membawa 40 tampah berisi kue-kue tradisional Sunda, tersusun dalam dua barisan panjang.
Prosesi diawali tetua adat membacakan silsilah Kampung Budaya Sindang Barang. Pembacaan silsilah ini dilakukan dalam bahasa Sunda untuk mengingatkan masyarakat akan akar budaya mereka.
Hal ini berutujuan terus menghidupkan kecintaan terhadap tradisi Sunda dalam kehidupan warga.
Tradisi ini pun menghubungkan masyarakat Kampung Budaya Sindang Barang dengan leluhur dan sejarah, menjaga agar nilai-nilai budaya tetap hidup.
Filosofi Keharuman Kemenyan
Setelah pembacaan silsilah, doa dipimpin kokolot untuk mendoakan para leluhur dan kue-kue yang telah disajikan. Diiringi kepulan asap kemenyan yang wangi, suasana menjadi khusyuk.
Pembakaran kemenyan hanya untuk memberikan keharuman, bukan berbau magis. Wangi-wangian kemenyan dipercaya masyarakat dapat mengundang malaikat, seperti dianjurkan Nabi.
Kebahagiaan Berebut Kue
Setelah doa selesai, suasana khidmat seketika berubah menjadi riuh. Tanpa aba-aba, masyarakat mulai berebut kue-kue di hadapan mereka.
Gelak tawa dan canda menyelimuti alun-alun, memperlihatkan kebahagiaan dan semangat kebersamaan yang khas. Bagi masyarakat Kampung Budaya Sindang Barang, kue yang telah didoakan memiliki nilai lebih dari sekadar makanan.
Mereka percsaya, kue yang diritualkan membawa berkah dan kesejahteraan bagi yang memakannya.
Kearifan Lokal di Balik Ritual
Dikutip dari kumparan.com, ritual Sedekah Kue bukan hanya bentuk ungkapan syukur atas berkah dan kesejahteraan, tetapi juga manifestasi kearifan lokal masyarakat Sunda yang erat dengan nilai kebersamaan dan gotong royong.
Kue-kue yang diperebutkan berasal dari sumbangan masyarakat sendiri, menjadikan kegiatan ini simbol bagaimana keberkahan yang diterima kembali kepada rakyat.
Tradisi ini mencerminkan filosofi hidup masyarakat Sunda, Jawa Barat yang guyub, saling berbagi, dan menjunjung tinggi rasa syukur kepada Sang Pencipta.