By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Ritual Sedekah Kue, Simbol Guyub Rukun Masyarakat Sunda
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Ritual Sedekah Kue, Simbol Guyub Rukun Masyarakat Sunda
Tradisi

Ritual Sedekah Kue, Simbol Guyub Rukun Masyarakat Sunda

Achmad Aristyan
Last updated: 06/01/2025 03:54
Achmad Aristyan
Share
Masyarakat Desa Pasir Eurih berkumpul untuk mengikuti ritual Sedekah Kue. Foto: medcom.id
SHARE

Pagi itu, Alun-Alun Kampung Budaya Sindang Barang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dipenuhi masyarakat Desa Pasir Eurih yang antusias mengikuti Ritual Sedekah Kue.

Ritual ini merupakan rangkaian dari tradisi Seren Taun. Ritual ini dilaksanakan setelah prosesi Neteupken, Ngembang ke makam leluhur, dan Ngala Cai Kukulu. 

Keunikan sedekah kue terletak pada momen masyarakat yang berlomba-lomba mendapatkan kue tradisional yang telah didoakan, penuh semangat dan kegembiraan.  

Prosesi Pembacaan Silsilah  

Mengutip dari medcom.id, ketika masyarakat sudah berkumpul, para kokolot (tetua adat) keluar dari Imah Gede, diikuti para parawari yang membawa 40 tampah berisi kue-kue tradisional Sunda, tersusun dalam dua barisan panjang.

Prosesi diawali tetua adat membacakan silsilah Kampung Budaya Sindang Barang. Pembacaan silsilah ini dilakukan dalam bahasa Sunda untuk mengingatkan masyarakat akan akar budaya mereka.

Hal ini berutujuan terus menghidupkan kecintaan terhadap tradisi Sunda dalam kehidupan warga.

Tradisi ini pun menghubungkan masyarakat Kampung Budaya Sindang Barang dengan leluhur dan sejarah, menjaga agar nilai-nilai budaya tetap hidup. 

Filosofi Keharuman Kemenyan  

Setelah pembacaan silsilah, doa dipimpin kokolot untuk mendoakan para leluhur dan kue-kue yang telah disajikan. Diiringi kepulan asap kemenyan yang wangi, suasana menjadi khusyuk. 

Pembakaran kemenyan hanya untuk memberikan keharuman, bukan berbau magis. Wangi-wangian kemenyan dipercaya masyarakat dapat mengundang malaikat, seperti dianjurkan Nabi. 

Kebahagiaan Berebut Kue  

Setelah doa selesai, suasana khidmat seketika berubah menjadi riuh. Tanpa aba-aba, masyarakat mulai berebut kue-kue di hadapan mereka. 

Gelak tawa dan canda menyelimuti alun-alun, memperlihatkan kebahagiaan dan semangat kebersamaan yang khas. Bagi masyarakat Kampung Budaya Sindang Barang, kue yang telah didoakan memiliki nilai lebih dari sekadar makanan. 

Mereka percsaya, kue yang diritualkan membawa berkah dan kesejahteraan bagi yang memakannya.  

Kearifan Lokal di Balik Ritual  

Dikutip dari kumparan.com, ritual Sedekah Kue bukan hanya bentuk ungkapan syukur atas berkah dan kesejahteraan, tetapi juga manifestasi kearifan lokal masyarakat Sunda yang erat dengan nilai kebersamaan dan gotong royong. 

Kue-kue yang diperebutkan berasal dari sumbangan masyarakat sendiri, menjadikan kegiatan ini simbol bagaimana keberkahan yang diterima kembali kepada rakyat.

Tradisi ini mencerminkan filosofi hidup masyarakat Sunda, Jawa Barat yang guyub, saling berbagi, dan menjunjung tinggi rasa syukur kepada Sang Pencipta.

You Might Also Like

Tradisi Pemakaman Termahal Rambu Solo di Tana Toraja

Malomkub Poadohoi, Tradisi Kumpul Keluarga di Kepulauan Sula

Waisak, Sejarah dan Makna Peringatan Hari Raya Buddha di Indonesia

Tradisi Makan Bajamba Satukan Raja dan Sultan Nusantara

Perayaan Syukur Petani Lombok Melalui Tradisi Malean Sampi

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Festival Merti Bumi Igirmranak, Wujud Syukur Warga Wonosobo
Next Article Profil Yos Suprapto, Seniman Yogyakarta yang Kontroversial
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?