Rumah Tjong A Fie, sebuah bangunan berusia ratusan tahun yang menceritakan sejarah penting bagi kota Medan. Terletak di Kesawan, Medan, Sumatera Utara, tempat ini lekat dengan akulturasi budaya Tionghoa dan melayu.
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan sejarah yang mengagumkan. Hal ini dapat dilihat dari keberagaman bangunan bersejarah yang tersebar di berbagai daerah. Salah satunya yaitu Museum Rumah Tjong A Fie.
Bangunan ini dikenal penduduk lokal sebagai Tjong A Fie Mansion, merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang masih kokoh hingga saat ini. Dibangun pada tahun 1895 dan mulai dibuka untuk umum pada 2009, rumah ini telah menjadi salah satu destinasi wisata yang populer di kota Medan.
Tjong A Fie sendiri adalah seorang pengusaha, pemimpin masyarakat Tionghoa di kota Medan pada masa itu, dan bankir yang sukses, yang berasal dari Tiongkok. Kisahnya dimulai dari Provinsi Guandong, Tiongkok, lalu berlanjut ke Penang, Malaysia sebelum akhirnya tiba di tanah Sultan Deli, Sumatera.
Mulanya pada usia 20 tahun, Tjong A Fie harus bekerja keras mulai dari pekerjaan serabutan hingga berhasil memiliki perkebunan yang luas. Sosoknya dikenal sebagai orang dermawan dan dekat dengan masyarakat.
Tjong A Fie merupakan figur yang berjasa dalam membangun kota Medan yang saat itu masih bernama Deli Tua. Ia terlibat dalam mendirikan berbagai tempat ibadah, seperti Mesjid Raya Al-Mashum dan Mesjid Gang Bengkok, Kuil Buddaha di Brayan, Gereja Uskup Agung Sugiopranoto, Kuil Hindu dan banyak lainnya.
Cagar Budaya Sumatera Utara
Pada tahun 2015, Rumah Tjong A Fie ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Provinsi Sumatera Setiap harinya, ratusan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, membanjiri museum ini untuk mengenal lebih dalam tentang sejarah Tjong A Fie dan masa lalu Kota Medan.
Rumah ini adalah hadiah dari Tjong A Fie kepada istri ketiganya, Lim Koei Yap. Cucu ke-11 Tjong A Fie, dari anak ke-4 dengan istri ketigalah, yang memiliki ide untuk menjadikan rumah ini sebagai museum agar bangunannya tidak terbengkalai.
Meskipun telah berusia ratusan tahun, rumah ini tetap terawat dengan baik. Sebagian besar perabotan hingga koleksi foto dan dokumen sejarah masih disimpan dalam keadaan terawat. Dekorasi rumah ini menggabungkan gaya Tionghoa, Melayu, Eropa (sebagian besar Portugis), sehingga menjadi lebih menarik.
Disamping itu, ada dokumen-dokumen penting yang ikut dipajang. Misalkan seperti surat wasiat Tjong A Fie yang sebagian besar meminta anak-anaknya menyumbangkan sebagian harta ke masyarakat yang membutuhkan; kenang-kenangan dari Sun Yat Sen; dan berbagai dokumen dan foto lain yang disimpan di sebuah ruangan khusus memorabilia.
Tjong A Fie juga merupakan orang yang berjasa mengembangkan perekonomian di kota Medan, sehingga beberapa dokumen sejarah tentang perekonomian Medan pun tersimpan di rumah ini.
Untuk dapat mengunjungi museum ini, pengunjung hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 35.000,00 per orang, baik bagi anak maupun dewasa. Harga tersebut sudah termasuk fasilitas pemandu yang akan menjelaskan informasi lebih lanjut tentang bagian dalam rumah.
Rumah Tjong A Fie bukan hanya sekadar bangunan tua, tetapi bukti nyata dari keberagaman budaya. Selain itu, sebagai pengingat akan nilai-nilai kebaikan hingga sejarah yang telah membentuk Indonesia saat ini. (Anisa Kurniawati-Sumber: itjen.kemdikbud.go.id)