By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Rumah Tjong A Fie: Wisata Sejarah Kota Medan
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Rumah Tjong A Fie: Wisata Sejarah Kota Medan
Pariwisata

Rumah Tjong A Fie: Wisata Sejarah Kota Medan

Ridwan
Last updated: 18/10/2024 13:01
Ridwan
Share
4 Min Read
Foto: wikimedia commons/ Astari28
SHARE

Rumah Tjong A Fie, sebuah bangunan berusia ratusan tahun yang  menceritakan sejarah penting bagi kota Medan. Terletak di Kesawan, Medan, Sumatera Utara, tempat ini lekat dengan akulturasi budaya Tionghoa dan melayu.

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan sejarah yang mengagumkan. Hal ini dapat dilihat dari keberagaman bangunan bersejarah yang tersebar di berbagai daerah. Salah satunya yaitu Museum Rumah Tjong A Fie. 

Bangunan ini dikenal penduduk lokal sebagai Tjong A Fie Mansion, merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang masih kokoh hingga saat ini. Dibangun pada tahun 1895 dan mulai dibuka untuk umum pada 2009, rumah ini telah menjadi salah satu destinasi wisata yang populer di kota Medan.

Tjong A Fie sendiri adalah seorang pengusaha, pemimpin masyarakat Tionghoa di kota Medan pada masa itu, dan bankir yang sukses, yang berasal dari  Tiongkok. Kisahnya dimulai dari Provinsi Guandong, Tiongkok, lalu berlanjut ke Penang, Malaysia sebelum akhirnya tiba di tanah Sultan Deli, Sumatera. 

Mulanya pada usia 20 tahun, Tjong A Fie harus bekerja keras mulai dari pekerjaan serabutan hingga berhasil memiliki perkebunan yang luas. Sosoknya dikenal sebagai orang dermawan dan dekat dengan masyarakat.

Tjong A Fie merupakan figur yang berjasa dalam membangun kota Medan yang saat itu masih bernama Deli Tua. Ia terlibat dalam mendirikan berbagai tempat ibadah, seperti Mesjid Raya Al-Mashum dan Mesjid Gang Bengkok, Kuil Buddaha di Brayan, Gereja Uskup Agung Sugiopranoto, Kuil Hindu dan banyak lainnya. 

Cagar Budaya Sumatera Utara

Pada tahun 2015, Rumah Tjong A Fie ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Provinsi Sumatera Setiap harinya, ratusan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, membanjiri museum ini untuk mengenal lebih dalam tentang sejarah Tjong A Fie dan masa lalu Kota Medan.

Rumah ini adalah hadiah dari Tjong A Fie kepada istri ketiganya, Lim Koei Yap. Cucu ke-11 Tjong A Fie, dari anak ke-4 dengan istri ketigalah, yang memiliki ide untuk menjadikan rumah ini sebagai museum agar bangunannya tidak terbengkalai. 

Meskipun telah berusia ratusan tahun, rumah ini tetap terawat dengan baik. Sebagian besar perabotan hingga koleksi foto dan dokumen sejarah masih disimpan dalam keadaan terawat. Dekorasi rumah ini menggabungkan gaya Tionghoa, Melayu, Eropa (sebagian besar Portugis), sehingga menjadi lebih menarik. 

Disamping itu, ada dokumen-dokumen penting yang ikut dipajang. Misalkan seperti surat wasiat Tjong A Fie yang sebagian besar meminta anak-anaknya menyumbangkan sebagian harta ke masyarakat yang membutuhkan; kenang-kenangan dari Sun Yat Sen; dan berbagai dokumen dan foto lain yang disimpan di sebuah ruangan khusus memorabilia. 

Tjong A Fie juga merupakan orang yang berjasa mengembangkan perekonomian di kota Medan, sehingga beberapa dokumen sejarah tentang perekonomian Medan pun tersimpan di rumah ini.

Untuk dapat mengunjungi museum ini, pengunjung hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 35.000,00 per orang, baik bagi anak maupun dewasa. Harga tersebut sudah termasuk fasilitas pemandu yang akan menjelaskan informasi lebih lanjut tentang bagian dalam rumah.

Rumah Tjong A Fie bukan hanya sekadar bangunan tua, tetapi bukti nyata dari keberagaman budaya. Selain itu, sebagai pengingat akan nilai-nilai kebaikan hingga sejarah yang telah membentuk Indonesia saat ini. (Anisa Kurniawati-Sumber: itjen.kemdikbud.go.id)

You Might Also Like

Menembus Hutan dan Kabut, Menemukan Pesona Curug Lawe

Menjelajahi 37 Bangunan Bersejarah Istana Kepresidenan Bogor

Segarnya Berenang di Mata Air Cikandung, Sumedang

Desa Wisata Kandri, Setia Dengan Kebudayaan Asli

Menikmati Sejuknya Wisata Kebun Teh Panama Wonosobo

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Naufal Abshar: Tawa di Balik Kanvas “Haha”
Next Article Menelusuri Jejak Sejarah di Balik Dinding Istana Maimun Medan
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Venice Film Festival 2025
Menbud Dorong Diplomasi Budaya Lewat Sinema di Venice Film Festival 2025
Berita 21/05/2025
Sinergi Lintas Sektor Antar Daerah, Dieng Ditetapkan Sebagai Geopark Nasional
Berita 21/05/2025
Hari Kebangkitan Nasional
Kraton Yogyakarta Peringati Hari Kebangkitan Nasional Lewat Pertunjukan Budaya “Darpa Rumpaka”
Berita 21/05/2025
peringatan harkitnas
Peringatan Harkitnas di Wonosobo: Momentum Bangkit Menuju Indonesia Emas 2045
Berita 21/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?