Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menegaskan bahwa partisipasi Indonesia dalam Festival Film Cannes 2025 merupakan bentuk konkret dari upaya diplomasi kebudayaan.
Hal ini disampaikan Fadli dalam kunjungannya ke salah satu festival film paling bergengsi di dunia pada Sabtu (17/5/2025), dalam rangka mendukung kemajuan perfilman nasional yang semakin mendunia.
Menurut Fadli Zon, kehadiran sejumlah film Indonesia di Cannes memperlihatkan kekuatan jati diri bangsa yang ditransformasikan melalui medium cerita, karakter, dan nilai-nilai luhur budaya.
“Kehadiran Indonesia di Film Festival Cannes merupakan upaya promosi dan diplomasi kebudayaan melalui berbagai film Indonesia di Cannes yang menyampaikan jati diri bangsa. Cerita-cerita ini adalah wajah modern dari kekayaan budaya kita,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Baca Juga: Fadli Zon Bahas Kolaborasi Budaya Islam dengan Tokoh Internasional
Salah satu momen penting dalam partisipasi Indonesia tahun ini adalah pemutaran perdana film Renoir, hasil kolaborasi lintas negara yang diproduksi rumah produksi asal Indonesia, KawanKawan Media, bersama mitra dari Jepang, Prancis, Singapura, dan Filipina.
Film ini bersaing dalam kompetisi utama Festival Film Cannes 2025, dan turut dihadiri Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno.
Dalam kesempatan ini, Fadli Zon juga mengapresiasi capaian produser Renoir, Yulia Evina Bhara, pendiri KawanKawan Media.
Yulia yang sebelumnya meraih penghargaan Semaine de la Critique Cannes 2023 lewat film Tiger Stripes, tahun ini dipercaya sebagai juri mewakili Indonesia di level internasional.
“Merupakan kebanggaan melihat anak bangsa membawa nama Indonesia ke panggung dunia. Ini bukti bahwa film Indonesia tak hanya dinikmati di dalam negeri, tapi juga mampu bersaing dan diapresiasi di ajang global,” lanjut Fadli.
Dalam lawatannya, Menteri Kebudayaan juga mengunjungi Villages International, ruang kolaborasi global yang mempertemukan sineas dari lebih 90 negara.
Di sana, ia berdialog langsung dengan sineas dan produser film dari berbagai negara serta sineas Indonesia yang karya-karyanya telah diakui dunia.
Film-film Indonesia lainnya yang turut meramaikan Festival Cannes 2025 antara lain Pangku, Sleep No More, Ikatan Darah, Timur, dan Jumbo.
Fadli menyebut deretan karya itu mencerminkan bahwa ekosistem perfilman nasional semakin kuat dan kolaboratif.
Tak hanya menyoroti film, Indonesia juga memperkenalkan sejumlah Intellectual Property (IP) animasi seperti Bandits of Batavia, Locust, dan Jitu melalui program Spotlight Asia, sebagai upaya menunjukkan potensi besar sektor animasi Indonesia di kancah global.
Kehadiran rumah produksi ternama seperti KawanKawan Media, Gambar Gerak, Palari Films, Visinema, dan Uwais Pictures juga memperkuat semangat kolaborasi lintas negara.
Kementerian Kebudayaan pun menyampaikan komitmen untuk terus mendorong pertumbuhan industri film nasional melalui berbagai pendekatan kebijakan.
“Kita butuh sinergi lintas sektor, antara pemerintah pusat, daerah, komunitas, dan sektor swasta. Salah satu pendekatan strategis adalah dengan skema Public Private Partnership (PPP),” tegas Fadli.
Dalam kunjungan resmi ini, Fadli Zon didampingi Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha, Dirjen Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Ahmad Mahendra, serta Staf Ahli Bidang Hukum dan Kebijakan Kebudayaan Masyithoh Annisa Ramadhani Alkitri.
Turut hadir pula sejumlah tokoh penting dunia perfilman Indonesia seperti sutradara Garin Nugroho, produser Angga Dwimas Sasongko, aktris Christine Hakim, aktor Reza Rahadian, aktris Chelsea Islan, dan sutradara muda Razka Robby Ertanto.
Baca Juga:Fadli Zon Apresiasi Pelestarian Sastra Rusia di Museum Gogol Moskow
Festival Film Cannes 2025 digelar pada 14–25 Mei 2025 dan menjadi etalase penting bagi karya sinema dari seluruh dunia.
Partisipasi aktif Indonesia menjadi penanda semakin kokohnya posisi Indonesia dalam peta perfilman internasional.
