By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Legenda Gunung Pegat Tetap Hidup Di Masyarakat Lamongan
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Cerita Rakyat > Legenda Gunung Pegat Tetap Hidup Di Masyarakat Lamongan
Cerita Rakyat

Legenda Gunung Pegat Tetap Hidup Di Masyarakat Lamongan

Achmad Aristyan
Last updated: 29/12/2024 15:39
Achmad Aristyan
Share
SHARE

Legenda Gunung Pegat diperkirkan sudah menyebar setelah masa kejayaan Kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Raden Wijaya, yang berpusat wilayah Lamongan, Jawa Timur. Daerah di pesisir utara Jawa ini memang strategis hingga menjadi pusat ekonomi sejak zaman dahulu kala.

Jejaknya dapat dilihat dari sebuah jalan purbakala yang menghubungkan pusat pemerintahan kerajaan di Trowulan dengan pelabuhan Tuban, yang kini dikenal dengan Kambang Putih. 

Melansir dari budaya-indonesia.org, jalur ini berawal dari Desa Pamotan di selatan dan mengarah ke utara hingga Gunung Pegat. Jalur ini merupakan jalur utama yang dilalui para saudagar, prajurit, dan masyarakat umum, memperlancar pergerakan barang, informasi, dan budaya di wilayah itu.

Dalam sejarah Lamongan di Jawa Timur, kedatangan Islam di wilayah ini berawal dari peran Rangga Hadi, santri kesayangan Sunan Giri II. Berasal dari Desa Cancing, Ngimbang, Lamongan, Rangga Hadi ditugaskan untuk menyebarkan ajaran Islam di wilayah barat Kasunanan Giri. 

Konon, slama perjalanan dakwahnya, Rangga Hadi mengarungi Kali Lamong dengan perahu, hingga akhirnya tiba di Dukuh Srampoh, Pamotan, yang merupakan bagian dari jalur purbakala Majapahit. Setelah beberapa waktu, Rangga Hadi menetap di Pucakwangi dan membangun perkampungan Islam yang berkembang pesat. 

Nama Mbah Lamong, yang diberikan kepadanya oleh masyarakat, menjadi simbol kecintaan dan penghormatan terhadap tokoh yang telah menyebarkan agama Islam dengan cara yang penuh kasih dan pengabdian.

Sebagai penghargaan atas perjuangannya, Rangga Hadi diangkat menjadi adipati pertama Lamongan dengan gelar Tumenggung Surajaya pada tahun 1569.

Baca juga: Cerita Batu Ampar, Legenda Si Badang Yang Perkasa

Wira Sandi dan Ledung Sari

Di balik kemegahan Kerajaan Majapahit, terdapat sebuah cerita rakyat yang tak terlupakan, yaitu kisah Wira Sandi dan putri cantik Ledung Sari.

Wira, seorang pahlawan kerajaan, menikahi Ledung Sari, dan bersama-sama mereka memilih untuk hidup tenang di pedesaan jauh dari keramaian politik. 

Mereka menetap di lereng Gunung Pucuk Wangi, tempat yang jauh dari hiruk-pikuk ibukota Majapahit, untuk membangun kehidupan baru yang harmonis. Wira Sandi dan Ledung Sari menjalani hidup sederhana, berbahagia dengan alam yang subur dan air yang jernih. 

Namun, dalam kehidupan mereka yang damai, Gunung Pucuk Wangi ternyata juga dihuni makhluk mistis, termasuk seekor naga siluman bernama Naga Diahulu. Naga ini memiliki dua kepala, satu di bagian depan dan satu lagi di bagian ekor, yang menggambarkan dualitas sifat baik dan buruk. 

Naga Diahulu dikenal sebagai pemangsa bayi yang masih dalam kandungan, dan keberadaannya menambah misteri di sekitar kehidupan Wira Sandi dan Ledung Sari. Suatu hari, Wira Sandi dan Ledung Sari pergi ke pasar Babat untuk membeli bahan makanan yang mulai habis. 

Di sebuah warung makan, mereka bertemu dengan beberapa pria misterius yang mengamati mereka dengan tatapan tajam. Tak lama setelah itu, sebuah bencana tak terduga menimpa keluarga kecil ini. 

Dalam suasana tegang, di bawah langit mendung, Wira Sandi mendapati dirinya terlibat dalam peristiwa yang akan mengubah nasibnya dan menghubungkannya dengan Legenda Gunung Pegat. 

Kejadian ini, yang mengisahkan cinta, pengkhianatan, dan kehadiran makhluk-makhluk gaib, terus menjadi cerita yang hidup di kalangan masyarakat Lamongan.

Legenda ini tidak hanya menggambarkan kisah cinta yang abadi, tetapi juga mengandung nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil sebagai pelajaran.

Di tengah kekayaan dan kemegahan sebuah kerajaan, terdapat kehidupan sederhana yang penuh makna, dan bahwa cinta sejati seringkali diuji berbagai ujian kehidupan, termasuk kekuatan-kekuatan yang tak tampak oleh mata manusia. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Kisah Joko Lelono dalam Legenda Umbul Naga

Asal Mula Danau Tolire Ternate, Kisah Terlarang Sang Raja Kecil

Kweiya, Legenda Burung Cantik Cendrawasih dari Papua

Lebai Malang, Kisah Jenaka dan Inspiratif dari Sumatera Barat

Kisah Putri Hijau, Keindahan dan Keajaiban dari Labuhan Deli

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Pembangunan Kapal Fregat Merah Putih ke-2 Dimulai
Next Article Jejak Masa Lalu Kota Batam Berawal Dari Kampung Melayu
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?